🦋13 - Dampak nyata🦋

28 4 0
                                    

HAPPY READING :)

JANLUP VOMENT




-------------------------------------

Pagi-pagi buta, dimana matahari masih belum menampakkan diri, Kenzo, Calista, Justin, Zidan, dan juga Kenneth sudah berada di depan pintu ruang khusus milik Ilos bersaudara.

Zidan mengetuk pintu. Butuh waktu lama agar ada yang membukakan pintu tersebut.

Tampaklah Dave dengan raut wajah khas bangun tidurnya, rambut masih acak-acakan, dan pastinya masih memakai piyama.

"Ada apa?" tanya Dave dengan suara seraknya.

"Hari ini ulang tahun duo K, jadi kami ingin meminta bantuan kalian," jelas Zidan.

Dave mengernyitkan dahi sambil menaikkan satu alisnya, bermaksud bertanya apa yang bisa dia bantu.

"Hiraukan duo K, apalagi Kailo. Jika dia berbicara anggap saja dia tak ada. Untuk Kaisya, hari ini dia izin tidak masuk sekolah karena ada kegiatan organisasi. Jadi, tolong sampaikan pada si kembar, mereka harus menganggap Kailo tak ada hari ini," jelas Zidan yang mengerti kode Dave tadi.

"Baiklah, apa ada lagi?" tanya Dave sebelum ia kembali tidur lagi.

"Sepertinya itu dulu saja, urusan surprise nanti akan kami urus," jawab Kenneth.

"Okei kalau begitu aku masuk lagi ya."

"Iya, lanjutkan tidurmu. Jangan lupa sampaikan pada si kembar," ingat Kenneth sekali lagi. Dave hanya membalas dengan anggukan saja.

Sesampainya di kamar Dave menghela nafas. Cara tidur adik bungsunya tak pernah berubah. Selimut sudah berada di bawah, bantal pun terlempar di dekat pintu. Padahal baru saja ia tinggal sebentar.

Naresya jika merasa ia sendirian di atas ranjang maka ranjang tersebut seketika berubah seperti kapal pecah. Tapi jika dia merasa di sampingnya ada orang maka akan tidur dengan anggunly.

"Tidak pernah berubah," gumam Dave sambil mengambil selimut yang jatuh dan mengambil bantal yang sudah terlempar di depan pintu.

Ia membetulkan letak tidur Naresya.

"Sstt... tidur lagi," gumam Dave mengelus rambut Naresya yang tadi agak sedikit terganggu.

Setelah membenarkan letak tidur sang adik, dia kembali lagi ke alam mimpinya.

Pagi pun telah tiba, sinar matahari menyorot masuk ke dalam kamar Ilos bersaudara.

Naresya merasa terganggu dengan sinar yang langsung ke arahnya. Dengan perlahan ia mengumpulkan nyawanya. Setelah terkumpul, Naresya melihat ke arah kakaknya.

"Kak, bangun udah pagi nih," ucap Naresya sambil menggoyangkan badan sang kakak pelan.

Dave merasa terganggu dengan gerakan kecil Naresya. "Jam berapa?"

"Jam setengah 7 kak," jawab Naresya.

"Ohh, mandi dulu dek, nanti ada yang mau kakak sampaikan sama kalian berdua."

"Iya kak, aku mandi dulu ya."

Tak butuh waktu lama Naresya selesai mandi, kemudian ia kembali lagi masuk ke kamar kakaknya. Dilihatnya sang kakak baru selesai mandi.

"Ada apa kak?"

"Sean mana?" bukannya menjawab, Dave malah berbalik tanya.

"Di depan."

The EKITAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang