Hampir sebulan berlalu, hubungan yang sudah lama renggang kini kian hari semakin membaik. Angin dan Udara kian akrab dan mulai terbiasa berada di dekat satu sama lain. Setidaknya meskipun di sekolah hanya sekedar menyapa dan saling bertanya pertanyaan sederhana namun keduanya selalu menghabiskan waktu setelah pulang sekolah, tentunya bersama dengan Ehsan sebagai sang empunya penyedia tempat yakni rumahnya. Beruntungnya Orang tua Ehsan yang menetap di kota lain sehingga keluarga mereka belum ada yang mengetahui jika Angin dan Udara, sang kayak adik yang telah terpisah kini sudah bertemu kembali. Mereka bertiga memang sepakat untuk tidak memberitahu keluarga mereka, mungkin saat ini belum tepat begitu pikirnya.
"Kak mama perhatiin kayaknya kamu sering telat pulang ya?, kemana?", tanya Ranisa sang mama saat melihat Angin yang baru saja tiba dirumah pada pukul 19.20.
"Oh itu ma Angin cuma kumpul sama Yessa sekalian latihan soal bareng buat persiapan UTS", kilah Angin yang sepertinya jawaban ini sudah ia rangkai sejak kemarin, benar dugaannya sang mama pasti akan menanyakan hal ini.
"Jangan belajar bohong ya kak"
"Mama boleh telpon Yessa", Angin memberikan ponselnya kepada sang mama.
"Nggak perlu! Mama juga punya nomor Yessa"
"Mama jangan khawatir, walaupun Angin pulang terlambat tapi Angin nggak macem-macem kok"
"Kamu itu udah kelas 12 kak, emang nggak bisa mainnya di stop dulu!"
"Nggak ngaruh ma, Angin main atau nggak itu nggak akan ngaruh ke akademik. Mama percaya ya sama Angin"
"Pokoknya mulai besok mama nggak mau lihat kamu pulang diatas jam 5"
"Ma..."
"Kamu bergaul sama siapa si kok jadi lebih sering bantah mama begini?"
"Mama kenapa sih, kenapa jadi bawa-bawa orang lain. Nggak ada hubungannya ma"
"Nih kan! Ini yang kamu bilang nggak berubah Angin? Kamu berkali-kali bantah, inget kalimat yang baru kamu ucapin? Kamu sadar itu kamu lagi ngebantah mama? Sadar kamu?"
"Oke Angin ngaku salah ma, Angin minta maaf ya", Angin yang sadar jika dirinya sejak tadi ikut terpancing akhirnya mencoba mengalah dan meminta maaf.
"Kak kamu jangan buat mama darah tinggi ya, kamu itu udah gede bukan anak kecil yang harus selalu mama jaga"
"Iya mama, makanya Angin minta maaf ya udah buat mama marah dan khawatir"
"Mama juga minta maaf ya kak, yaudah kamu mandi nanti mama siapin makan malam dulu", yang hanya dibalas anggukan sambil tersenyum sebelum masuk ke kamar untuk membersihkan diri.
Begitulah perdebatan antara ibu dan anak, selalu diakhiri dengan kata maaf. Bersyukur sekali keduanya adalah tipe orang yang memiliki sikap tenang dan bisa meredakan emosi dengan bijak, sehingga tidak membutuhkan waktu bagi mereka untuk berlama-lama mengakhiri pertengkaran ataupun perdebatan yang terjadi.
***
Angin tersadar jika sejak ia mengendarai mobil ia tidak membawa SIM untuk dirinya, untung saja selama ini tidak ada razia lalu lintas oleh pihak kepolisian. Bagaimana bisa ia melupakan hal penting seperti ini pikirnya. Tanpa menunda lagi sebelum berangkat ke sekolah ia masuk ke ruangan kerja sang mama untuk mengambil SIM yang tersimpan disana. Namun, siapa sangka Angin dibuat bertanya saat melihat sebuah foto yang juga tersimpan di laci kerja sang mama. Dengan rasa penasaran cukup tinggi, tanpa berpikir Angin membalikkan foto tersebut dan mendapati gambar sang adik didalamnya.
Tidak cukup dengan satu foto, Angin memasukkan tangannya pada ujung laci meja agar dapat meraih foto lain yang mungkin ada. Dan benar saja, tidak hanya satu foto melainkan banyak foto masih tersimpan. Angin sebenarnya cukup heran, kenapa foto-foto itu ada disini, tidak mungkin rasanya sang mama dengan ceroboh menyimpan foto yang bisa ia temukan dengan mudah. Angin berpikir mungkin saja sang mama baru membuka kembali foto-foto ini, atau jika memang benar itu berarti dengan kata lain muncul pertanyaan di pikiran Angin "apa mama merindukan Udara?".
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta yang Dingin
FanfictionKerinduan diantara mereka sama seperti semesta yang tak berpijak, semakin jauh dan sulit meski hanya untuk bertukar sapa. "Apa kabar?" "Udara" "Sulit ditebak ternyata seorang Angin masih mengingat Udara" _____________________________________________...
