Chapter 21

918 116 222
                                    

"Semua orang punya perasaan, namun cara mereka menunjukkan yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua orang punya perasaan, namun cara mereka menunjukkan yang berbeda."
— Venice Kornwit Treerapanyakun









•••









"Wegath apa kamu akan pergi ke mansion Main?"

Pria cantik berwajah manis dan bersyrau hitam kelam sibuk menatap kearah suaminya. Tatapan tajam milik Vegas melihat kearah istrinya, jemarinya sibuk mengancingkan lengan kemejanya. Entah mengapa Pete terlihat sedikit cemas di saat melihat langkah suaminya semakin dekat.

Pete hanya meremas ujung kemeja kebesarannya, sebelum itu dia merasakan belahan pantatnya terasa perih, karena pagi ini Vegas telah mengenjot dirinya di dalam kamar mandi selama 30 menitan.

"Hmm.. Karena ada urusan pekerjaan." Ujarnya, mata tajam Vegas masih setia melihat kearah pria cantik di hadapannya itu.

Pete terkejut di saat jemari kekar Vegas menarik pelan ujung kemejanya. "Wegath ada apa?"

Vegas mengamati wajah ayu milik istrinya yang terlihat sexy sehabis having sex dengannya pagi ini.

"Sebenarnya aku masih ingin bermesraan denganmu disini." Ujar Vegas pelan.

"W-wegath?! Tadi pagi kita sudah?!"

"Stt! Aku hanya mengeluarkannya sekali!!" Wajah Pete seketika berubah menjadi semerah kepiting rebus. Jemari kekar Vegas pun mengusap pelan bibir ramun milik Pete.

"Tidak! Aku tidak mau berjalan pincang?!" Pete pun mempoutkan bibirnya lucu.

Vegas hanya tersenyum disaat melihat tingkah mengemaskan istrinya itu, rasanya Vegas tak akan melepaskan setiap moment manisnya bersama pria cantik di hadapannya ini. Hingga akhirnya sesuatu terpintas di otak Vegas. Bagaimana pria semanis ini melahirkan seorang iblis?

"Katanya mau pergi menemui Kinn? Pasti dia sedang menunggumu sekarang ini! Aku akan menyiapkan segala keperluanmu hari ini!" Ucap Pete sambil merapikan kerah kemeja milik sang suami.

Mendengar kalimat itu, Vegas otomatis tersenyum simpul. "Aku akan mengajak Venice ikut bersamaku?"

"K-kenapa? Apakah Macau tidak bisa ikut bersamamu?"

"Dia akan sibuk hari ini untuk menyelesaikan bisnis Minor di Chiang Mai." Jawab Vegas yakin.

"Kebiasaan, dia selalu tak mengatakan apapun padaku." Pete mendengus kesal.

"Dia sudah besar.. Mungkin cuma beberapa hari di sana tak perlu khawatir, lebih baik urus putra kesayanganmu itu?" Vegas santai.

"Wegath, sudahlah jangan memancing emosi Venice?"

"Tidak ada."

"Ya terus kamu selalu bikin dia kesal." Pete pun menatap sebal kearah Vegas.

"Karena putramu mudah pemarah!"

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang