Setelah pulang sekolah Angin dan Udara memutuskan untuk ke rumah Ehsan seperti biasanya.
"Nih", Ehsan meraih 2 paperbag dari tangan Udara.
"Tumben banget lo baek ke gue", ucap Ehsan saat membuka paperbag yang berisi makanan, serta beberapa obat dan vitamin.
"Sama-sama", ketus Udara karena merasa kesal bukannya berterima kasih pikirnya.
"Kak Angin, thanks ya", ucap Ehsan yang sengaja agar Udara makin kesal.
"Emang manusia nggak tahu diri lo!", ucap Udara.
"Saya capek tiap hari harus dengar kalian ribut", ucap Angin berlalu meninggalkan mereka yang masih berdiri didepan pintu masuk rumah Ehsan.
"Tahu nih, emang susah kalo ngeladenin anak kecil. Caper terussss", Ehsan menyusul Angin melirik Udara yang sudah memasang ekspresi marah.
"Gue bukan anak kecil!"
"Bocah"
"Bukan bocah"
"Iya bukan bocah...TAPI BAYI", Ehsan siap berlari sebelum Udara benar-benar menendangnya dari belakang"
Suasana dalam rumah Ehsan yang hanya diisi oleh tiga orang saja, namun lebih terdengar seperti diisi oleh 10 orang, terlalu banyak keributan yang terjadi. Lebih tepatnya keributan hanya antara Udara dan Ehsan saja, karena seperti yang kalian tahu Angin lebih banyak menengahi dan sebagai pihak yang diperebutkan keduanya.
Seperti saat ini ketika ketiga nya menyiapkan makan siang yang lebih tepatnya makan sore, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.20.
"Kak lo tahu nggak, gue kenal nih sama cowok sok jagoan kasar tapi pas dideketin cewek jadi cupu", Udara yang mendengar ucapan Ehsan hanya bisa menatap dan sambil terus memperhatikan mau sejauh apa ia berbicara omong kosong.
"Gimana gimana? Coba jelasin"
"Jadi gini kak, kemarin diem-diem ada yang dapat confess dari cewek yang ngakunya suka eh yang dideke..."
"Berhenti lo Ehsan! Masih dilanjut bonjok mulut lo!"
"Duh kak gimana ya gue mau cerita tapi udah dapat ancaman, nggak ada backingan nih gue kalo kenapa-kenapa. Mana orang tua gue jauh"
"Jangan caper!"
"Kak jangan didengar, lo dosa kalo percaya percaya titisan dajjal"
"Udara mulutnya bisa di filter?"
"Ya dia duluan cari gara-gara"
"Gue nggak ngomongin lo! Coba inget-inget lagi kapan gue sebut-sebut nama lo?"
"Heh jin dirumah ini juga tahu kalo yang lagi lo omongin itu gue!"
"Dih ngerasa ganteng lo? Yang dapet confess bukan lo doang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta yang Dingin
FanfictionKerinduan diantara mereka sama seperti semesta yang tak berpijak, semakin jauh dan sulit meski hanya untuk bertukar sapa. "Apa kabar?" "Udara" "Sulit ditebak ternyata seorang Angin masih mengingat Udara" _____________________________________________...