Chapter 08

1K 139 20
                                    

"Obsesi adalah sumber kegeniusan dan kegilaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Obsesi adalah sumber kegeniusan dan kegilaan."
- Venice Kornwit Treerapanyakun







•••







Iris mata tajam milik Venice pun melihat sebuah notif panggilan dari Sam. Dengan segera jemari kekarnya menekan tombol masuk. Pandangan mata pemuda itu menatap ke arah balkon.

"Hallo! Apa kamu baik-baik saja Sam?" Tanyanya, karena Venice mendengar suara isakan Sam yang terdengar memilukan.

Dengan segera Venice bangkit dari kursi santainya dan berjalan memasuki kamarnya.

"Hisk... Bawa pergi Sam dari sini! Kacau!" Pekiknya, bahkan Sam tak bisa mengontrol kesedihannya kali ini.

"Ya sekarang kau ada di mana?" Venice segera memakai jaketnya.

Bahkan Venice segera mengambil kunci motornya. "Hmm... Aku kabur dari rumah, kali ini aku berada di depan sekolahan?" Kaki jenjang Venice pun menuruni tangga dan mengabaikan teriakan Ibunya yang memanggil namanya.

Venice pun sudah tak peduli akan sekitar. Sekarang yang ia pedulikan hanya Sam. Laki-laki manis yang membuat hati dinginnya selalu mencair.

"Tunggu di situ, jangan kemana-mana okey" Perintah Venice pada Sam yang di liputi rasa sedih.

"Cepat kemarim Sam takut sendirian" Pria cantik itu berlinang air mata kesedihan.

"Okey tunggu Phi matikan dulu teleponya" Ucap Venice begitu lembut dan mematikan panggilannya.

Hingga akhirnya dia meninggalkan perkarangan kediaman Minor. Dan tak memperdulikan Ibunya yang melihatnya di depan teras rumah utama.

"Kenapa Nic begitu buru-buru" Monolog Pete khawatir.

Di perjalanan Venice melajukan motornya dengan kencang. Tak berselang lama kemudian dirinya sampai di tujuan. Dimana ia melihat Sam menangis sambil menunduk dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua kakinya.

Venice pun menundukkan tubuhnya dan mengangkat wajah Sam itu menatapnya.

"Hei, jangan sia-siakan air matamu?" Jemari kekar Venice pun mengusap pelan air mata Sam yang membasahi pelupuk mata bulat itu.

"Bawa aku pergi?"

"No no no, ceritakan masalahmu padaku"

"Aku benci Daddyku"

"Kenapa..?"

Sam hanya mengeleng dan ia belum siap untuk menyeritakan semuanya pada Venice. Hingga akhirnya keduanya bangkit dan Venice memeganga jemari Sam.

Kali ini Sam berhenti melangkahkan kakinya dan berdiam diri di tempat. "Daddyku mengkhianati Mommyku!!"

Venice tak bodoh dan dia tau pengkhianatan dalam rumah tangga adalah sebuah perselingkuhan. "Maafkan aku? Menangislah agar hatimu merasa lega?"

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang