Bab 04

34.9K 2.5K 26
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah orang kaya gabut ini udah gak gabut lagi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah orang kaya gabut ini udah gak gabut lagi?"

Praja terkekeh geli. "Saya mau belanja bulanan, sekalian mampir ngopi dulu." Praja memperhatikan Nana yang duduk di depannya, "Kamu sendiri?"

Setelah insiden tabrakan tadi keduanya terlibat obrolan ringan. Saat Praja bilang mau beli kopi, Nana langsung memaksa untuk mentraktir laki-laki itu karena minggu lalu saat Praja menjadi supir Grab dadakan, laki-laki itu malah menolak uang yang seharusnya dia terima karena sudah mengantar Nana sampai ke tempat tujuan.

"Tadi sama Enzy tapi kayaknya dia udah balik duluan." Nana mengerutkan alisnya saat Praja hanya menyebutkan satu pesanannya ke waiter yang berdiri di samping meja mereka, "Mas cuma mau pesen kopi doang? Gak mau makan sekalian?"

Praja menggeleng pelan. Lalu menyodorkan buku menu ke arah Nana. "Saya emang cuma mau minum kopi, Na."

Nana menyipitkan matanya ke arah Praja, mengundang kekehan geli dari laki-laki itu. Nana mendengus. Mengalihkan perhatiannya ke buku menu lalu mulai menyebutkan beberapa pesanannya.

"Gak mau tau, pokoknya Mas harus ikut makan juga." Melihat Praja yang hendak membuka mulutnya, "Gak boleh protes apalagi nolak makanan. Pamali. Anggap aja ini sebagai ucapan terima kasih saya karena waktu itu Mas udah nganterin saya, mana duitnya di balikin lagi." Tanpa sadar Nana mengomeli Praja, lupa kalau ini adalah pertemuan kedua mereka dan harusnya Nana masih bersikap jaim.

Lama memperhatikan Nana, Praja tiba-tiba ingat sesuatu. "Saya kayaknya pernah liat kamu deh, Na. Muka kamu kayak gak asing, tapi dimana ya..." Praja tampak berpikir keras.

"Nasib yang mukanya pasaran." Ujar Nana pura-pura kesal.

"Eh, bukan gitu." Praja mengusap belakang kepalanya dengan canggung. Diam-diam merutuki dirinya yang mungkin sudah menyinggung perasaan Nana. "Maaf ya, kalo salah ngomong."

Melihat Praja yang sepertinya merasa bersalah, Nana tertawa. Padahal niatnya hanya mau menggoda laki-laki itu, eh malah di tanggapi serius. "Saya becanda, Mas."

"Kak Savannah ya?" Saat Nana menoleh, orang yang baru saja menyapanya itu semakin memekik girang. "Beneran kak Savannah ternyata. Boleh minta foto nggak? Aku suka banget sama konten-konten kakak." Ujar perempuan yang masih mengenakan rok SMA dengan atasan sweater hitam itu.

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang