25- END

91 4 3
                                    

Happy Reading
.
.
.

~azkanata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~azkanata~

"Ka, Azka? Kamu dimana?" Kata seorang wanita hamil dengan menggunakan piyama, menelusuri setiap ruangan yang ada dirumahnya.

Apa tadi bermimpi?. Batin Natasya.

Sudah berkali-kali ia menelepon suaminya. Namun, tak ada balasan sedikitpun dari Azka. Ia kembali kekamarnya sambil menghembuskan napas dengan kasar, dan mendudukkan dirinya dipinggir ranjang.

~azkanata~

"Awalnya aku diajak Ervin untuk nonton, itu tiba-tiba sih, dia telfon." Ucap gadis tersebut sambil membantu Azka yang menggunakan tongkat bantuan untuk duduk. Mereka duduk dikursi pada lorong rumah sakit.

"Tapi pas diperjalanan, dia mempercepat laju mobilnya dan mengarah ke suatu jalan yang asing. Terus dia berhetiin mobilnya, dan bilang 'maaf', terus dia nutup mulut aku pakai kain dan dari situ aku sudah tidak sadar," lanjutnya.

Azka mengangguk, tatapannya lurus seperti memikirkan sesuatu, "Setelah kakak antar kamu pulang ke ummi, kakak mau ke kantor polisi"

Nazia yang paham, dia meng-iyakan perkataan kakak iparnya itu.

~azkanata~

"Saya mencintai Jia, tapi saya terjebak dalam situasi yang...." Ucap Ervin putus asa, ia menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Ia mengusap air matanya yang berair.

Azka mengangguk, laki-laki itu tau betul perasaan laki-laki yang tulus, "Sebisa mungkin, kamu jauhkan Nazia. Karena sampai kapanpun kalian tidak akan bersatu. Maaf, kalau perkataan saya sedikit kasar"

"Kasih tau pada saya sekarang. Dimana, pelaku pemerkosaan putri dari Edgar," lanjut Azka dengan tegas, sambil melihat jam yang melingkar ditangannya.

"Maaf, ka. Tapi, pelakunya sudah meninggal karena kecelakaan mobil beberapa tahun lalu"

Azka menghembuskan napas kasar, "Baiklah, saya pergi dulu"

Ervin menatap punggung Azka yang mulai memudar dari tatapannya. Ia berjalan ditemani dengan salah satu petugas kepolisian untuk kembali ke sel.

"Maaf, Jia..."

Sedangkan... Edgar. Ia masih rawat inap dirumah sakit, dengan tangan kanan yang di borgol ke ranjang dan tangan kiri yang di infus. Benar-benar sial nasib orang jahat.

~azkanata~

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam." Wanita hamil itu membuka pintu rumahnya dan menampakkan seorang laki-laki, yang membuatnya sontak kaget.

Laki-laki itu langsung memeluknya, sangat erat, "sudah selesai, sayang"

"Maksudnya? Aku gak ngerti sama sekali, semalam bukan kah kamu sudah pulang?"

Azka melepas pelukannya, sambil tersenyum. Ia menceritakan semua yang terjadi pada nya.

"APA! Kenapa kamu gak bilang dulu?"

"Kalau aku bilang, pasti kamu kepikiran, kan." Azka mengelus kepala istrinya dengan lembut, "Mulai sekarang, gak usah khawatir tentang teror, ya?"

"Jadi, Edgar belum tahu siapa pelaku pemerkosaan anaknya?" tanya Natasya.

Azka mengangguk, "Hm, dia masih di ICU"

"PAPAAAA." Anak kecil itu berlari ke arah laki-laki berseragam loreng itu.

"AMORAAAA." Azka menggendong anak itu dan memeluknya erat.

"Wangi banget anak papa, habis mandi, ya?"

"Iya dong, kan mau ketemu papa." Sahut Natasya berjalan mendekati mereka berdua.

"Mau jalan-jalan, tidak?" Tawar Azka.

"Mauuuu," jawab Amora dengan semangat.

"Lets gooooo"

~azkanata~

Mauna. Anak dari Edgar. Ia menjalani perawatan kejiwaan di Malaysia. Ditemani oleh Nazia, yang merupakan kakaknya walau mereka beda ibu, tetapi Nazia dengan tulu merawat adiknya.




End.

Peristiwa di masa lalu biarlah menjadi pelajaran. Dan mungkin itulah cobaan di awal pernikahan kami.
~Natasya~


Maaf banget kalau endingnya kurang memuaskan 🙏😓

AzkaNata [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang