Bab 18

27.1K 2.2K 60
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngomongin apaan lo?" Todong Praja pada Tian langsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngomongin apaan lo?" Todong Praja pada Tian langsung. Praja mengambil duduk di samping Nana setelah tadi sempat mengacak-ngacak rambut perempuan itu.

"Sans Bro. Gue lagi nawarin dia buat promosiin Hell Club. Iya kan, Na?" Tanya Tian sambil menaik turunkan alisnya dengan senyum jahil.

Nana yang di tanya langsung mengangguk cepat. Sedangkan Praja langsung memberikan tatapan protes pada Tian.

"Nggak ada, nggak ada! Lo gak liat?" Praja menunjuk Nana dengan dagunya, "Dia masih bocil, gak boleh main-main di Club."

Kali ini, justru Nana yang protes. Sambil memukul pundak Praja, Nana protes. "Enak aja. Aku udah 23 ya! Aku juga udah sering keluar masuk Club walaupun gak pernah minum alkohol."

"Tuh kaaan, apa gue bilang?" Tian tersenyum puas.

Praja menyipitkan matanya, melihat Nana dari atas sampai bawah lalu ke atas lagi dengan tatapan menilai. "Masa sih?"

"Tanya aja sama Enzy."

Praja menyipitkan matanya, menatap Nana serius. "When I see you there, I will drag you home."

Mendengar itu, wajah Nana semakin cemberut. Dengan kesal Nana memukul pundak Praja lagi, "Ihh, ngeselin banget sih?!"

"Makanya, gak usah main-main disana. Tempat itu gak cocok buat kamu." Praja mengambil tangan Nana yang tadi di gunakan untuk memukulnya, lalu mengusap pelan telapak tangan Nana yang memerah.

Tian yang menjadi penonton, berdecak kesal. "Tu es tombé sur lui, Praja Ashole Adiningrat." Ujar Tian dalam bahasa Prancis.

"Shut the fuck up."

"Ngomongin apaan sih?" Nana menatap Tian dan Praja secara bergantian. Karena bahasa yang di gunakan Tian cukup asing di telinganya.

"Nggak penting." Praja mengusap puncak kepala Nana, lalu melirik milk shake dan chocolate cake milik Nana yang sisa setengah. "Kamu gak mau pesen lagi?" Tanya Praja, sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Udah kenyang."

Nana yang sadar, Praja belum memesan apa-apa langsung menoleh ke papan menu besar yang ada di atas meja kasir. Setelah membaca sekilas, Nana kembali menatap Praja. "Mas mau pesan apa? Biar aku pesenin."

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang