Bab 22

30.1K 2.4K 33
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu sengaja ngehindarin saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu sengaja ngehindarin saya."

"Nggak."

"Iya!" Ujar Praja tegas.

Nana menutup matanya rapat-rapat, terlihat lelah. Praja juga sama, mungkin karena efek semalaman tidak tidur dan pusing memikirkan Nana yang tiba-tiba menghindarinya.

"Kenapa, Na?" Tanya Praja setelah diam yang cukup lama, suaranya terdengar lebih tenang.

"Nggak pa-apa, aku cuma tiba-tiba ngerasa kayak... perlu menjaga jarak, memikirkan kembali apa yang terjadi di antara kita. Dan alasan aku mau ketemu Mas sekarang juga karena ada yang mau aku omongin." Nana tidak berani menatap Praja yang duduk di sampingnya, keduanya masih berada di dalam mobil Praja yang terparkir di depan Kosan Nana.

Sejak kejadian kemarin dan aksinya yang mengindari Praja, Nana akhirnya memutuskan untuk menemui laki-laki itu setelah semalaman membiarkannya menunggu di depan Kosan. Nana sempat curiga kalau Praja memang sengaja tidur di mobilnya, karena pagi-pagi sekali saat Nana keluar hendak membuang sampah, mobil Praja masih terparkir di tempat yang sama.

Nana sejak tadi hanya menunduk, memainkan jari-jarinya dengan gugup. "Aku rasa, kita udah berlebihan untuk dua orang yang gak punya hubungan apa-apa. Mungkin ini terdengar murahan, tapi aku membiarkan semua itu terjadi karena itu kamu." Nana menghembuskan napas panjang, "Kamu pernah tanya, kenapa aku diem aja pas kamu cium kan? Bahkan berkali-kali, padahal aku harusnya marah." Nana menggigit bibir bawahnya dengan gugup, sebelum akhirnya menoleh pada Praja yang juga sedang menatapnya. "Mas sebenarnya tau kan, itu artinya apa?"

Lama terdiam, Praja akhirnya mengangguk. Praja memalingkan wajahnya dari Nana, menatap lurus kedepan. "Saya tau, saya mungkin terlihat seperti bajingan karena ini. Tapi Na..." Praja kembali menatap Nana, wajahnya terlihat putus asa. "Saya nggak bisa, Na. I'm afraid it will hurt you if I keep you by my side. Trust me, at this time I'm the most afraid of seeing you hurt."

Nana menatap Praja tepat di manik matanya, cukup lama keduanya saling menatap sebelum akhirnya Nana mengangguk pelan dan kembali menunduk. Ada sesuatu yang tidak ingin dia perlihatkan pada Praja dan Nana bersumpah ingin menyimpannya sampai akhir. Praja tidak boleh melihatnya terluka karena itulah yang laki-laki itu inginkan.

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang