Kerinduan diantara mereka sama seperti semesta yang tak berpijak, semakin jauh dan sulit meski hanya untuk bertukar sapa.
"Apa kabar?"
"Udara"
"Sulit ditebak ternyata seorang Angin masih mengingat Udara"
_____________________________________________...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eshan baru membaca pesan yang dikirimkan Udara, tanpa perlu membalas ia kembali ke aplikasi game pada ponselnya. Sejak pagi pemuda ini belum membersihkan diri, berdalih masih sakit membuatnya malas melakukan kegiatan apapun selain memanjakan dirinya di atas tempat tidur. Kita lihat apa yang akan dilakukan Udara nanti.
"Emang dasar sepupu anjing lo ya!! Gue kan bilang siap-siap!", Udara berteriak saat melihat Eshan yang masih asyik tiduran sambil membaca series komik favoritnya.
Sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan bahwa ia bersama Angin sudah menunggu di bawah dan meminta Eshan untuk turun agar mereka bisa langsung berangkat. Namun sudah 5 menit berlalu pesan maupun panggilan Udara tidak mendapat respons apapun, sehingga ia memutuskan untuk masuk ke rumah Eshan.
"Apa sih baru datang ngajing-nganjingin gue!", Eshan ikut berteriak karena sedang seru membaca adegan perkelahian tokoh utama bersama sang musuh. Baru saja ia membaca 3 halaman sudah di ganggu pikirnya.
"Buruan mandi, ikut gue sama kak Angin"
"Kemana elah, lagi males keluar gue"
Bug
Udara melempar bantal asal kearah wajah Eshan
"WOY"
"BURU LAH!
"Iya iya sabar", akhirnya Eshan bangkit menuju kamar mandi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hai kak, sorry yang buat lo nunggu", kalimat pertama yang Eshan ucapkan saat masuk ke mobil.
"santai"
"Giliran sama gue aja nggak ada minta maaf!"
"Lo siapa???"
Udara memutar matanya kesal
Sejujurnya Udara tidak banyak mengetahui tempat nongkrong yang bisa didatangi, jadilah ia meminta Eshan untuk memilih tempatnya. Ini juga sebenarnya alasan ia mengajak Eshan, agar tidak usah pusing memikirkan tujuan. Sepupunya ini terkenal gaul jadi memilih tempat nongkrong bukanlah hal sulit kan. Sementara Angin hanya mengikuti saja, ia hanya mengikuti keputusan adik-adiknya.