Chapter 28

879 92 190
                                    

"Nah, ketika aku mulai jatuh cinta pada pria lain, aku menyadari bahwa dia tidak bisa membuat aku tersenyum, seperti yang kamu lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nah, ketika aku mulai jatuh cinta pada pria lain, aku menyadari bahwa dia tidak bisa membuat aku tersenyum, seperti yang kamu lakukan. Atau mungkin aku belum menemukan orang yang tepat?"
- Sam Chalach Tantijibul











•••












"Samm.."

"Ehh..? A-apa?"

"Bagaimana perasaanmu? Aku senang melihatmu lemah tak berdaya?"

Dengan begitu lembut Venice mengecup jemari tangan memilik Sam. Bahkan lengan kekar milik Venice di gunakan bantalan untuk Sam. Keduanya mengatur nafas setelah melakukan hubungan intim.

Kali ini Sam terlihat kesal ketika mengingat pria di sampingnya itu menyemburkan sperma kedalam holenya.

"Nic, bodoh sekali" Katanya, iris mata Venice melihat kearah Sam.

"Hahaha... Apa aku membuatmu kesakitan?" Jemari Venice menyetuh pipi mulus milik Sam.

"K-kondomnya.. Bagaimana bisa bocor di dalam, kalau aku hamil, apakah Phi akan tanggung jawab?"

Pria tampan itu pun terdiam sejenak dan mencerna ucapan manis milik pria cantik di hadapannya. Dengan begitu lembut Venice mengecup bibir milik Sam.

"Minum pill KBnya? Bila kau tetap hamil, maka aku akan menikahimu?"

Tanpa sadar Sam melihat wajah tampan milik Venice, bahkan dia menyadari bahwa Venice benar-benar pria tampan yang begitu perkasa. Bahkan Sam merasa tersanjung akan ucapan pria tampan di hadapannya itu. Tetapi ia masih ingat betapa kejamnya pria ini menyiksanya. Rasa cinta dan benci menjadi satu di hati Sam sekarang ini.

"Phi Venice, aku mau punya anak satu" Tutur Sam, bahkan jemari Venice sibuk mengelus surai coklat milik Sam.

"Kenapa gak lima"

"Eughh... Berhentilah untuk bercanda?" Kesal Sam pada pria di hadapannya itu.

"Haa.. Aku serius dengan perkataanku, sayangku" Jelas Venice.

Tubuh keduanya terlihat begitu dekat, bahkan Sam mencium pelan dada bidang milik Venice. Hari ini mereka berusaha berdamai dengan egonya. Bahkan Venice berusaha menyelimuti pria cantiknya itu.

"Phi Venice?"

"Hmmm"

"Bagaimana dengan nasib kedua keluarga, bila nanti aku sampai hamil anakmu?"

Venice masih setia mengelus pinggang ramping milik Sam di balik selimut. Sesekali pria tampan itu menyesap aroma mawar di tubuh Sam dengan seksual.

"Aku sangat menyayangimu, mungkin aku akan bertarung untuk mendapatkan izin memilikimu!" Jawab Venice yakin.

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang