🦋30 - ACID HOUSE🦋

8 1 0
                                    

Kehidupan di dunia paralel semakin bertambah kacau. Para pemimpin juga mulai kelelahan dengan banyaknya aktivitas demo yang ada.

Mereka yang terbiasa hidup dengan adanya kekuatan, tiba-tiba kekuatan itu hilang saja. Tapi itu tak masalah bagi para warga yang memang tidak memiliki kekuatan sejak lahir.

Max, guru Ilos bersaudara sekaligus adik terakhir dari King Eden pun juga turut pusing dengan kejadian-kejadian yang ada saja setiap harinya.

Belum lagi Max juga ada masalah dengan istrinya. Ya, Max sudah menikah setahun yang lalu. Menikah karena perjodohan dari ayah nya dan juga kakak nya.

Mau tak mau Max harus menuruti perintah ayah dan juga kakak-kakaknya.

Max saat ini sedang melakukan penelitian tahap akhir dari penawar permen obat terlarang. Ia sangat suka sekali meneliti hal-hal seperti ini.

Sampai puncaknya hari ini. Istrinya marah kepada Max karena terus menerus berada di dalam lab dan tidak memperdulikan sang istri.

"Max, apa maumu. Sebenarnya aku ini siapamu?" marah istrinya ketika Max baru saja kembali dari lab.

Setahun ini dia menjalani hubungan yang sedikit toxic dengan istrinya.

"Aku di lab juga tidak bersantai-santai, aku bekerja di lab," jelas Max yang berusaha sedikit tenang.

"Iya kau bekerja sampai-sampai kau menghabiskan hampir seluruh waktumu untuk berada di lab. Lagipula apakah tidak ada pekerjaan lain selain berada di lab?"

"Pekerjaanku memang di lab sedari dulu. Bukankah di awal sudah kubilang. Lagipula aku di lab tidak hanya meneliti tentang obat-obatan terlarang, tapi juga menciptakan alat-alat baru untuk perang 2 minggu lagi. Kau jangan membuatku bertambah pusing," bentak Max.

"Aku membuatmu pusing? Bukankah seharusnya aku yang berkata seperti itu? Aku ini istrimu, tetapi dari awal menikah kau hanya peduli dengan kegiatanmu di lab, tidak memperdulikan ku sama sekali."

"Aku sudah bilang bukan dari awal, jangan mengharapkan apapun dari ku bajingan."

"Kau mengataiku bajingan? Bahkan kau lebih bajingan Max," bentak istri Max tak mau kalah.

Pertengkaran terus terjadi di rumah milik Max. Mereka berdua tak ada yang mau mengalah satu sama lain.

Max sungguh sangat lelah dan pusing dengan kejadian-kejadian yang menimpa dirinya akhir-akhir ini.

Pekerjaannya terasa bertambah 2x lipat. Jika sebelumnya dia hanya berfokus pada lab atau mengajar keponakan-keponakannya. Tapi sekarang mau tidak mau dia harus membantu kakaknya yaitu King Eden.

King Eden sendiri sebenarnya anak ketiga dari 12 bersaudara. King Eden memiliki 2 kakak perempuan, jadi itu mengapa dia yang menjadi pemimpin.

Sistem di dunia paralel adalah yang menjadi raja harus anak laki-laki.

Sedangkan Max adalah anak terakhir dari 12 bersaudara.

Ia sangat pusing sekali dengan tugas-tugas yang menumpuk. Pekerjaan di lab harus segera diselesaikan, ketika pulang dia harus bertengkar terlebih dahulu dengan sang istri. Kemudian dia harus segera menyelesaikan urusan kerajaan.

Benar-benar tidak bisa beristirahat sama sekali.

Setelah perdebatan tadi dengan sang istri, Max segera menuju ke kamarnya.

Ia pisah kamar dengan istrinya, jadi kamar satu-satunya tempat yang membuat dia tenang dan tentu tidak diganggu oleh istrinya itu.

Max langsung mendudukkan dirinya di depan komputer dan segera mencari tentang ACID HOUSE. Tadi siang dia ditawari oleh seseorang lewat email untuk bergabung dengan mereka.

Max sebenarnya bukanlah orang yang ceria seperti yang selalu dia tunjukkan. Di balik itu terdapat Max dengan sisi yang sangat kejam. Sisi ini belum dia tunjukkan sama sekali pada siapapun selain orang tua dan juga kakak-kakaknya tentu saja.

