Chapter 14

939 115 196
                                    

[Disclaimer]
Di mohon bijak dalam membaca karena sedikit sensitif. Thank you all ♡

"Hormati orang yang kau cintai sampai dia memberikan kehormatannya, tanpa dia kont*l mu tak berguna!" — Vegas Kornwit Treerapanyakun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hormati orang yang kau cintai sampai dia memberikan kehormatannya, tanpa dia kont*l mu tak berguna!"
— Vegas Kornwit Treerapanyakun

⚠️ 21+








•••








Pemuda itu pun sadar bahwa semalam ia menghabiskan waktunya bersama jalang sewaannya. Venice pun memandang kearah langit-langit kamarnya dan mengingat bagaimana Sam begitu senang mendapatkan ciuman dari Wristband.

Dengan kasar Venice menyisir surai dengan jemari kekarnya. Lalu dia bersandar pada kepala ranjang. Meneguk segelas air dan menghisap sebatang rokok di pagi hari. Menikmati pemandangan dari arah jendela kaca berukuran besar di kamarnya. Mata elang Venice melihat kearah sekeliling kamarnya yang terlihat kacau dan berantakkan.

Ia pun beranjak dari ranjang dan menutup tubuh polosnya dengan bathrobe. Pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.

Walaupun Venice memiliki segalanya dan memiliki predikat sebagai Tuan muda Minor, tetapi itu membuatnya terasa hampa. Ia pun mengaca di depan cermin dan melihat bekas luka di wajahnya perlahan memudar. Dengan segera Venice mengosok giginya dan membilas wajahnya dengan air.

Venice terlihat begitu tampan dengan kaos putih dan jaket denim yang membalut tubuh kekarnya. Bahkan celana jeans navy blue membalut kaki jenjangnya. Dia adalah definisi kesempurnaan yang di takdirkan dalam keluarga Minor. Namun sikap angkuh dan brengsek milik Venice tidak bisa hilang dari dalam dirinya. Karena sisi itu melekat sejak dia di lahirkan kedunia ini.

Dan sialannya lagi, Venice mewarisi semua sifat Vegas yang memang brengsek. Sisi manipulatif Venice lebih licik dari pada Vegas.

Jangan salahkan Venice bila dia bisa menjadi seorang iblis. Karena Venice satu-satu orang yang lebih menyeramkan dari Vegas. Karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Iris mata tajamnya pun melihat kearah balkon di mana para pengawal keluarga Minor tengah berjaga. Dia mulai menebak-nebak bila Ayahnya tengah datang berkunjung ke safe house. Ini sangatlah buruk bagi Venice karena dia tidak memiliki hasrat untuk mendebat seseorang terutama sang Ayah.

Ia pun pergi meninggalkan kamarnya dan melihat para pengawal menunduk hormat padanya.

Tebakkan Venice memang benar bila sang Ayah tengah datang berkunjung. Mata tajam milik Vegas pun melihat kearah putra semata wayangnya itu. Oh tidak, raut wajah kemarahan tersirat di wajah tampan milik Vegas. Hal itu membuat beberapa pengawal undur diri dan membiarkan sang Tuan berbicara empat mata dengan Tuan muda mereka.

"Selamat pagi, Daddy" Sapa Venice pada sang Ayah yang menatapnya bengis.

Kaki jenjang Vegas pun mendekat dan menampar wajah Venice. Bila saja Pete tahu mungkin hati pria cantik itu akan teriris.

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang