Bab 27

37.7K 2.3K 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sudah pukul dua siang dan Nana belum makan apa-apa dari pagi, makan yang Praja maksud di sini adalah makan nasi atau makanan berat lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sudah pukul dua siang dan Nana belum makan apa-apa dari pagi, makan yang Praja maksud di sini adalah makan nasi atau makanan berat lainnya. Manusia pada umumnya akan makan saat lapar, tapi berbeda dengan Nana yang makan kalau lagi mood aja. Kalau laparpun, Nana akan lebih memilih makan cemilan atau buah. Kalau di tanya kenapa, Nana akan menjawab : mager, kalo lapar ya makan apa aja yang ada di kamar. Karena itulah Praja langsung menyeret Nana ke Bellevue.

Saat masuk suasana di Bellevue sudah tidak terlalu ramai, mungkin karena sudah lewat jam makan siang juga.

"Mau makan disitu aja boleh nggak?" Nana menunjuk salah satu meja yang ada di dekat jendela besar yang menghadap langsung ke taman. Sejak pertama kali masuk ke Bellevue, Nana selalu ingin duduk disana tapi keadaan Bellevue yang selalu ramai membuatnya mengurungkan niat itu.

Praja mengangguk lalu membawanya duduk disana. "Mau aku masakin apa?"

Nana menggeleng, "Aku mau steak, tapi Mas disini aja."

"Nggak mau aku masakin?"

Nana menggeleng lagi.

"Ya udah." Setelahnya Praja langsung memanggil salah satu waiter dan menyebutkan beberapa pesanan mereka.

"Makanan penutupnya nanti beli di luar aja ya? Disini gak ada."

Nana mengernyit, seingatnya Praja sering membuatkannya dessert setiap kali dia datang ke Bellevue. "Terus, yang sering aku makan?"

Praja mengusap puncak kepala Nana, "Itu gak ada di daftar menu, Na."

Nana langsung ber-oh-ria. Tidak lama setelah itu seseorang datang dan langsung memeluk Praja tanpa permisi, seolah Nana itu manusia tidak kasat mata.

"Long time no see, Praja Adiningrat." Ujar perempuan berambut pirang itu.

Nana memperhatikan perempuan berambut pirang yang tengah memeluk Praja, dan Praja yang langsung berdiri menyambut perempuan itu. Tubuhnya kurus dan lumayan tinggi, terlihat cocok saat berdiri di samping Praja. Wajahnya juga tak kalah cantik dan Nana mulai merasa tidak ada apa-apanya di bandingkan perempuan itu. Tanpa sadar Nana mendengus.

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang