Chapter 20

982 118 126
                                    

"Saat terlalu sering memanipulasi kebenaran, kau akan buta dengankebenaran yang sesungguhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat terlalu sering memanipulasi kebenaran, kau akan buta dengan
kebenaran yang sesungguhnya."
— Venice Kornwit Treerapanyakun

⚠️ 17+










•••










Di dalam cahaya yang redup dan ruangan yang terasa nyaman, Venice melihat kearah pria cantik yang tubuhnya terasa berkeringat. Membuat kemejanya basah, dan surai coklatnya yang basah. Bahkan tubuhnya mengkilat karna keringat yang membuatnya basah kuyup.

Venice terlihat menatapnya acuh, tetapi Sam terlihat menatapnya nakal.

Tanpa berkata-kata, Venice pun mendudukan tubuh Sam di atas sofa panjang di kamarnya. Pria cantik itu terlihat kebinggungan dan kerasa kegerahan. Venice pun duduk di samping Sam sambil melebarkan kakinya. Seketika Venice terkejut disaat Sam menjatuhkan kepalanya di antara sekalangan Venice.

"Apa-apaan..." Venice merasakan sesuatu tegang di antara selakangannya.

Sam semakin menekan wajahnya pada selakangan Tuan muda Minor, jemari kekar Venice pun keremas kepala sofa, sekarang ini dia tidak kuat.

"Phii.. Kenapa di sini sangat keras, itu membuat Sam tidak nyaman, Phii"

Venice pun menyamankan posisi Sam untuk tidak menyengol area privasinya. Kali ini Sam bersikap seperti seekor anak kucing membuat Venice kewalahan. Dengan nakal Sam melepaskan celananya, bahkan hanya menyisakan kemeja putih dan celana dalam.

"Samm.. Pakai celanamu kembali aku mohon" Kali ini Venice memohon dan menundukkan tubuhnya di hadapan Sam.

"Hihihi... Gak mau soalnya gerah.. Huumm.. Meow..!" Sam mulai berulah dan menyentuh tangan Venice.

Pria tampan itu pun berusaha mengancingkan kemeja milik Sam. Tetapi pria cantik itu berusaha melepaskan kemejanya dari tubuhnya. "Jangan di lepas sembarangan, jadi anak laki-laki yang penurut?"

Sam pun mempoutkan bibir lucu kearah Venice. "Uhmm... Gerahh... Aku gerah..!"

Pria cantik itu masih saja memaksa membuka pakaiannya dan duduk layaknya kucing. Inilah yang membuat mental Venice tidak aman. Apakah ini ketersengajaan agar Venice tergoda? Tetapi kenyataannya Sam tidak terlihat mengada-ngada melainkan terpengaruh akan obat perangsang.

Selakangan Venice terasa sesak?

Venice membuang nafasnya panjang, dia pun bangkit dan berjalan menjauh untuk menetralkan pikirannya.

"Ya Tuhan, hukuman apa yang kau berikan padaku?" Venice merasa penisnya terasa ngilu. "Kenapa ujianmu sangatlah berat.. Bisakah aku memasukinya sekarang? Ahh... Tidak mungkin aku akan menyelesaikannya di kamar mandi? Shh.. Siah! Kenapa rasanya menjadi semakin ngilu!"

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang