🦋19 - Rindu🦋

26 5 1
                                    


Irene dan juga Kaisya sekarang berada di rumah sakit.

"Mi, kapan adek bakal sadar?" tanya Kaisya sendu.

"Mami juga tidak tahu nak, kita hanya bisa berdoa saja semoga adek cepet sadar ya," Irene mengelus rambut panjang anak gadisnya.

"Kailo bangun dong, kakak kangen nih tingkah jahil kamu. Kamu gak kangen kakak apa?"

"Mami juga kangen adek."

"Oh ya mi, hari ini Kailo udah di lap?" tanya Kaisya.

"Untung kamu tanya, mami baru ingat kalau adek kamu belum mama lap. Tunggu bentar ya mami mau ambil handuk sama baskom dulu."

"Iya mi."

Irene keluar menuju ke meja suster yang berjaga untuk meminta diambilkan baskom, air hangat, dan juga handuk kecil.

"Kai, enak ya tidur nya? Kamu mimpi apaan sih sampai-sampai gak mau bangun gini."

"Kenapa kamu menanggung ini semua, kan seharusnya kakak yang berada di tempatmu."

Tanpa disadari Kaisya, Kailo mengeluarkan air matanya.

"Kaisya, udah ya jangan nangis, nanti adek sedih loh," Irene berusaha menenangkan anak gadisnya. Sebenarnya dia pun juga sedih melihat Kailo yang belum sadar-sadar. Sudah 3 hari anaknya tak sadarkan diri.

"Mami mau lap adek dulu ya."

Dengan sabar Irene mengelap tangan dan juga kaki Kailo. Sesekali dia menggerak-gerakkan tangan anaknya agar tak kaku.

Kaisya pun membantu mamanya untuk menggerak-gerakkan kaki adik kembarnya.

"Oh ya mi, kenapa hari ini mami bolehin aku izin sekolah?" Kaisya penasaran, tiba-tiba mami nya menyuruh dirinya untuk ikut ke rumah sakit.

"Justin dan si kembar izin sekolah hari ini."

"Loh kenapa? Tumben sekali mereka izin," Kaisya bingung.

"Naresya sakit, juga Sean tak ingin sekolah karena ingin menjaga adiknya. Lalu Justin semalam tak bisa tidur, entah kenapa berakhir dia kelelahan pagi ini. Daren dan Yoona mengizinkan Justin. Jadi, daripada kamu sekolah sendiri lebih baik ikut izin juga," terang Irene.

"Naresya sakit? Kok aku gak tau, bukannya kemarin dia masih baik-baik saja ya. Baru kemarin lusa juga dia main PUBG dengan Justin dan Zidan."

"Mami juga tidak tahu, kata Yoona Winter pun juga tak menjelaskan dengan rinci keadaan Naresya. Mereka seperti sedang menyembunyikan sesuatu, sepulang dari rumah sakit akan mami tanya."

"Aku pun juga berpikir seperti itu. Pasti masalah yang agak serius sehingga mereka menyembunyikan dari mami. Mungkin mereka tak ingin menambah beban pikiran kita."

"Tapi tetap saja, mereka anak sahabat mami. Queen Emerlaid juga sudah menitipkan anak-anaknya pada kita. Sudah sewajarnya kita menjaga mereka."

"Mami benar, aku juga tidak tega melihat Naresya sakit. Sewaktu Naresya pingsan kemarin aku pun juga panik."

"Di antara saudara-saudaranya memang Naresya lah yang saat ini sangat lemah karena dia menjadi anak yang memiliki takdir untuk mencari cintanya sendiri. Kalau dia sudah berhasil mendapatkan cinta itu dia akan menjadi kuat seperti kakak-kakaknya."

"Jadi, itu mengapa kemarin Naresya bisa pingsan?"

"Iyaa. Oh ya mama baru ingat, tadi kita kesini sama Yoona kan. Kamu bilang pada aunty mu untuk tak perlu kembali lagi ke rumah sakit setelah urusan butiknya selesai. Kembali saja ke mansion untuk melihat keadaan Naresya, mami takut terjadi sesuatu, Fany juga sendirian di mansion. Nanti kita pulang bareng papi saja."

The EKITAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang