Chapter 19

900 122 146
                                    

"Terkadang, persaudaraan yang solid, kalah dengan namanya cinta yang mempersulit"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang, persaudaraan yang solid, kalah dengan namanya cinta yang mempersulit"








•••








"Nanti malam pengamanan di dalam pesta harus di perketat?"

Iris mata Beanie melihat Ayahnya yang sedang memberikan komando pada bawahannya. Rasa kagum pria cantik itu sangatlah besar kepada Ayahnya.

Karena malam ini, hari dimana perayaan ulang tahun Tankhun. Bahkan putra tertua Theerapanyakun itu menginginkan kedamaian di pestanya nanti, tanpa ada kekacauan ataupun perkelahian. Bahkan Tankhun sudah menyiapkan semuanya dengan begitu mewah.

"Beanie" Panggil Pol pada putranya.

Dengan segera Beanie menoleh kearah sang Ayah. "Ada apa Ayah memanggilku?"

"Malam ini terus kawal Khun Wristband karena aku khawatir banyak yang mengincar nyawanya" Jelas Pol pada sang putra.

"Baiklah Ayah, aku permisi dulu" Ucap Beanie sangatlah sopan.

"Laksanakan tugasmu dengan baik" Beanie pun tersenyum dan undur diri dari hadapan sang Ayah.

Wristband, diam-diam dia mengamati Beanie walaupun sikapnya terkesan dingin dan acuh. Bahkan Porsche merasa bahwa putranya ini tidaklah seaktif biasanya. Karena hari ini Wristband senang menyendiri dan menghabiskan waktu luang di dalam kamar.

"Wristband.. Apa kamu sakit?" Tangan Porsche pun menyentuh kening sang putra.

"Tidak"

"Minum vitaminnya"

Wristband melihat kearah sang Ibu. "Aku bukan anak kecil lagi?"

"Sampai kapanpun seorang Ibu akan menganggap anaknya seperti anak kecil"

Kaki jenjang Porsche pun melangkah kearah meja naskar dan mencari kotak P3K, dimana putranya sering menyimpan vitamin di dalam sana. Wristband hanya menyisir surainya kasar.

"Minumlah, setelah itu Mama harus menemui Papamu"

"Tentu saja, karena Papa suami Mama" Datar Wristband pada sang Ibu.

"Ya yaa jangan bertingkah" Porsche pun menyempuk pipi Wristband dan berlalu dari ruangan sang anak.

Wristband merasa kedua orang tuanya terlalu asing baginya. Setiap dalam masalah, maka Wristband akan memedam itu semuanya sendiri. Rasanya otaknya ingin meledak saat itu juga.

Saat ini dia sangat lelah.

Akhirnya, pemuda tampan itu pun meninggalkan kamarnya untuk mencari udara segar. Kemudian, tak sengaja bertemu dengan sang Ayah.

"Selamat pagi, Pa"

"Papa, sudah melihat nilaimu hari ini?" Ucap Kinn pada sang putra.

"Bukankah hasilnya sangat memuaskan, sebenarnya aku ingin memberi tau ini dari kemarin" Wristband terlihat begitu antusias.

01. WHY Seasons 1 | Loving in Silence is Painful [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang