"Shit!"
Ranu dengan mudahnya melawan beberapa orang yang didepannya, tangan dan kakinya cekatan memberi pukulan demi pukulan tanpa memberikan celah bagi mereka untuk melawan. Saat dilihatnya mulai lengah, Ranu menghampiri Ehsan yang saat ini sedang bersiap untuk bangun sambil menahan sakit pada lengan serta perutnya.
"Brengsekkkk!"
Lelaki pertama tadi berteriak saat mendapati Ranu menarik kuat tangan Ehsan agar keduanya dapat berlari dari tempat ini segara mungkin.
Bodyguard yang memang sedari tadi hanya diam saja menyaksikan semua perkelahian ini, cuma bisa diam seakan tidak pernah ada kejadian apapun dalam club malam yang mereka jaga. Bagaimana tidak, sang lelaki yang bertengkar dengan Ranu merupakan pelanggan VVIP yang memiliki kekuasan besar dalam mengendalikan beberapa orang dalam bisnis ditempat ini.
"Huuuhhh huhh", terdengar nafas berburu dari Ranu dan Ehsan yang saling berlomba.
"Lo gila! ngapain lo kesini?", teriak Ranu sambil mengatur nafasnya yang masih tidak beraturan.
"Jangan ajak gue debat sekarang! biarin gue masuk beli minum dulu?", Ehsan masuk ke dalam minimarket mengabaikan Ranu yang baru saja berteriak sesaat mereka berhenti berlari.
"Minum dulu", Ehsan memberikan sebuah minuman kaleng kepada Ranu dan langsung diteguknya.
Tanpa rasa ragu ataupun takut Ranu semakin marah padanya, Ehsan dengan tiba-tiba menempelkan kaleng dingin pada wajah Ranu. Sontak Ranu menghindar dan segera berdiri dari duduknya.
"EHSAN STOP! JANGAN LAKUIN HAL KONYOL KAYAK GINI!
Teriakan ini hanya dibalas tatapan datar dari wajah Ehsan.
"Kenapa?", akhirnya Ehsan bersuara.
"Hubungan kita bukan hubungan yang kayak gitu anjing!"
"Lo saudara gue, lo satu-satunya yang selalu berada disamping gue!"
"Lo nggak bisa nganggap gue lebih dari saudara?"
"SAKIT! BENAR-BENAR GILA EHSAN!"
"HAHAHAHHAHAHAHA"
"masih bisa tertawa?"
"Hahahhaha lo terlalu polos anjing"
"...?"
"Hahahaa gue bercanda"
"Are you fucking kidding me? Kau pikir lucu?"
"Hidup ini penuh komedi, dude! Jangan anggap semua terlalu serius", ucap Ehsan yang masih setia dengan tawanya, sementara wajah Ranu sudah memerah serasa ingin memberikan pukulan kepada sepupunya ini.
"Bilang sekali lagi ini lelucon lo!"
"Asal lo tahu, kalaupun gue gay lo cowok pertama yang bakal gue black list untuk gue jadikan pacar!"
"Siapa juga yang mau punya pacar egois, kasar, dan bodoh kayak lo! Hahahhaa"
"You are a piece of shit!"
"Hahaha dah ah skip ! sekarang jawab pertanyaan gue! Apa masalahnya sampe bisa berurusan dengan preman-preman itu?"
"Damn! ini semua karena ulah lo brengsek!"
"Kenapa jadi gue!"
"Lo pikir kenapa gue ke club sendiri? karena candaan anjing lo itu!"
"Terus hubungan apa? Gue pikir-pikir nggak ada hubungannya sama sekali?"
"Siapa bilang?"
"Gue baru aja!"
"Mau mati!"
"Hahahhaha! lanjut"
"Gue mikir bakal dapat pukulan karena abis godain salah satu cewek disana, tapi diluar dugaan gue si cewek tadi malah nagih minta lebih"
"WOWWW! dude"
"Jangan potong omongan gue ya bangsat!", Ehsan hanya mengangguk sambil menahan tawa diwajahnya.
"Gue bilang dia menjijikan terus doi marah dan ngadu ke pacarnya kalo gue ngelecehinnya"
"Dasar bodoh! hahhaha, lo mau mati cuma karena gue bilang jatuh cinta sama lo?"
"Menurut lo masuk akal hubungan sesama jenis?"
"Why not! sekarang banyak kali"
"Not for me!
"Terus kenapa lo tiba-tiba muncul?"
"Gue tadi kerumah nyariin lo dan kata om Banyu lo belum pulang"
"Cenayang banget lo bisa tahu gue disana?"
"Lo lupa kalo kuper? hitungan jari tempat yang bisa lo kunjungi Ranu"
"Sialan!"
Setelah perdebatan serta candaan kembali diantara keduanya, mereka kembali ke club untuk mengambil mobil Ehsan yang masih berada diparkiran. Memang keduanya bodoh karena baru menyadari jika mobilnya masih tertinggal dengan mereka sudah berlalu sejauh 2KM tanpa henti.
***
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta yang Dingin
Fiksi PenggemarKerinduan diantara mereka sama seperti semesta yang tak berpijak, semakin jauh dan sulit meski hanya untuk bertukar sapa. "Apa kabar?" "Udara" "Sulit ditebak ternyata seorang Angin masih mengingat Udara" _____________________________________________...