Chapter 02

1.7K 175 7
                                    

"Ketika semuanya menjadi kacau, orang-orang yang berdiri di dekatmu tanpa gentar, mereka adalah keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika semuanya menjadi kacau, orang-orang yang berdiri di dekatmu tanpa gentar, mereka adalah keluarga."
— Venice Kornwit Treerapanyakun







•••







Sepulang sekolah, Sam sibuk membalut luka di pelipis Venice dengan plester. Bahkan luka itu terlihat menyakitkan menurut Sam. Tetapi Venice tidak mengerang kesakitan sama sekali dan fokus melihat wajah cantik milik pria cantik itu.

Jemari lentik Sam pun menurunkan poni Venice untuk menutupi plester poporo di pelipis Venice. Karena pria cantik itu tau, kalau Aunty Pete tidak suka bila putranya terluka.

"Sudah selesai." Pria cantik itu tersenyum manis kearah Venice untuk sekian kalinya.

Di mata Venice menjelaskan bahwa Sam Chalach Tantijibul adalah orang tercantik setelah Mommynya. Bahkan Venice tidak bisa memungkiri hal itu.

Hembusan udara sore itu meniup surai Sam dengan lembut. Hal itu menambah aura kecantikkan terpancar lebih dalam, di dalam diri pria cantik itu. Venice pun menyandarkan punggungnya di kursi taman dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Iris mata tajam Venice pun melihat Joseph berjalan kearah taman. "Joseph!! Dia sudah datang?"

Dengan segera Sam melihat kearah di mana Venice memandang Joseph. Ternyata ucapan Venice benar kalau si sulung Tantijibul sudah datang untuk menjeputnya.

"Woi." Joseph segera menyapa kedua remaja yang duduk di kursi taman dengan canggung.

"Sudah lama ya kita tak bertemu." Ucap Venice dan menatap kearah Joseph.

"Karena akhir-akhir ini aku sibuk kuliah, jadi terima kasih sudah menemani Sam sampai aku datang."

Ucap Joseph pada putra tunggal keluarga Minor itu.

"Sama-sama." Ucapan Venice terkesan singkat dan padat.

"Bye Phi Venice sampai jumpa lagi." Venice pun tersenyum di saat Sam yang melambaikan tangan kearahnya.

Venice pun pergi meninggalkan taman dan bergagas pulang. Sesampainya di rumah ia sibuk membaca buku ataupun mendengarkan musik.

Kerap kali Venice pergi ke mansion milik Kim Khimhant Treerapanyakun, sang paman hanya untuk belajar musik. Diam-diam Venice belajar bermain gitar dan berbagai alat musik yang menarik perhatiannya. Dia memang terlahir jenius dari rahim seorang pria cantik seperti Pete.

Kedua mata tajamnya sibuk membaca buku filsafat tentang kehidupan. Karena Vegas sering menghadiahi Venice buku tentang kehidupan.

"Sayang, apa kamu sudah tidur?" Venice melihat kearah Ibunya yang membawa buah-buahan dan susu hangat untuknya.

"Belum! Aku sedang menyelesaikan tugas sekolahku, jadi apakah... Mommy butuh bantuan dari Venice." Tutur Venice pada ibunya yang cantik itu.

Kali ini demi Tuhan, Pete benar-benar gemas akan putranya itu. Bahkan Pete menyayangkan putranya dewasa terlalu cepat.

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang