Part 17

34 12 0
                                    

Hai hai semuanya.

Gimana kabarnya hari ini?

Semoga baik yaaa....

Buat yang kurang baik, semoga lekas membaik.

'Bahkan di hari spesial ku kamu tetap membenci ku.' ~Senja Easther.

--------------------------------------------------------------------------------

"Apa kehadiran gue sama Harsa gak ngasih semangat hidup yang baru?" tanya Bianca.

"Gak gitu Bi, aku seneng banget ada kamu sama Harsa di samping aku, ngerasain namanya pertemanan lagi, dilindungi lagi dan bahagia lagi," jawab Senja jujur.

"Terus kenapa?" tanya Bianca tak mengerti dengan jalan pikiran Senja.

"Aku gak mau jadi beban lagi," jawab Senja setengah menunduk.

"Siapa yang bilang lo beban? Sekarang pilih, tetep sembunyi dan terima bantuan gue atau gue terpaksa kasih tau om Derry sama tante Rasti," ucap Bianca.

Senja seketika panik, Senja sangat tahu kalau Bianca sudah mengancam dia akan benar-benar melakukan nya, dan Senja belum siap lebih tepatnya gak siap untuk semakin di benci Derry.

Mau tidak mau Senja mengiyakan bantuan dari Bianca.

"Bi soal ini tolong jangan kasih tau siapapun termasuk Harsa ya Bi," pinta Senja.

Bianca mengerti dengan kemauan Senja yang tak ingin siapapun sedih mengetahui ini, terlebih lagi kondisi nya yang semakin memburuk sekarang ini.

'Kali ini gue bakalan ada di samping lo nemenin lo berjuang Senja, gue janji,' batin Bianca.

Hari itu berlalu sangat cepat, Bianca mengantarkan Senja tetapi tak sampai depan rumah karena mendadak Bianca harus pulang secepatnya.

Sesampainya dirumah, Senja melihat pemandangan yang asing.

Pemandangan asing itu adalah terparkirnya mobil kedua orang tua nya di halaman kediaman Wirama.

"Tumben Papa sama Bunda udah pulang jam segini," gumam Senja.

Senja melangkah masuk kedalam rumah nya dan mengucap salam.

"Assalamualaikum, aku pulang," salam Senja.

Rumah yang tadi pagi masih sunyi mendadak berubah menjadi megah, terang dengan banyak hiasan di dalam nya.

Benar, ini tanggal 24 Juli, ulang tahun Senja yang ke 18 tahun.

Rasti datang dari arah dapur dan membawa kue ultah, lava cake kesukaan Senja juga hiasan di rumah ini di sesuaikan dengan kesukaan Senja.

"Happy birthday sayang," ucap Rasti riang.

"Bunda ingat? Aku aja lupa bun," kekeh Senja.

Derry turun dari lantai dua, seperti biasa Senja akan berlari menuju Papanya, Derry menatap Senja lekat saat Senja berlari ke arahnya.

Mengingatkan dirinya yang dahulu sangat menyayangi Senja hingga semakin mendekat Senja ke Derry, wajah Senja mengingatkan dirinya pada kejadian sebelum  Yuni meninggal.

"Papa pulang?" tanya Senja riang.

"Gak usah sok akrab sama saya, saya hitung sampai 3 kamu harus pergi dari hadapan saya," ucap Derry dingin.

Senja tertunduk mendengar ucapan menyakitkan dari Derry yang kesekian kali, Senja tak paham kenapa Derry membencinya, Senja merasa tak melakukan kesalahan fatal.

Saat lamunannya melanglang buana ke masa dahulu, tiba-tiba terpecah karena sebuah tamparan keras.

PLAK!!

"SAYA BILANG PERGI YA PERGI!" kukar Derry.

Perih menyapa pipi gadis malang itu bahkan di hari ulang tahunnya, Derry tak berubah bahkan hanya sejenak.

Senja yang biasanya dapat menahan sedih hati dan tangisan nya, kali ini air mata Senja luruh begitu saja di hadapan Derry.

Baru kali ini Senja kembali menangis di hadapan Papanya, sedikit terkejut melihat air mata yang di tunjukkan oleh Senja.

Entah kebencian apa yang dirasakan dan sebabnya apa hingga Derry membenci keberadaan Senja.

Inilah Blue birthday ke tiga kali sejak Yuni meninggal dunia.

Bersambung....

--------------------------------------------------------------------

Hai hai lagi nih

Selamat ulang tahun ya Senja walaupun sedih tapi harus semangat yaa

Next or abisin aja?

Yaudah sampai jumpa di lain waktu semua

Fairy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang