18- Lebanon

37 7 7
                                    

Happy Reading
.
.
.

~azkanata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~azkanata~

Disebuah ruangan yang serba putih, dengan banyak selang yang terpasang pada tubuh seorang laki-laki yang tengah terbaring lemas. Disertai dengan suara dentingan monitor jantung yang bergema dalam ruangan itu.

Disisi kaca, tepatnya diluar ruangan itu, seorang lelaki yang masih memakai baju loreng dengan tas besar di pundaknya sedang meratapi teman seperjalanannya itu dengan perasaan yang menyesal. Andai saya mengajaknya keluar kota. Arga terus berandai seperti itu, dengan melamun, matanya tak berkedip menatapnya, sebuah tatapan penyesalan.

Arga mengingat sebuah flashback yang membuatnya mengagumi sosok Azka.

Dulu, tepatnya pada saat mereka masih menjadi remaja SMP banyak murid baru yang masuk ke sekolah itu termasuk Arga dan Azka.

Arga meratapi sekeliling kelas, mengamati orang-orang, siapa yang akan duduk bersamanya disekolah barunya ini? Ia tidak tahu.

Segerombolan remaja lelaki datang padanya, "woi wibu, duduk sendiri lu? Yahhh dari SD sampai sekarang masih aja gak punya teman," Cleo menyunggingkan senyuman miring pada Arga, sambil melempar topi yang Arga pakai hingga jatuh ke belakang.

"Woi, jangan pengecut lu, masa segerombolan tikus melawan satu semut? Takut lu sama semut?" Ucap Azka yang berdiri di sebelah kursi yang disusuki Arga.

"Eh, anak baru, gak usah songong, sok sok-an mau nolongin si wibu!" tegas salah seorang lelaki yang menghakimi satu anak tersebut.

"Gue, bukan sok sok-an, ini memang sudah sepantasnya di bela, ini termasuk kekerasan. Melawan hukum negara dan agama!!!" Jelas seorang Azka remaja yang di hakimi oleh segerombol remaja lelaki itu.

Salah seorang yang menghakimi, sudah muak dengan jawaban Azka, "TAU APA LO SOAL HUKUM?!"

"ANAK BARU GAK USAH SONGONG!" Lanjutnya.

"Lo juga kan?" Jawabnya.

Lelaki remaja itu mendorong bahu Azka dengan keras. "ASAL LO TAU YA, GINI GINI JUGA GUE SESEPUH DISINI, GAK USAH BELAGU!"

"Ooh sesepuh? Pantes bodoh," jawab Azka tanpa memikirkan efek kedepannya.

Satu pukulan melayang pada pipi kanan Azka, yang membuatnya jatuh ke lantai. Arga kemudian menghampirinya,"SUDAH GAK BOLEH BERANTEM!"

Azka langsung mendorong Arga dengan kencang yang membuat dirinya jatuh ke lantai, "GAK USAH DI BANTUIN, GUE BUKAN COWOK LEMAH KAYAK LO!"sarkasnya.

Begitu banyak kata 'cowok lemah kayak lo', dan 'kalau lo cowok, jangan jadi banci'

Kalimat itu aku ingat, memang dulu aku sangat cupu, tidak pemberani seperti Azka. Sosok nya lah yang membuat diriku menemukan jati diriku, yang membuatku menjadi sosok yang berani. Arga membatin.

AzkaNata [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang