Hola.
.
.
.Melupakanmu? Maaf, didalam diary-ku sudah tak terhitung banyaknya namamu.
~azkanata~
Disore hari, matahari sudah mulai tenggelam sedikit demi sedikit karena ada bulan yang menggantikannya. Seorang wanita hamil yang sedang mondar-mandir meng- khawatirkan suaminya, karena sedang bertugas.
"Ka, halo. Azkaa."
"Ada apa nak, kok mukanya tegang gitu?" Saskia menghampiri Natasya, kemudian mengusap punggung anaknya.
"Azka, mi. Tadi ada suara ledakkan"
Saskia menghembuskan napasnya dengan kasar. "Natasya, kamu inget kan kalau suami kamu lagi tugas. Dia pasti baik baik saja. Doa kan dia." Saskia memeluk anaknya dengan erat.
Prang!
Suara batu yang memecahkan kaca dari arah ruang tamu itu melepaskan pelukan ibu dan anak tadi. Mereka berdua bergegas turun kebawah untuk melihat.
Disana, sudah ada Nazia yang memegang sebuah kertas dibatu yang dilemparkan tadi. Napasnya memburu ketika membaca pesan dikertas itu, kemudian menatap tajam ke arah Saskia.
"Ada ap—"
"Mi, aku anak kandung ummi dan ayah, kan?" Nazia memotong omongan Saskia. Dan langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Saskia dan Natasya terheran.
"Kamu ngomong apa, nak?"
Nazia berjalan ke arah Saskia. Lalu, memberikan kertas yang berisi bacaan itu kepadanya. Isinya bertuliskan:
Akhir akhir ini begitu tenang ya?, kasihan sekali polisi tidak bisa menemukan saya. Haha
Saya ingin memberitahu sebuah rahasia dikeluarga ini. Nazia, bukan anak kandung kalian kan? Haha. Dari mana saya tahu? Itu mudah bagi saya. Masih banyak beberapa informasi tentang keluarga kalian yang belum saya ungkap.
Saya akan kembali lagi dengan level permainan yang lebih menantang.
Saskia mengerutkan alisnya, jantungnya begitu terpacu. "Kita bicara dikamar ya, bicarain secara baik baik"
"Oh, jadi bener kalau aku anak pungut. Iya? Kenapa kalian gak ngasih tau aku, apa kak Natasya sudah tau? Hanya aku saja yang belum tau identitas diriku sendiri?"
"Tidak ada istilah anak pungut. Anak tetaplah anak, dan ibu tetaplah ibu. Bagaimana asalmu, aku tetap menyayangi anakku," terang Saskia.
Nazia membuang wajah kasar sambil tersenyum miring. "Jadi, ini alasan ayah pas dia masih hidup, hanya mementingkan Natasya?"
"Aku tidak tahu mengenai hal ini. Aku saja kaget mendengarnya. Dek, dengerin ummi dulu bisa kan?," ungkap Natasya
KAMU SEDANG MEMBACA
AzkaNata [END]
General FictionWAJIB FOLLOW DAN VOTE! Bagaimana jika, dua insan yang dijodohkan ternyata teman kecilnya sendiri?. Apakah mereka tetap menerima perjodohan ini, atau sebaliknya?. Tetapi, cerita perjodohan hanya awalan saja. Bagaimana jika konflik antara masa lalu t...