DS 5 : Kedatangannya

8.8K 208 6
                                    

Tinggalkan vote/komen bila sudi.
Happy reading

^^^

"Daddy," Lea mengguncang tubuh Sean. Pria itu hanya bergumam tanpa membuka mata.

"Daddy! Ayo bangun. Kita kan mau jalan jalan!" Lea beralih menarik baju Sean. Pria itu tak kunjung bangun.

"Da-," Suara Lea terpotong ketika bel pintu berbunyi.

Lea meninggalkan Sean untuk membuka pintu. Seorang wanita berpakaian ketat terpampang setelah pintu sudah Lea buka. Wanita itu memandang Lea sembari meneliti. Lea mengerutkan dahi heran.

"Apa Sean ada di dalam?" Lea semakin bingung ketika wanita itu mencari keberadaan Sean.

"Ada Aunty," jawab Lea sembari mengangguk kecil. Tanpa berbicara lagi, wanita itu masuk ke dalam menyingkirkan Lea. Mendapat perlakuan seperti itu, Lea mengerucutkan bibir tak suka.

"Camella."

"Sean."

Lea memandang keduanya yang berpelukan. Dengan langkah berat, Lea meninggalkan mereka. Dia akan melihat keduanya dengan bersembunyi.

"Kau kenapa disini Cam?"

"Aku sengaja menyusulmu, Sean. Waktu kemarin aku ke rumahmu, Mommy bilang kau tak di rumah. Aku bertanya kemana kau pergi, lalu aku menyusulmu."

"Ohh."

"Aku merindukanmu, Sean. Sudah lama aku tak bertemu denganmu."

"Kurasa aku juga merindukanmu, Cam."

Lea menghentikan kegiatan mengupingnya. Dia menuju kamar secara diam-diam. Dia berbaring di tempat tidur lalu meringkuk memeluk guling.

Dua jam berlalu, Sean masuk ke kamar. Sean duduk di tepi ranjang untuk melihat wajah Lea. Sean tersenyum ketika melihat Lea sedang memainkan ponselnya.

"Daddy minta maaf tidak bisa mengajakmu jalan-jalan hari ini."

"Tapi, kau kan sudah berjanji. Kenapa kau mengingkarinya, Dad?"

"Daddy bukan mengingkari, baby. Daddy hanya mengundurkan harinya. Besok kita akan jalan jalan."

Lea meletakkan ponselnya di nakas lalu membalik badan memunggungi Sean. Dia membungkus dirinya menggunakan selimut.

"Sean, ayo pergi sekarang." Lea melongok kecil ke sumber suara. Dia cemberut mendapati wanita bernama Camella datang ke kamar. Rasa cemburu pun menghinggapi hati Lea.

"Daddy pergi dulu, Lea. Jangan pernah keluar tanpa Daddy." Sean mengusap kepala Lea. Wanita kecil itu tak merespon. Dia sangat kecewa pada Sean. Acaranya dibatalkan hari ini demi wanita bernama Camella.

***

Lea menatap jam. Sudah hampir pukul sepuluh malam, Sean belum juga pulang. Tak terasa, air mata turun dari kedua pelupuk matanya. Dia memegang dadanya yang terasa sakit. Rupanya, Camella juga begitu penting untuk Sean.

"Daddy kemana? Kenapa belum pulang? Aku takut, Dad." Lea memeluk gulingnya kian erat. Jika acara liburan berakhir seperti ini, Lea seharusnya tak menerima ajakan Sean untuk berlibur.

Lea yang baru akan memejamkan mata langsung mengurungkan niatnya ketika mendengar suara gaduh dari luar kamar. Lea mengusap kedua matanya dan segera keluar kamar. Senyum yang tadi mengembang langsung memudar tatkala Lea melihat Sean berangkulan mesra dengan Camella.

"Kau belum tidur Lea?" Mendengar Sean bertanya seperti itu, Lea hanya menggeleng kecil.

"Kenapa belum tidur? Ini sudah larut malam, Lea."

Daddy Sean ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang