24. Last Date

359 37 6
                                    

Lumine menatap langit-langit kamarnya yang kusam, mata emasnya terlihat bingung namun juga sedih.

Paimon melipat kedua tangan kecilnya didepan dada, ia sudah menunggu Lumine untuk mengajaknya berbicara sejak satu jam yang lalu namun gadis itu hanya berdiam daritadi.

"Lumine, Paimon rasa kau ini benar-benar seperti orang kehilangan tujuan." Cerocosnya kesal.

Mendengar perkataan Paimon yang sedikit menusuk itu Lumine segera menatap dan tersenyum pada sahabat kecilnya. "Jangan begitu dong, aku sedang sedih nih."

"Paimon tahu kok, Lumine belum siap berpisah lagi dengan Xiao kan! Tapi jangan seperti ini, lebih baik kau gunakan sisa waktunya untuk dihabiskan bersama Xiao kan." Lanjut Paimon sambil menghela nafas.

Lumine perlahan duduk dan menyandarkan punggungnya di dinding, "kau benar Paimon."

"Berpisah lagi..." gumam gadis itu pelan.

Paimon menggembungkan pipinya dan terbang mendekati Lumine, "Paimon yakin kau bisa melewatinya, ingat tujuanmu untuk mencari kakakmu."

"Lebih baik, gunakan hari terakhir besok untuk kencan bersama Xiao." Lanjut Paimon yang kesal melihat sahabatnya lemas.

Lumine melirik sahabat kecilnya kemudian tersenyum dan mengangguk, "baiklah, Paimon." Tangannya menarik peri seukuran bayi itu dan segera mendekapnya dalam pelukan.

"Dasar Lumine, Paimon bukan boneka!"

"Kau lebih baik tidur sekarang daripada besok wajahmu terlihat jelek di depan lelaki sombong itu."  Lanjut Paimon sambil menunjuk mata Lumine yang terlihat lelah.

"Ihh, aku tidak mau terlihat jelek, baiklah ayo tidur." Gadis pirang itu segera menarik selimutnya dan menjatuhkan punggungnya di atas ranjangnya, perlahan ia memejamkan matanya, membiarkan Paimon ikut tidur disampingnya. 

Berkat Paimon, malam itu Lumine bisa tidur dengan lebih tenang.

Keesokan harinya

Tok... tok...

Tok... tok... tok...

Matahari pagi menembus jendela kamar Lumine dan perlahan menyilaukannya, suara ketukan dipintu membangunkan gadis itu dari tidur nyenyaknya. Semalam ia bahkan tidak sempat bermimpi.

Paimon masih tertidur nyenyak disebelahnya, dan jam menunjukkan pukul 6 pagi. Masih sangat pagi.

Lumine berusaha turun dari kasur pelan-pelan dan membuka pintu kamarnya.

Pemandangan yang ia lihat pagi ini melukis senyum di wajah ngantuknya. "Xiao, selamat pagi."

"Selamat pagi Lumine." Xiao tersenyum lembut, memperhatikan gadis didepannya sedang mengusap-usap matanya.

Lelaki itu menyodorkan setangkai bunga Qingxin kepada kekasihnya, "kau tahu, rasanya aku ingin memberimu bunga pagi ini."

Lumine meraih bunga itu kemudian tersenyum gemas, "hee.. darimana kau dapat bunga Qingxin di Inazuma, Xiao?"

"Dari toko bunga." Balas Xiao singkat.

"Pintar sekali haha..."

Lumine menutup pintu kamarnya pelan agar Paimon tidak terbangun, kemudian ia menarik nafas panjang, membiarkan udara segar pagi ini memenuhi dirinya.

Gadis itu duduk di tangga pendek didepan kamarnya, tangannya menepuk lantai disebelahnya, memberi isyarat kepada Xiao agar duduk disebelahnya. Tentu saja yaksha itu menurut.

"Xiao, kita akan berjauhan lagi mulai besok." Ucap Lumine sambil tersenyum sedih.

"Kau sedih?" Xiao melirik gadis itu.

I Know, I Want You [Xiao X Lumine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang