Chapter 25

902 102 139
                                    

"Terkadang manusia lebih baik dari malaikat, dan bisa lebih jahat dari iblis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang manusia lebih baik dari malaikat, dan bisa lebih jahat dari iblis."
— Venice Kornwit Treerapanyakun










•••











Dua hari setelah kepergian Venice ke Venesia. Sekarang Pete disibukkan merapikan pakaian suaminya kedalam koper untuk perjalanan bisnis ke Makau. Pria cantik itu meletakannya dengan begitu rapi pakaian Vegas kedalam koper. Tidak lupa Pete menyimpan kotak obat darurat di dalam koper besar itu.

Vegas yang baru saja selesai mandi pun melihat kearah istrinya yang sibuk merapikan barang-barangnya, dengan begitu lembut jemari kekar Vegas menarik pinggang Pete untuk duduk di pangkuannya.

Keduanya pun bertukar kecupan, Pete bisa merasakan jemari Vegas mengusup masuk kedalam gaun malamnya, dengan begitu lancang Vegas memainkan puting mungil milik Pete.

"Wegath! Sudahlah!" Pria cantik itu pun menghentikan kenakalan yang dibuat oleh suaminya, dengan segara Pete membereskan pekerjaannya yang tertunda.

"Besok aku berangkat pagi. Mungkin aku akan bertemu dengan, Nic?" Iris mata Vegas melihat kearah istrinya.

Baru sehari di tinggal pergi Venice, hati Pete sudah mulai merindukan remaja itu. Bahkan Pete melupakan bahwa putranya sudah berumur 18 tahun. Sesayang itu, Pete pada putra kecilnya yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang.

Vegas pun memeluk tubuh ramping milik Pete sambil mencium sayang pundak milik pria cantik itu. Karena besok Vegas akan pergi bersama Macau untuk membahas bisnis di kota Makau. Bahkan dia akan melakukan pertemuan dengan beberapa kolega keluarga Theerapanyakun.

"Apakah disana akan lama?" Tanya Pete pada suaminya itu. "Bila bertemu Nic suruh dia cepat kembali karena aku merindukannya?" Pete mempoutkan bibirnya lucu.

"Hanya sebentar, nanti aku sampaikan kepadanya?"

Pete masih setia menghirup aroma wangi di tubuh Vegas. Bahkan keduanya berpelukan dengan begitu mesra. Sesekali mereka saling bertukar kecupan kecil yang terlihat romantis.

"Kenapa kamu sangat mirip dengan, Nic?"

"Apa kau lupa sesuatu." Tanya Vegas sambil merapikan anak rambut milik Pete. "Kau sangat membenciku di saat mengandung, Nic."

Pete menyamankan duduknya di pangkuan kokoh milik Vegas. "Uhmm... Apa alasan itu membuat Nic ku mirip denganmu?" Vegas hanya mengangkat bahunya singkat.

Iris mata tajam milik Vegas pun mulai memandangi wajah ayu milik Pete, bahkan pria cantik itu semakin hari malah semakin cantik. Pinggul Pete terlihat begitu ramping bila memakai kemeja kebesarannya. Vegas kerap kali di buat gila oleh pria cantik di pangkuannya ini.

"Bagaimana kalau kita membuat adik untuk, Nic?" Tanya Vegas pada istrinya itu.

"Wegath, jangan gila?"

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang