Setelah ketegangan selama 30 menit di dalam ruang UGD akhirnya detak jantung Kailo kembali.
"Kita tunggu sebentar lagi, kemungkinan besar dia akan sadar."
Benar saja, 10 menit kemudian terlihat Kailo membuka mata indahnya.
"Kak," gumam Kailo dengan suara seraknya.
"Nih minum dulu," Calista menyodorkan sebotol air yang sudah diberi sedotan.
"Pindahkan saja dia ke ruang rawat. Aku akan mengecek keadaannya disana."
Para suster membawa brankar Kailo keluar dari ruang UGD dan menuju ke ruang rawat Kailo.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Irene pada Winter.
"Sekarang sudah baik-baik saja, aku akan melanjutkan mengeceknya di ruang rawat aunty."
Mereka semua berjalan mengikuti Winter kembali ke ruang rawat.
Sesampainya di ruang rawat, Zidan dan juga Kenzo sedikit heboh.
"Akhirnya kamu sadar juga," pekik Zidan.
"Iya nih astaga jantung ku tadi mau lepas rasanya," lebay Kenzo.
"Bisa diem gak?" ucap Winter dengan nada dinginnya. Ia sungguh risih dengan tingkah mereka semua. Keluarga kandungnya saja tidak lebay, ini kenapa mereka lebay sekali.
"Galak bener," gumam Zidan.
Winter yang masih bisa mendengar itu segera menatap Zidan dengan tatapan tajamnya. Ia sedikit mengeluarkan kekuatan miliknya itu bermaksud agar Zidan jera.
Benar saja Zidan langsung terdiam melihat kekuatan milik Winter. Ia tak mau hangus terbakar.
Winter dan juga dibantu Calista memeriksa keadaan Kailo. Sewaktu mengecek keadaan kaki Kailo, Winter agak curiga.
"Tidak mungkin dia lumpuh," batin Winter.
Winter pun memandang Kailo sebentar kemudian berkata, "Kai, coba kamu gerakkan kaki kamu."
Kailo pun mengangguk dan berusaha menggerakkan kakinya. Tapi tidak bisa.
"Sudah jangan dipaksa. Sekarang apa kamu bisa merasakannya?" Winter memegang kaki Kailo sedikit agak keras.
"Bisa."
"Ini efek dari kejadian waktu itu. Kailo lumpuh sementara, tenang saja jangan panik. Dia bisa berjalan lagi dengan rajin melakukan terapi. Nanti akan ku bantu," jelas Winter.
"Untuk terapi nya bisa dilakukan 2 hari lagi. Istirahatkan tubuhmu terlebih dahulu, terapi membutuhkan banyak energi. Sekarang kalau ingin pulang pun boleh," lanjut Winter.
"Pulang sekarang saja Winter, lebih nyaman di rawat di rumah," ucap Irene.
"Iya aunty."
Sesampainya di mansion, Kailo di sambut oleh Justin dan yang lain.
Winter langsung menghampiri Naresya dan mengecek kondisi adiknya itu. Setelah diperiksa kakaknya, Naresya langsung menghampiri Kailo yang sedang duduk di kursi roda.
"Gimana?" tanya Winter pada Dave.
"Sudah lebih baik, hanya saja dia sedikit bandel. Sudah disuruh istirahat masih saja bermain bersama Sean dan Justin," adu Dave.
"Justin tidak melarang Naresya bermain?" tanya Winter.
"Dia sudah melarangnya, hanya saja Naresya tak mendengarkan."
Winter yang mendengar itu sedikit geram dengan tingkah sang adik. Tanpa berbasa-basi dia langsung menghampiri adiknya yang sedang bersama Kailo dan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The EKITAFA
FantasyPlanet Eterno, dimana pohon kehidupan berada. Pohon inilah yang mengatur keberlangsungan hidup di seluruh dunia paralel. Lalu bagaimana jika pohon kehidupan di bakar oleh kekuatan merah atau yang dimiliki oleh makhluk red force. Apakah anak-anak r...