Chapter 06

1.1K 143 39
                                    

"Cinta melihat melalui teleskop, sedangkan cemburu, melihat melalui mikroskop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta melihat melalui teleskop, sedangkan cemburu, melihat melalui mikroskop."
— Venice Kornwit Treerapanyakun








•••









Kala itu matahari belum sepenuhnya muncul. Bahkan Wristband sudah memakai seragam sekolahnya dan tas tas rangsel di punggungnya. Dengan begitu buru-buru Wristband berlari ke arah garasi dan menyalahkan motor ducatinya berwarna navy bluenya. Hingga akhirnya ia berlalu dari kediaman Main.

"Kenapa Wristband begitu buru-buru?" Tanya Kinn pada Porsche yang sibuk menuangkan kopi ke cangkir milik Kinn.

Porsche pun melihat kearah Kinn. "Katanya ada urusan mendesak dengan Venice di sekolah"

Kali ini Kinn hanya ber 'o' ria dan sibuk membaca laporan perusahan yang belum sempat dia baca.

Sementara itu di sekolah terlihat Venice dan Wristband berdiri di bawah pohon. Bahkan cuaca pagi itu sangat dingin dan mereka lupa membawa hoddie ataupun jaket.

"Ehh... Dingin banget" Ucap Venice sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku benar-benar dungu memiliki saudara sepertimu?"

"Aku lagi ingim melihat Beanie, Anjing" Wristband pun melirik kearah Venice.

"Ya gak subuh-subuh juga kita ke sekolahan. Nih kita sudah sejam setengah matung di bawah pohon. Kalau dungu tuh jangan di pelihara"

Venice benar-benar kesal hari ini.

"Ya karena Beanie berangkatnya subuh-subuh tau?" Kali ini Venice benar tak mengerti akan jalan pikiran saudaranya itu.

"Tapi kan setiap hari matamu melihat Beanie di dalam rumah" Kesal Venice sampai ke ubun-ubun.

"Tetep aja? Setiap aku berangkat pagi dia tak ada di rumah?"

"Kau benar-benar dungu!"

Tak lama kemudian Beanie datang ke sekolahan. Bahkan ia merasa nyaman di sekolah barunya itu. Iris mata Wristband pun melihat pelan kearah Beanie.

"Kau harus melihatnya?" Ucap Wristband pada Venice.

Kali ini Venice hanya pasrah. "Secantik apa dia sampai kau menjadi sebegitunya?"

Iris mata tajam Venice pun melihat kearah Beanie sekilas. Tetapi hati Venice tak terketuh sama sekali.

"Itu liat dia matanya indah?"

"Oh!"

"What? Hanya cuma kata oh yang benar saja?" Wristband mulai frustasi.

"Ya terus kau mau ngapain salto"

"Mati saja kau, Nic"

Venice pun kesal dan memukul kepala belakang milik Wristband dan berlalu. Bahkan Wristband berpikir terbuat dari apa hati saudaranya itu. Bisa-bisanya Venice tak tertarik dengan pria secantik Beanie.

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang