Nana jatuh cinta pada Praja Adiningrat yang 6 tahun lebih tua darinya.
Praja yang love language-nya physical touch, act of service dan ngetreat Nana like a queen membuat pertahanan diri Nana runtuh. Tapi sayangnya Praja tidak pernah benar-benar in...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mata lo bengkak banget, Na." Enzy berkacak pinggang, menatap Nana serius. "Lo ada masalah? Sini cerita, jangan lo pendem aja sendirian."
Nana pura-pura sibuk dengan membereskan barang-barang endorsan yang baru saja selesai dia riview. Nana tidak ingin menatap Enzy karena perempuan itu punya insting yang tajam, Enzy bisa mengetahui seseorang itu berbohong atau tidak hanya dengan melihat matanya. Luar biasa bukan?
Nana itu tidak pintar berbohong, kalau di desak sedikit saja kebohongannya pasti langsung terbongkar.
Saat tangannya sibuk membereskan kekacauan di kamarnya, otaknya juga ikutan sibuk memikirkan alasan yang bisa di terima oleh logikanya Enzy.
"Tadi malam gue nonton DOTS lagi. Terus gue sedih aja gitu sama hubungan Song-Song couple yang sekarang, padahal dulu gue nge-ship banget mereka."
Dari ekor matanya, Nana melihat Enzy yang menganga dengan mata melotot.
"Cuma karena itu lo nangis sampe mata lo bengkak?! Gila!" Enzy menggeleng tidak habis pikir.
Nana memang orangnya baperan. Bukan hanya drama korea, baca novel yang sad ending aja Nana bisa nangis berhari-hari. Kalau di tanya kenapa, Nana selalu menjawab 'nyeseknya kebawa sampe ke real life' dan mungkin karena itulah Enzy percaya-percaya aja.
"Y-ya gitu deh."
Enzy mendengus kesal, "Udah tau gampang mewek, ngapain sih di tonton lagi? Emang suka nyari penyakit sih lo." Enzy mengamati isi kamar Nana yang mulai penuh dengan barang-barang endorsan. "Lo nggak mau pindah ke apartemen aja, Na?"
Kamar Nana memang terbilang cukup luas. Dari pintu masuk di sebelah kanan ada lemari sepatu, sedangkan di sebelah kirinya ada kamar mandi. Lalu ada lemari tiga pintu dan tempat tidur berukuran sedang yang menghadap langsung ke jendela, di ujung tempat tidur juga ada sofa minimalis yang bisa menampung dua orang, posisinya menghadap ke rak serbaguna yang Nana jadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang endorsannya, lalu ada meja kerja, meja Tv dan kulkas mini satu pintu yang isinya hanya cemilan dan minuman kemasan.
Nana sangat menyukai kamarnya yang sekarang, terutama model jendela kamarnya yang terbuat dari kaca besar tanpa sekat. Untuk orang-orang yang pekerjaannya selalu berhubungan dengan kamera, cahaya matahari adalah hal yang paling penting sekalipun sudah ada ringlight.