11- Rumah Sakit

63 7 13
                                    

Hey... Ketemu dengan saya lagi di cerita kedua🤗✌🏻

Sebelum baca cerita ini, apa kalian sudah follow?. Follow dulu ya... 🤗

Huuu... Maaf banget baru up :(

13+ (KATA KATA KASAR)

Vote pliss
.
.
.

~azkanata~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~azkanata~

"Awww, ka. Sakit... Kapan sampai?. Argghhh." Keringat mulai bercucuran dari kening Natasya, tubuhnya mulai menegang menahan rasa sakitnya

Mobil taksi itu berhenti dibangunan besar, dengan banyak sekali orang yang keluar masuk bangunan itu. Ya, Rumah Sakit. Supir yang menyupiri mereka berdua turun, dan membukakan pintu mobil untuk mereka, Azka agak kesulitan untuk turun, karena memangku istrinya. Supir itupun membantunya sambil memanggilkan suster untuk membawakan brankar.

Natasya terbaring lemas dibrankar itu, dengan wajah yang tersengah dan keringat yang mengucur dari dahinya, dan suster yang mendorong brankar tersebut dengan tergesa dikoridor, dengan Azka yang mengikuti arah brankar itu sambil memegangi tangan istrinya, wajah Azka tampak lebih tenang sekarang, sesekali ia mencium punggung telapak tangan istrinya. "Aku akan selalu disini," ujarnya

Setelah sekian menunggu istrinya di depan ruangan pemeriksaan, Azka dipanggil dokter untuk bicara diruangannya. Ia memasukki ruangan yang serba putih itu dengan perasaan cemas. "Ada apa dengan istri saya dok?." Tanya Azka sembari mendudukkan bokongnya di kursi depan meja dokter, sepasang netra mereka saling bertatapan. Tak ada ekspresi sedih pada dokter wanita itu, yang tak lain adalah rekan kerja istrinya sendiri

"Selamat ya pak, istri bapak hamil"

Jatung yang tadinya berpacu cepat, menjadi tenang kembali mendengar hal itu. "Allhamdulilah"

"Namun, kandungannya sedikit lemah. Hal ini bisa disebabkan oleh stress pikiran, kecapean, hingga seringnya begadang. Saya mengerti bahwa dokter Natasya adalah seorang dokter bedah yang selalu menangani pasien, walaupun hari sudah gelap, saya sebagai temannya yang melihat dia ambis sekali dalam cita-citanya saja kewalahan." jelas Elvina

Azka mengangguk paham. Ia keluar dari ruangan itu, dan berjalan menuju ruang dimana Natasya berada. Saat ia masuk keruangan, tersebut ia melihat istrinya terbaring di brankar. Mata Natasya menatap sekeliling kamar yang serba putih itu. Ia menghampiri istrinya ketika Natasya menatapnya

"Azka," panggil Natasya pelan

"Hai, ada yang sakit gak?." Tanya Azka, sambil mengusap kening istrinya dengan lembut

Natasya berusaha untuk mendudukkan tubuhnya. Namun, dihadang okeh suaminya. "Why?"

"Kamu baru bangun kan?, istirahat dulu aja disini"

AzkaNata [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang