Bab 03

35.1K 2.3K 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyelesaikan beberapa video endorsan, Nana melihat jam, "Masih ada tiga jam lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyelesaikan beberapa video endorsan, Nana melihat jam, "Masih ada tiga jam lagi." Nana tampak berpikir, "Live bentar deh."

Belum sampai sepuluh menit mulai live, penontonnya sudah mencapai ratusan. Nana tersenyum manis menyapa para penontonnya, "Banyak banget yang nonton. Hai semuanya," Nana melambaikan tangannya di kamera, lalu mulai membaca pertanyaan di layar ponselnya.

Banyak yang memuji hasil make up-nya, ada juga yang penasaran Nana akan pergi kemana dengan make up secantik ini. "Aku baru abis bikin tutorial make up, video lengkapnya hanya ada di youtube chanel aku."

Nana mulai bosan dengan pertanyaan yang itu-itu saja, tidak pernah jauh-jauh dari make up dan skincare. Tidak ada yang salah sih, tapi kalau ada topik yang baru kayaknya seru juga.

"Yang minta di spill produk apa aja yang aku pake buat look ini, videonya aku upload nanti malam. Menurut kalian, enaknya kita bahas apa sekarang? Aku lagi gabut banget nih."

Banyak saran yang mulai bermunculan, "Bahas utang negara?" Nana terkekeh geli, kembali membaca satu persatu saran yang di katakan follower-nya. Dari sekian banyak, ada satu yang menarik perhatian Nana.

"Tentang perselingkuhan?" Nana membaca username orang tersebut. "Hey Ardina00, kamu baru abis di selingkuhin ya? Kalo mau curhat Dm aja, aku bisa jadi pendengar yang baik kok. Oke, kita bahas tentang perselingkuhan aja ya?"

Tidak lama kemudian, banyak pertanyaan yang mulai bermunculan. Nana pikir akan ada banyak yang curhat karena di selingkuhin oleh pasangannya tapi ternyata lebih banyak yang penasaran dengan pengalaman pribadi Nana tentang perselingkuhan.

"Emang orang secantik kakak pernah di selingkuhin juga?"

"Selingkuh itu gak pandang bulu, tsay. Sekelas Bunda Maya aja di selingkuhin, apalagi aku yang cuma butiran debu."

"Pernah selingkuh atau di selingkuhin nggak?"

Nana menggeleng tegas. "Nggak pernah. Aku tipe cewek yang kalo udah bikin komitmen sama satu orang ya udah, sama dia aja. Walaupun mataku suka liat yang ganteng-ganteng..." Nana terkekeh sebentar, "Tapi ya cuma sekedar 'Oh ganteng nih' tapi kalo di deketin aku pasti langsung mendirikan tembok biar orang ini gak melewati batas dan aku juga gak tergoda untuk menanggapi lebih jauh. Pernah di selingkuhin? Pernah. Dan efeknya luar biasa berpengaruh ke hidup aku saat itu, yang udah pernah di selingkuhin pasti tau rasanya sesakit apa. Tapi yang paling toxic tuh, aku suka membayangkan apa aja yang dia lakukan sama selingkuhannya." Nana menunjuk kepalanya, "Disini akan terus-terusan berimajinasi apa aja yang pacarku lakukan sama selingkuhannya, apa mereka juga pelukan? apa mereka juga ciuman? Sejauh apa hubungan mereka dan itu tuh kayak nyakitin diri sendiri gak sih? Capek banget ada di posisi itu. Tapi aku memang harus lewatin proses menyakitkan itu, biar bisa sembuh. Karena kalo udah sembuh, liat dia dari jauh aja udah ilfeel duluan."

"Spill orangnya, biar kita bisa menjalin silaturahmi."

Nana melebarkan matanya, lalu terkekeh pelan. "Jangan deh, ntar dia kena mental."

"Trauma nggak, kak?"

"Trauma sih, nggak ya. Cuma jadi lebih berhati-hati sih kalo ada yang deketin. Aku juga jadi lebih pintar soalnya dulu aku kalo jatuh cinta suka mendadak goblok." Jawab Nana sambil terkekeh, lalu menunjuk ke kamera seakan-akan sedang mengobrol dengan seseorang. "Iya kan, yang cewek-cewek pasti paham banget. Kalo udah bucin tuh, IQ-ku suka mendadak jongkok."

"Ada mantan terindah nggak, Kak?"

"Nggak ada. Mantanku sampah semua." Jawab Nana lugas.

"Algazali termasuk nggak?"

Nana membelalak, "Kata siapa Al mantan aku? Duh, denger gosip dari mana sih?"

"Dari akun gosip kak."

"Percaya tuh sama Tuhan." Nana menghela napasnya lelah, "Aku sama Al itu cuma temenan, sering hang out bareng tapi gak pernah berdua doang. Tanya aja orangnya langsung."

"Tipe cowok Kakak yang kayak gimana sih? Siapa tau aku bisa memantaskan diri."

Nana tersenyum. "Kalo nggak kayak Jaemin, Jaehyun sama Taeyong, minimal V BTS deh. Atau sugar daddy kayak G-Dragon juga boleh."

Nana terkekeh geli saat beberapa penontonnya langsung protes karena tidak rela Bias-nya menjadi incaran Nana.

"K'Savannah punya pacar gak?"

"In real life sih gak ada. Tapi kalo pacar halu banyak."

"Punya target nikah di umur berapa?"

Nana minum air dari botol tumbler-nya lebih dulu sebelum menjawab, "Sekarang juga udah siap cuma belum di lamar aja." Sedetik kemudian, Nana menggeleng panik. Cepat-cepat melarat kata-katanya. "Eh nggak deng, bahaya kalo nyokab gue nonton terus di anggap serius."

Nana membaca beberapa pertanyaan yang sama berkali-kali, "Padahal tadinya aku mau kita saling sharing loh, bukannya malah nanyain aku mulu. Kan aku juga kepo sama cerita kalian." Nana melirik jam di pergelangan tangan kirinya sebentar, "Kayaknya aku harus siap-siap sekarang deh, aku ada kerjaan sama Enzy di luar." Nana tersenyum sambil melambaikan tangannya ke kamera, "Terimakasih yang udah nonton live gak berfaedah ini, jangan bosen-bosen ya? See you!"

•••

"Kenapa tadi lo nolak tawarannya? Padahal kan kalo lo terima, gue yakin nama lo juga pasti makin ke angkat. Secara ya kan, siapa yang gak kenal fotografer sekelas Setyo Ramdani? Artis-artis aja kalo mau foto sama dia, kudu ngantri dulu."

Nana memutar bola matanya malas. Satu jam yang lalu sejak Setyo Ramdani yang katanya fotografer terkenal itu meninggalkan meja mereka setelah Nana menolak tawarannya, Enzy terus memprotes keputusan Nana.

"Oke, orang-orang taunya Setyo Ramdani itu emang fotografer terkenal yang jasanya udah di pake dimana-mana. Tapi lo juga tau kan, sebejad apa Setyo itu? Lo lupa kejadian minggu lalu di Sky life?" Tanya Nana yang mulai merasa jengah di sudutkan terus menerus.

"Ya bisa aja kan, dia ngelakuin itu karena lagi mabuk? Lagian yang gue denger, Setyo itu cukup profesional kok dalam pekerjaannya. Gue juga gak akan biarin lo berduaan sama dia, seandainya lo mau terima tawaran dia tadi."

Melihat Enzy yang masih saja ngotot, Nana menatapnya tajam. "Gue tetap gak peduli sekalipun lo sebutin semua kebaikan dia, Zi. Yang jelas gue lebih percaya sama apa yang gue lihat. Dan kalo emang lo ngerasa dia baik, ya udah lo aja yang kerja sama dia nanti gue bantu doa semoga lo gak jadi korban dia yang berikutnya." Nana mendengus lalu membuang mukanya asal, "Duduk semeja aja gue udah jijik, apalagi harus kerja sama pelaku pelecehan. Amit-amit!" Nana langsung berdiri dan berniat pergi, tapi sebelum itu dia menoleh ke arah Enzy. "Gak usah ngikutin gue, gue masih kesel sama lo."

Nana yang berbalik secara tiba-tiba langsung menabrak seseorang yang dari aroma parfumnya, sepertinya tidak asing.

"Loh?!" Sahut keduanya bersamaan.

Tbc.

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang