Bab 29

33.7K 2.2K 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya, Nana langsung menatap Praja sambil menempelkan telunjuknya di bibir, mengisyaratkan Praja untuk diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat melihat nama yang muncul di layar ponselnya, Nana langsung menatap Praja sambil menempelkan telunjuknya di bibir, mengisyaratkan Praja untuk diam.

"Iya, Mah?" Nana yang kesusahan memegang es krimnya dengan satu tangan, memutuskan untuk menekan icon loudspeaker lalu melanjutkan makannya.

"Waalaikumsalam, Arabelle Savannah."

Nana terkekeh geli, "Assalamualaikum, Mah."

Di seberang sana, Bu Nura mendengus. "Waalaikumsalam. Kamu kapan mau pulang, Na?" Tanya Bu Nura to the point.

"Nanti, kalo kerjaanku udah bisa di tinggal." Nana mengerutkan alisnya, "Perasaan akhir-akhir ini, Mama sering banget minta aku pulang. Kenapa?"

Bu Nura menghembuskan napasnya panjang, "Orang tuanya Izam, mereka mau silaturahmi ke rumah tapi maunya ada kamu juga. Mama gak enak nolak terus, Na."

Begitu mendengar nama Izam, Nana langsung memutar bola matanya malas. Apa laki-laki itu masih belum sadar juga? Padahal Nana sudah pernah menolaknya dengan tegas, semua telepon dan chat-nya pun Nana abaikan tapi memang keras kepala si Izam itu.

"Aku udah pernah nolak Izam, Mah."

"Iya, Mama tau. Tapi orang tuanya minta di kasih kesempatan untuk mengenal kamu lebih jauh dulu, setelah itu baru kamu--"

"Tapi aku yang gak mau kenal anak mereka lebih jauh. Mama ngerti gak sih? Mama tau kan, aku paling gak suka--" Nana yang hampir meledak karena emosi langsung menatap Praja saat laki-laki itu tiba-tiba mengusap puncak kepalanya. Nana bahkan hampir lupa kalau masih ada Praja disini.

Bu Nura kembali menghembuskan napasnya panjang, "Mama nggak enak nolaknya, Na."

Nana yang tadinya sudah mulai tenang, kembali terpancing. "Jadi kalo tiba-tiba mereka datang ngelamar aku, Mama juga bakalan langsung terima karena gak enak?"

"Bukan gitu, Na..."

"Pokoknya aku gak mau nikah sama dia, titik." Ujar Nana tegas.

Nana mendorong cup es krim yang isinya sudah mencair lalu beralih mengambil air mineral yang tutupnya sudah di buka lebih dulu oleh Praja, setelah itu Nana meneguknya hingga tersisa setengah. Bicara dengan Bu Nura benar-benar menguras energinya.

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang