Bab 25

40.4K 2.4K 67
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan berurai air mata Nana mendorong Praja yang tengah melumat bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan berurai air mata Nana mendorong Praja yang tengah melumat bibirnya. Sambil terisak Nana menatap Praja tajam, "Aku sangat amat berterima kasih karena Mas, aku gak harus nyium Mario. Tapi aku juga gak mau di cium sama bekas orang." Nana menunjuk dada Praja, "Setelah nyium cewek lain, bisa-bisanya kamu nyium aku?" Tanya Nana tidak percaya.

Praja tersentak mendengarnya, tapi tidak lama setelah itu dia tersenyum manis. Ternyata bukan hanya dia yang sibuk memperhatikan perempuan itu dari tadi. Tadi memang ada satu perempuan yang mencoba menggodanya dan jujur saja, Praja juga sempat tergoda untuk membalas ciuman itu. Tapi baru saja mulai, Nana yang baru saja masuk ke dalam Hell Club langsung menarik seluruh atensinya. Dan sialnya, Nana melihat itu semua.

Nana masih berusaha mendorongnya mundur tapi Praja menolak menjauh. Dengan dahi yang masih menempel, Praja menatap Nana tepat di manik matanya. "Aku nyium dia gak kayak nyium kamu, Savannah. Kamu pasti bisa lihat perbedaannya." Praja mengusap pipi Nana yang basah, "Jangan nangis lagi. Kamu bikin aku gak bisa mikir."

Tangis Nana malah makin pecah. Dengan kesal Nana langsung memukul dada Praja, "Aku nangis juga gara-gara kamu, ya!"

"I know."

"Pokoknya setiap kali aku nangis, itu pasti gara-gara kamu."

Praja mengangguk dengan senyum meledek, "Padahal salah paham doang tapi langsung narik kesimpulan sendiri."

Nana langsung melotot, "Salah paham apaan? Mas gandengan sama cewek lain sambil senyum-senyum sok manis kayak gitu, emang kurang jelas apalagi?"

Praja terkekeh pelan, kedua tangannya menangkup pipi Nana lalu ibu jarinya mengusap pipi Nana yang basah. "Itu Safiyya, sahabatnya Tian. Waktu itu aku cuma bantuin Yaya buat lepas dari mantannya yang masih ngejar-ngejar dia. Ya, namanya orang acting, harus keliatan kayak pasangan romantis dong."

Saat Nana menatapnya curiga, Praja langsung mengeluarkan ponsel dari saku celananya. "Mau telpon dia langsung gak?"

Tapi Nana buru-buru menggeleng. "Nggak usah."

"Tapi udah percaya?" Tanya Praja memastikan.

Nana mengangguk tapi tiba-tiba Nana menyadari satu hal yang berubah dari Praja. "Kenapa sekarang panggilannya jadi Aku-kamu?"

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang