17

1.6K 188 7
                                    

Arzio Atmadja, anak sulung dari Gracio dan Anin ini sudah menginjak umur 22 tahun ini. Anak sulung Gracio ini sedang berduduk santai di taman kecil di belakang rumahnya dengan bayi berumur 5 bulan lebih di dalam pangkuannya. Arzio kali ini mendapat tugas dari Shani untuk mengajak adik kecilnya itu berjemur di pagi hari, sedangkan Shani masih sibuk mempersiapkan kebutuhan Gracio didalam.

Sedari tadi mulutnya tak berhenti berbicara, entah bayi di pangkuannya ini paham atau tidak dengan apa yang ia katakan sedari tadi. Beberapa kali ia tertawa dengan mencium cium perut bayi di pangkuannya ini, entah mengapa ia senang melakukannya pada adik kecilnya ini.

" Udah cocok jadi bapak, dah sana cepet nikahin Chikanya"

Arzio menoleh pada sumber suara yang baru ia dengar ini, ternyata ibu dari bayi kecil dipangkuannya ini yang berbicara padanya.

Arzio sedikit tertawa," Lulus aja belum, shan. Mau dikasih makan apa Chika?" celetuknya dengan tertawa kecil

Shani hanya ikut tertawa, segera ia mendudukkan dirinya pada kursi kosong disamping Arzio ini. Ia mengambil bayi kecil di pangkuan anak sambungnya itu dengan perlahan.

" Papa udah berangkat?" Tanya Arzio

Shani mengangguk," Kamu ngga kuliah hari ini?" tanya Shani

" Ntar siang, Chika juga ntar siang"

Shani mengangguk paham. Atensinya kini jatuh pada bayi mungil di pangkuannya ini, anaknya sangat lucu sekali. Geliatan anak kecilnya ini sangat membuat Shani senang, lucu saja pikir Shani.

" Christy gimana? Udah baik?"

Arzio mengangguk cepat," Udah kuliah lagi kemarin, udah gapapa anaknya. Tapi ya masih kayak sedih gitu" jelasnya

" Temenin terus, kasian tau" titah Shani

Lagi lagi Arzio mengangguk. Segera ia membawa tubuhnya berdiri dari duduknya tadi, tubuhnya ia bawa ke depan anak kecil di pangkuan ibu sambungnya itu. Badannya ia sejajarkan untuk bisa mencium Shaka— adiknya itu dengan leluasa.

" Dah Shaka, main nanti pulang kuliah ya! Mau lanjut tidur bentar" ucapnya seraya meninggalkan Shani dan Shaka di taman rumahnya ini

Langkahnya ia bawa ke lantai atas rumahnya ini, tangannya segera membuka gagang pintu kamar yang dari kecil sudah ia tempati itu. Tubuhnya ia langsung ambrukkan pada ranjang miliknya ini. Tatapannya luruh ke atas, sesekali ia berusaha memejamkan matanya sebentar saja karena kelasnya masih nanti siang.

Arzio— Lagi lagi laki laki 22 tahun tak bisa memejamkan matanya lagi, padahal ia ingin tidur sebentar saja. Kepalanya menoleh, melihat figura foto di nakas sampingnya itu. Foto yang rasanya sudah lama berada di kamarnya ini, foto yang tak akan pernah bisa diulang lagi. Jika ia menarik ingatannya untuk akhir akhir ini, rasanya ia sudah berdamai dengan keadaan yang dulu membuatnya gila. Shani, wanita yang dulu sangat ia murkai kini sudah ia terima lagi.
Bukan— bukan untuk kekasihnya lagi, tapi sebagai ibu tiri.

Senyum Arzio terlihat menyungging sekejap,
" Hidup kadang lucu banget ya, mom?" ucapnya dengan netranya yang masih setia dengan figura di nakasnya  itu

*****

" Nanti pulang jam berapa?"

Chika menoleh pada laki laki yang duduk di kursi kemudi ini," Jam 3, kamu jam 2 ya nanti?" tanyanya lagi

Arzio mengangguk cepat," Nanti aku tungguin, kalau udah selesai langsung telfon aku ya?" suruhnya pada Chika

Chika menganggukkan kepalanya lagi, ia buka seatbelt yang terpasang rapi di tubuhnya itu dengan perlahan. Sosok yang duduk di kursi kemudinya sudah hilang, sosok itu sudah keluar dan menuju pintu samping yang akan Chika lewati. Pintu disampingnya terbuka perlahan, kekasihnya ini memang sedari dulu selalu memperlakukannya sangat apik.

EGOIS? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang