Bab 13

29.7K 2.1K 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa memberikan jarak, Praja melepaskan tautan bibir mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa memberikan jarak, Praja melepaskan tautan bibir mereka. "Kamu keberatan kalo saya cium?"

Nana yang masih kesulitan mengatur napasnya, mendelik dengan wajah memerah. Antara malu dan kesal.

"Telat nanyanya."

Bukannya merasa bersalah, Praja justru terkekeh. "Saya tau, harusnya saya gak lancang cium kamu. Tapi..." Praja kembali menangkup wajah Nana, tatapannya tertuju pada bibir Nana yang mulai membengkak. "Kamu terus-terusan bikin saya gila, Na." Bisik Praja dengan suara beratnya.

Setelah itu, Praja kembali menyatukan bibir keduanya. Mencium Nana lebih dalam dan menuntut.

Nana mulai tergiur untuk membalas setiap lumatan yang di berikan Praja, tapi tentu saja Nana kalah jauh. Praja terlalu ahli untuk Nana yang masih pemula. Dengan napas terengah-engah, Nana memukul pelan dada Praja agar laki-laki itu mau sedikit memberikannya jeda untuk bernapas.

Praja mengusap bibir Nana yang bengkak karena ulahnya, "Sorry."

Lagi-lagi, Nana mendelik kesal.

"Bukan karena udah nyium kamu..." Menjeda kata-katanya, Praja mengusap bibir bawah Nana dengan ibu jarinya. "Tapi karena udah bikin bibir kamu bengkak."

Praja dan kelakuannya tidak pernah gagal mempengaruhi Nana. Dengan wajah memerah, Nana menyentuh dadanya yang berdetak kencang.

"Kenapa?" Tanya Praja yang sejak tadi memperhatikan Nana.

Nana menarik lalu menghembuskan napasnya panjang, berusaha menenangkan diri dari debaran aneh yang mulai menyiksanya.

"Lama-lama aku bisa jantungan kalo deket-deket Mas terus." Ujar Nana polos. Dengan wajah memerah, sepasang mata bulatnya menatap Praja serius.

Tapi Praja justru tertawa sambil mengacak-ngacak rambut Nana dengan gemas.

"Lucu banget, jadi pengen cium lagi."

Sontak Nana langsung mundur sejauh mungkin, sampai punggungnya menyentuh pintu mobil. "Awas aja kalo berani nyium lagi." Ujarnya penuh peringatan.

Nana menurunkan kaca di atas kepalanya, meneliti keadaan bibirnya yang membengkak.

The Center Of My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang