+628 xxxxFriday, ddmmyy 22.45
Saya tunggu di Uptown Cafe besok abis pulang sekolah
Today, 23.05
Kalo gak sibuk besok bisa ketemu?
__________________________________________________________________
Ranu sempat bingung saat membaca pesan yang baru masuk, ia tidak tahu siapa pengirim tersebut sebelum sadar teks yang sudah terlebih dahulu masuk beberapa hari lalu.
+628 xxxx
Ngapain?
Bisa ketemu?
Oke
Sekalian gue mau nagih janji
Okey, besok saya tunggu di parkiran abis pulang sekolah
Iya
***
"Bawa mobil?", tanya Ranu saat keduanya bertemu di parkiran sekolah setelah pulang sekolah.
"Iya, setiap hari saya emang bawa kendaraan sendiri"
"yaudah, kita naik mobil masing-masing aja. Mau kemana?"
"Ada tempat yang ingin kamu datangi?"
"Nggak ada, nggak banyak tempat yang gue tahu"
Angin sedikit bingung, bagaimana bisa Udara tidak tahu banyak tempat disini karena sejak kecil ia tinggal di wilayah ini. Berbeda dengan Angin yang baru kembali lagi 3 tahun lalu saat ia baru masuk SMA.
"Mau ke daerah Selatan?"
"Ikut aja deh gue"
Keduanya masuk ke mobil masing-masing dan Udara yang mengikuti mobil Angin dari belakang. Sepanjang perjalanan sebenarnya Angin dan Udara banyak berpikir apa yang akan dilakukan keduanya nanti, semoga kali ini tidak ada rasa canggung ataupun perdebatan yang mereka ciptakan. Setelah menemukan tempat parkir yang tidak bersebelahan, mereka memutuskan mencari tempat makan terlebih dahulu.
"Selera makan kamu nggak berubah"
"Cuma ini yang buat gue bisa hidup. Lo juga harus makan yang banyak kak", Udara menambahkan beberapa bahan makanan mentah dalam basket Angin.
"Cukup, saya nggak mau kekenyangan"
"Jangan kayak anak perawan makan sedikit-sedikit! Kita ini bukan lagi kencan, nggak perlu jaga image"
"Pikiran kamu terlalu jauh, saya juga nggak beranggapan kayak gitu"
"Makanya makan yang banyak"
"Bukannya saya nggak mau makan, saya cuma mau ngasih space untuk makanan yang lain"
"Jangan pikirin itu sekarang! Nikmati aja makanan yang ada di depan lo dulu"
"Terserah kamu ya Udara"
Mereka menunggu makanan dimasak oleh chef, sementara keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing karena masih terlalu bingung untuk membuka topik obrolan.
"Hahahahhaa! yakin bisa habis?", Angin kaget saat melihat perbedaan porsi makanannya dan sang adik.
Jujur saja Udara juga tidak menyangka jika makanan nya akan jadi sebanyak ini. Tapi mau tidak mau ia harus menghabisinya kan, jangan sampai Angin mengejeknya karena tidak menghabisi makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta yang Dingin
FanficKerinduan diantara mereka sama seperti semesta yang tak berpijak, semakin jauh dan sulit meski hanya untuk bertukar sapa. "Apa kabar?" "Udara" "Sulit ditebak ternyata seorang Angin masih mengingat Udara" _____________________________________________...