Chapter 15

997 114 113
                                    

"Bergaya sewajar nya saja, jangan sampai meniru gaya mereka yang rela menyiksa orang tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bergaya sewajar nya saja, jangan sampai meniru gaya mereka yang rela menyiksa orang tua."
— Venice Kornwit Treerapanyakun

⚠️ Mengandung kekerasan







•••








"Apa yang kalian berdua lakukan?" Venice dan Beanie menyadari kehadiran Wristband, tampak terdapat kerutan di kening pemuda itu.

Pemuda itu pun melihat Beanie tanpa mengenakan kaca mata, dengan segera Wristband menarik tangan Beanie untuk berada di sampingnya, Venice hanya tersenyum dan melihat kearah jam tangannya. Bahkan ia baru sadar kalau waktu sudah menunjukkan pukul 20.45 malam.

"Aku hanya meminjam pengawalmu sebentar, untuk makan Som Tam dan minum Milk tea"

Beanie hanya bisa menunduk, bahkan dia sedang binggung harus melakukan apa sekarang ini. Angin malam berhembus dengan begitu pelan, dengan begitu santai Wristband memegang tangan Beanie dan menatap iris mata sepupunya itu.

"Nic, kau memiliki banyak orang di sekitarmu kenapa harus meminta pengawalku untuk menjagamu?" Tanya Wristband pada sepupunya itu.

"Bukan! Kau hanya salah paham, aku hanya mengajaknya healing"

Dengan segera Wristband menoleh kearah Beanie yang menunduk. "Benarkah itu?"

"Iya" Dengan begitu polos Beanie mendongak ke arah Wristband.

Kali ini Wristband merasa tidak senang bila Beanie terus dekat dengan Venice. Bahkan dia terus mengelak, namun hatinya tidak bisa bohong bila dia tertarik dengan pengawal cantiknya ini. Wristband tidak suka berdebat dengan Venice, karena dia  terlalu lelah berbicara dengan Venice yang terlalu pintar untuk dirinya.

Venice melihat bahwa Beanie terjebak di antara dirinya dan Wristband, karena raut wajahnya sudah menjelaskan semuanya. Dengan santai Venice mengangkat kedua bahunya, dia mendekati Wristband dan menepuk bahu sepupunya itu.

Wristband pun melirik kearah bahunya. "Aku harus pulang, aku titip salam untuk Paman Kinn dan Aunty Porsche. Jangan terlalu keras kepala, agar kedua orang tuamu tidak terlalu pusing memikirkanmu"

Pria cantik itu pun menunduk setelah melihat kepergian Venice, kemudian jemari kekar Wristband meremas pelan tangan Beanie. Dengan segera Beanie mendongak kearah sang Tuan.

"Hei, berhentilah bersikap ceroboh" Sergahnya, dengan segera Wristband melepaskan gengamannya dari tangan Beanie.

"Bukankah saya libur satu hari... Untuk apa anda mencari saya?" Tanya Beanie pelan.

"Tidak ada libur" Jawab Wristband dengan begitu kesal.

"Saya bukan mesin? Bahkan saya butuh liburan?"

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang