Matahari sudah menampakkan dirinya. Pertanda bahwa hari sudah pagi. Justin benar-benar tidak tidur, dia serius menjaga Naresya.
Winter memasuki kamar Naresya untuk mengecek keadaan adiknya itu.
"Kau benar-benar tidak tidur?" tanya Winter melihat kesungguhan dalam diri Justin pada adiknya.
"Aku kan sudah berjanji pada kalian untuk menjaga Naresya, jadi semalaman aku terjaga, takut terjadi apa-apa padanya," jelas Justin.
"Terima kasih, aku akan mengecek keadaan adikku terlebih dahulu."
Winter pun mengecek data yang ada di monitor, setelah itu ia mengganti cairan infus dan melepas cairan vitamin khusus. Kemudian terakhir ia mengecek demam Naresya.
"Demamnya sudah turun, sepertinya cara yang kau lakukan sungguh berhasil. Biasanya jika hanya diberi suntikan obat, demam itu akan benar-benar turun dalam waktu seharian penuh, tapi dalam waktu beberapa jam ini sudah turun," takjub Winter.
"Sudah ku bilang bukan kak, cara itu pasti akan berhasil," bangga Justin.
"Iya, terima kasih ya sudah mau mengompres Naresya semalaman."
"Tak perlu berterima kasih kak, itu sudah menjadi kewajibanku."
Winter yang mendengar ucapan Justin itu pun takjub. Jadi begini kekuatan cinta itu. Sebelum-sebelumnya dia tak pernah melihat ini.
Daddy dan mommy nya pun menunjukkan rasa kasih sayang satu sama lain baru semenjak adik kembarnya terlahir.
"Kalau begitu kau bisa kembali ke kamar mu terlebih dahulu untuk bersih-bersih. Ini sudah pagi, lagi pula apa kau tak berangkat sekolah?" heran Winter yang melihat Justin sungguh santai sekali.
"Aku akan izin kak hari ini tak sekolah. Aku ingin merawat Naresya."
"Kau sudah bilang pada aunty Yoona?"
"Belum."
"Izin terlebih dahulu pada aunty Yoona," perintah Winter.
"Iya kak, aku keluar dulu ya," pamit Justin dibalas anggukan Winter.
Winter mengantarkan Justin keluar dari ruangan khusus Ilos bersaudara itu. Sekalian ia ingin mengizinkan bahwa si kembar tidak masuk sekolah hari ini.
"Ingat, jangan beritahu siapapun," peringat Winter.
"Iya kak, aku tidak akan memberitahu siapapun termasuk bunda."
"Pagi aunty," sapa Winter yang melihat Yoona.
"Pagi juga sayang. Justin ada apa dengan mata mu itu?" sapa Yoona sekaligus keheranan melihat lingkaran hitam di bawah mata sang anak.
Winter kemudian melihat ke arah Justin, ia baru menyadari hal tersebut.
"Ahh semalam aku tak bisa tidur bund, jadi bolehkah hari ini aku izin tak masuk sekolah?" izin Justin dengan nada sedikit memohon pada sang bunda tercinta.
"Tanya ayah ya," balas Yoona.
Justin tanpa berbasa-basi lagi segera mencari ayahnya. Terlihat ayahnya sedang duduk di sofa sambil menikmati kopi buatan bundanya itu.
"Pagi ayah," sapa Justin sambil mengalungkan tangannya ke lengan milik Daren, ayahnya.
"Pagi juga, tumben mau manja-manja sama ayah," heran Daren.
"Emang gak boleh?"
"Ya boleh sih, tapi kalau gini pasti kamu ada maunya," tebak Daren.
"Hehehe ayah tau aja. Yah, boleh ya aku izin gak masuk sekolah, semalam aku tak bisa tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
The EKITAFA
FantasyPlanet Eterno, dimana pohon kehidupan berada. Pohon inilah yang mengatur keberlangsungan hidup di seluruh dunia paralel. Lalu bagaimana jika pohon kehidupan di bakar oleh kekuatan merah atau yang dimiliki oleh makhluk red force. Apakah anak-anak r...