Dia kemudian tersadar bahwa sudah mengucapkan kata-kata kasar kepada istrinya. Maka Max memutuskan untuk menghubungi sang istri. Berkali-kali dia coba tetapi istrinya tidak mengangkat telepon darinya.

"Aku tidak ingin memainkan game ini lagi," ucap Max sambil tersenyum.

Karena dia lelah dan kesukaannya terhadap obat-obatan terlarang, maka Max menyetujui untuk bergabung dengan ACID HOUSE.

ACID HOUSE sendiri adalah genre musik yang terkait erat dengan mengkonsumsi narkoba. Komik diterbitkan untuk melayani gerakan anti ACID HOUSE dan meningkatkan kesadaran tentang efek negatif dari mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Max sungguh senang memproduksi permen-permen berbentuk unik dan juga lucu. Tetapi dia tidak menjualnya di dunia paralel. Max mentargetkan penjualannya terhadap para red force.

Para red force tidak menyadari bahwa permen yang selama ini mereka makan adalah permen yang terbuat dari obat-obatan terlarang.

"Hai adik kakak yang imut dan lucu," tiba-tiba King Eden berada di kamar miliknya.

"Hai juga kak, mengapa kau kemari?" tanya Max, untung saja dia sudah mengganti tab layar laptopnya agar sang kakak tidak curiga.

"Hanya ingin melihat keadaan adik bungsu kakak yang imut ini," gemas King Eden.

"Haha kakak bisa saja," Max tertawa. Ia tahu sebenarnya kakak nya mengunjungi dirinya hanya untuk menghibur dirinya yang sedang sedih ini.

"Ada apa denganmu hmm, mengapa adik kakak ini terlihat lesu sekali. Apakah karena pekerjaan yang kakak berikan?" tanya King Eden sambil mengusap lembut rambut sang adik.

Memang dari antara kakak-kakaknya, hanya King Eden lah yang peduli pada Max.

"Tidak kak, aku hanya sedang ada masalah saja dengan istriku. Sudah ku bilang bukan, dari awal aku tidak ingin menikah dengannya," kesal Max.

"Hufft, sebenarnya kakak juga tidak menyetujui perjodohan itu. Tapi ayah selalu saja mengusik kakak, sampai akhirnya kakak membuat keputusan pada ayah bahwa kau hanya mencoba pernikahan selama setahun. Jika tidak cocok maka kau boleh bercerai dengannya," jelas King Eden.

Max yang mendengar penjelasan sang kakak seketika melihat ke arah kakaknya dan kemudian berkata, "Benarkah kak? Kau tidak bohong kan?"

"Untuk apa aku berbohong pada adik manisku ini hmm, kakak tidak berbohong. Besok adalah tepat satu tahun kalian menikah bukan? Kakak kesini untuk hal itu Max, apakah kau mau tetap bersamanya atau bercerai?"

"Sebelumnya sih aku sempat berpikir ingin tetap mempertahankan hubungan ini, tapi sekarang aku memutuskan keluar dari hubungan toxic ini kak," tegas Max.

"Baiklah jika itu memang keputusanmu, kakak akan bantu mengurus surat-suratnya."

"Terima kasih kak," Max memeluk kakaknya dari samping.

"Sama-sama, oh ya kau tidak perlu membantu kakak dalam urusan kerajaan, cukup selesaikan saja pekerjaanmu untuk membuat alat perang nanti dan jangan macam-macam dahulu dengan obat-obatan terlarang itu," King Eden menasihati sang adik.

"Tenang saja kak, aku akan memfokuskan diri pada alat-alat perang itu."

"Kalau begitu kakak kembali dulu ya ke kerajaan, masih banyak hal yang harus kakak urus," pamit King Eden.

"Iya kak, hati-hati."

Setelah King Eden pergi dan Max memastikan kakaknya benar-benar sudah hilang dari pandangannya, dia segera bergumam maaf.

"Maafkan aku kak, aku mengecewakanmu dan melanggar perkataanmu. Barusan saja aku bergabung dengan hal itu, tapi aku janji tidak lebih dari sekedar menelitinya," sesal Max.



hehe maaf ya lama nunggu

gimana part kali iniii???

lanjut ga nihh? 

jangan lupa voment ya frensss :) THANK YOUUU

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The EKITAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang