ENDING

3.2K 188 15
                                    

" Kalau kamu ngga mau atau kamu ngerasa belum cukup buat ke arah sana, mami bisa omongin ke eyang kok sayang"

Christy menggeleng," Eyang bener, Christy emang udah harus melangkah kesana" jawabnya

Aya selipkan rambut anaknya yang sedikit berantakan pada belakang telinga anaknya
itu," Ini bukan sekedar menikah seperti biasa, kamu belum tau calon kamu itu bagaimana, seumur hidup bukan waktu yang singkat" jelasnya lagi pada sang anak

" Mami sama aba bakal dimarahin eyang habis habisan kalau coba buat ngomong ke eyang, eyang juga kayak berharap banget sama Christy buat mau dalam hal ini"

Anaknya ini terlalu memikirkan perasaan orang lain, mengapa–– Mengapa sekali saja ia tak memikirkan perasaannya dahulu? Mengapa ia tak mau berpikir kedepannya tentang hidup berdua dengan orang yang bahkan belum pernah ia temui itu? Mengapa putri semata wayangnya ini dengan mudahnya mengangguk mengiyakan permintaan dari ibunya ini? Mengapa ia tak langsung menolak saja?

" Kamu terlalu baik, perasaan kamu gimana? "

Christy menggeleng lirih," Itu ngga penting mami, eyang cuma punya mami dan mami cuma punya aku, kalau aku ngga mau siapa yang mau menuhin permintaannya eyang?" jelasnya pada sang ibu

Aya mengusap surai indah milik putri semata wayangnya ini lirih," Permintaan itu masih bisa ditolak halus, mami yang bilang pelan pelan sama eyang ya? Jangan cuma pengen menuhin permintaannya eyang dan akhirnya kamu yang susah nantinya" ucap Aya menenangkan

Lagi lagi Christy menggeleng kuat," No mami, Christy udah tau segala konsekuensinya, Christy udah siap dengan apapun konsekuensinya" jawab Christy

" Arzio, Arzio bagaimana?"

" Dia kenapa?"

" Jangan bohongin mami, kamu anak mami dan mami tau semua tentang anak mami"

Christy hanya diam menunduk

Aya tegakkan lagi kepala putrinya ini dengan ia tatap lekat perempuan didepannya," Perasaan kamu ke dia nanti bagaimana? Hampir dua tahun lebih hari hari kamu berputar disana, gimana nantinya?" tanya Aya

" Arzio ngga akan kasih hatinya ke aku mi, aku yakin itu"

" Seandainya ia melakukan sebaliknya, bagaimana?" tanya Aya

Christy tersenyum disana," Eyang masih jadi prioritas aku" jawab Christy mantap

Pintu kamar Christy terbuka perlahan, sang ayah berdiri di ambang pintu dengan ragu.

" Mereka udah didepan, mau turun sekarang?"

Christy mengangguk," Sebentar ya aba, mami ngajak ngobrol bikin make up aku rusak" ucapnya dengan terkekeh kecil

Ia mulai berdiri dari tepi ranjangnya dan mulai menuju ke arah meja riasnya disana, sang ayah hanya menatap anaknya ragu, mengapa anaknya mau menerima perjodohan ini dengan mudahnya?

Haris hanya tersenyum kecil pada sang anak dan menatapnya pada pantulan cermin didepannya anaknya ini," Adek serius? Adek ngga ragu sama sekali?" tanyanya memantapkan

Ia memutar duduknya untuk bisa menghadap pada sang ibu dan ayah disana," Aba sama mami kenapa kayak ngga percaya sama Christy? Christy mantap dengan keputusan ini, aba sama mami ngga perlu khawatir oke?" ucapnya menenangkan

Haris dan Aya menyerah, membiarkan sang anak dalam keputusannya sendiri, tak ada guna mencegahnya lagi, mereka hanya berdoa ini bisa yang terbaik untuk semua.

EGOIS? ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang