Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading.●●●●●
Lea memasuki rumah Sean. Dia tersenyum kepada para penjaga juga pelayan yang ia temui. Dengan begitu lincahnya, Lea menaiki tangga menuju kamar Sean. Tanpa mengetuk pintu lebih dahulu ia memasuki kamar Sean. Dia tak mendapati siapapun. Namun, ia mendengar seseorang di kamar mandi yang tengah muntah.
"Apa itu Daddy?" Tanya Lea kemudian menuju kamar mandi. Betapa terkejutnya ia melihat Sean tengah muntah di wastafel. Buru-buru Lea memijit tengkuk Sean agar pria itu segera selesaikan muntahnya.
"Daddy tidak apa-apa?" Tanya Lea ketika Sean selesai muntah. Sean bergeleng lemah.
"Daddy yakin?" Tanya Lea memastikan.
"Yakin," jawab Sean dengan singkat namun bernada lembut. Lea tersenyum kemudian membantu Sean keluar dari kamar mandi.
"Aku rasa Daddy masih sakit sehingga muntah begitu," ucap Lea ketika Sean sudah berbaring.
"Daddy sudah tidak apa. Bahkan muntah begitu sudah Daddy alami sebelum sakit."
"Oh."
Mereka saling diam dengan Lea menatap ke arah lain. Sean menjadi merasa tak nyaman. Dulu Lea paling suka berceloteh banyak ketika lama tidak berjumpa Sean. Kini, Lea lebih banyak diam. Bahkan, terlihat sorot mata gadis itu tak seceria dahulu. Sean sadar jika itu terjadi karena perlakuan buruknya pada gadis itu.
"Maaf karena Daddy sudah jahat padamu. Daddy sudah memperlakukanmu tidak baik. Bahkan, Daddy mungkin mengeluarkan kata-kata yang menyakitimu. Apa kau mau memaafkan Daddy meskipun kesalahan Daddy terlalu sulit dimaafkan?" Sean mengatakan itu dengan tulus. Air mata Lea turun begitu saja. Ucapan Sean membawanya mengingat segala perlakuan buruk Sean padanya.
"Mohon maafkan Daddy," ucap Sean lagi kemudian menghapus air mata Lea. Masih menangis, Lea menatap Sean. Terlihat sorot mata Sean begitu tulus. Lea menjadi tidak tega.
"Aku memaafkanmu," ucap Lea dengan singkat.
"Kalau kau memaafkanku, tolong jangan diamkan aku. Jadilah Lea yang hangat dan ceria seperti dulu," pinta Sean. Lea menunduk dan air matanya kian deras.
"Bagaimana aku bisa hangat dan ceria disaat takdirku menyedihkan?"
"Jangan menangis, baby. Daddy tidak suka melihatmu begini. Hati Daddy berdenyut melihatmu menangis." Ucapan Sean justru membuat Lea tambah menangis. Saat dirinya ingin menghapus rasanya pada Sean, pria itu justru bersikap manis, lembut, dan hangat yang membuat Lea tidak bisa melupakan rasa itu. Justru, perasaan itu kian besar.
"Jika hidup mandiri dan bertemu keluarga membuatmu merasa bahagia, Daddy tidak akan egois. Daddy akan menuruti keinginanmu. Daddy akan mempertemukanmu dengan keluarga kandung yang kamu miliki," ucap Sean tersenyum. Lea langsung mendongak dan menatap Sean tak percaya.
"Maaf karena Daddy telah berbohong. Daddy hanya tak ingin kau pergi. Daddy memang egois."
"Aku masih punya keluarga?" Tanya Lea dengan suara bergetar. Sean menjawab dengan anggukan. Lea tersenyum dan kini tangisannya berubah menjadi kebahagiaan. Sean ikut tersenyum.
"Daddy serius akan pertemukan aku dengan keluargaku?"
"Iya, asal kau bahagia."
"Aku mencintaimu, Dad." Lea memeluk Sean dengan erat. Jantung Sean berdetak lebih cepat dari biasanya ketika Lea mengucapkan kalimat itu. Sean tak tahu kenapa jantungnya bisa bereaksi seperti itu.
"Kau bahkan tak marah meskipun aku berbohong tentang keluargamu dan ada apa dengan jantungku?" Sean membatin.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Sean ✓
RomanceLeandra Jesslyn Anderson, gadis manis yang harus ditinggal ibunya saat masih kecil. Diangkat menjadi anak oleh Sean Max Anderson, kehidupan Lea menjadi tak seburuk anak lain yang ditinggal orang tuanya. Dia menjadi gadis yang terpandang dan kebutuha...