04- waktu yang berharga

130 13 12
                                    

Hey... Ketemu dengan saya lagi di cerita kedua🤗✌🏻

Sebelum baca cerita ini, apa kalian sudah follow?. Follow dulu ya... 🤗

Vote pliss
.
.
.

~azkanata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~azkanata~

Azka terbangun dari tidurnya, karena cahaya matahari menyinari kamarnya lewat jendela besar yang menghadap kepantai. Azka mengerutkan alisnya, karena cahaya matahari itu masuk ke matanya

Ia melihat kearah sebelahnya, tepat Natasya tertidur. Azka tersenyum, melihat istrinya yang tertidur pulas, bahkan sampai menganga dan mendengkur.

"ngangap aja, cantik," Azka tak hentinya untuk memuji Natasya.

Natasya mengulatkan tubuhnya. Ia membuka matanya. Natasya melihat Azka yang entah dari kapan menatapnya. mereka saling bertatapan, lagi dan lagi, Natasya tidak bisa menahan senyumnya. Ia tersenyum, begitu juga dengan Azka.

"kamu kenapa sih?, ngeliatin aku. kan aku—," sambil dengan kondisi senyum yang memperlihatkan giginya, ia tidak bisa terlalu lama menatap Azka. Saking tidak tahan melihat wajah Azka yang manis, tersenyum tulus padanya

Azka tertawa melihatnya, bahkan sampai tersedak. "Yaampun, sayang. Kamu kenapa setiap aku ngeliat kamu sambil senyum, pasti selalu nyegir sampai gigi kamu kering?," tanyanya sambil menoelkan dagu Natasya

"Ya gimana ya," Natasya menjawab dengan cengengesan

"Gimana hayooo...?," Azka sengaja mendekatkan wajahnya kewajah Natasya. Sambil tersenyum, sampai Natasya memejamkan matanya. Jantungnya tak henti-henti berpacu dengan cepat

"Azkaaa...," Natasya mendorong bahu Azka, dan langsung berlari kekamar mandi.

~azkanata~

Pasir berwarna merah muda, menambah kesan indah pada kekayaan alam di Indonesia. Ombak yang berwarna biru muda dan digradiasi dengan biru tua, serta angin dipantai tersebut, yang membuat suasana menjadi nyaman. Ditambah lagi dengan orang yang disayang

Dua pasangan suami istri yang bergandengan tangan, berjalan diatas pasir-pasir yang berwarna merah muda itu. Berjalan sambil melihat kearah laut lepas yang indah, tak hentinya terkagum oleh ciptaan tuhan

"Subhanallah, indah banget. Sayang," Azka merangkul pundak Natasya, sambil melihat kearah lautan. Tak peduli seberapa teriknya matahari, sudah terkalahkan oleh indahnya pantai

Natasya tersenyum, entah sampai kapan ia akan berhenti tersenyum, ketika disamping Azka

"Ka, naik itu, yuk," Natasya menunjuk kearah perahu, yang sedang berlabuh ditepi pantai

AzkaNata [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang