🦋23 - Titik terang?🦋

13 4 0
                                    

Hari Minggu telah tiba, dimana hari yang paling disukai dan tidak disukai oleh hampir semua orang.

Hari Minggu adalah hari untuk bersantai menikmati waktu, namun keesokan harinya adalah hari Senin dimana aktivitas kembali di mulai lagi.

Tidak seperti kebanyakan orang yang bersantai di hari Minggu, Ilos bersaudara justru sibuk mempersiapkan diri untuk mencari lokasi persembunyian red force.

"Kak, ada telpon dari daddy," ucap Winter menunjukkan layar lebar di depannya.

"Angkat."

Winter mengangkat panggilan dari daddy nya itu. Tak biasanya orang tua mereka menelpon mereka.

"Hai dad," sapa Sean.

"Hai."

"Ada apa Dad, tumben sekali menelpon?" tanya Naresya.

King Eden pun memerintahkan Jack untuk memundurkan kamera agar bisa terlihat ruang rapat.

"Ada yang mau dad sampaikan pada kalian. Sekarang kita lagi mengadakan meeting darurat," ucap King Eden di seberang sana dengan nada lelah dan menampilkan guratan-guratan wajah yang agak tidak terawat.

"Apa keadaan di sana tidak baik-baik saja?" tanya Winter yang menyadari sesuatu dengan cepat.

"Kau benar nak, semenjak pohon kehidupan hangus terbakar setengahnya, disini mulai ada kekacauan. Mereka mulai demo dimana-mana dan juga menjadi sedikit liar," jelas King Eden singkat.

"Kami kewalahan untuk menahan gerakan mereka semua," tambah salah satu petinggi yang ada di sana.

"Apakah kalian bisa secepatnya mencari letak red force berada? Sungguh kami tak bisa bertahan lama-lama di sini," sahut petinggi yang lain.

"Kami akan memulai pencarian kembali besok," jawab Dave.

"Apakah selama ini kalian menghentikan pencarian?" tanya salah satu petinggi tak percaya.

Bagaimana bisa mereka bersantai-santai di sana, sedangkan mereka kewalahan menenangkan warga yang demo, belum lagi kerusuhan-kerusuhan di daerah kecil, dan masih banyak kejadian-kejadian lainnya.

"Ada sesuatu yang mendesak," jawab Dave singkat. Ia tahu pasti sebentar lagi petinggi-petinggi akan menyalahkan Dave dan adik-adiknya.

"Mendesak seperti apa yang kau maksud? Justru di sini lebih mendesak lagi. Apakah kau pantas menjadi penerus selanjutnya jika cara kerjamu saja seperti ini."

"Iya itu benar, bagaimana kalian bisa bekerja dengan sangat lambat?"

"Atau kalian memang sengaja menghindari semua masalah yang ada di sini dengan pergi ke bumi?"

Semua petinggi mulai protes satu per satu. King Eden dan juga Queen Emerlaid yang berada di ruang meeting pun pusing dengan perdebatan yang ada.

"DIAM," teriak King Eden yang sudah kehabisan kesabarannya.

Seketika keadaan menjadi hening mendengar raja mereka marah.

"Kalian semua tidak bisa seenaknya saja menyalahkan dan menghakimi pangeran dan putri, mereka pasti memiliki alasan kuat kenapa menunda pencarian red force," ucap Queen Emerlaid tegas.

Queen Emerlaid yakin bahwa anak-anaknya tak mungkin menunda-nunda tugas penting hanya karena masalah sepele. Pasti ada kejadian besar yang menimpa mereka sehingga mereka terpaksa menunda pencarian red force.

"Saya akan jelaskan kenapa kami menunda pencarian. Tapi sebelum itu saya minta jangan ada yang memotong ucapan saya," ucap Dave dengan tegas.

"5 hari sebelum bulan purnama, kami menemukan takdir yang terbalik. Irene, kalian pasti tahu bukan dengan dia. Aunty Irene adalah sahabat baik Queen Emerlaid, dia memiliki anak kembar. Menurut takdir yang sudah ditentukan salah satu anak kembarnya akan menerima kekuatan dari neneknya, yaitu ibunda dari aunty Irene..."

The EKITAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang