BAB 18

2.2K 155 3
                                    

Aku yg merasakan badanku sangat remuk tidak bisa bergerak lagi

"Porsche jangan tidur dulu, aku ingin lagi" Kinn menepuk pipiku

"Aku tidak sanggup Kinn, sakit hiks" Kinn yg melihatku menutup mata tetapi airmata tetap mengalir

"Kau bangun dulu, seprei nya basah nanti kau masuk angin"

Kinn menyalakan AC, menarik selimut dan memasukanku ke dalam selimut, dia berbaring di sampingku dan memelukku yg membuatku hangat

"Kau lemah porsche, aku masih ingin" bisik nya

Aku menutupi wajahku kedalam selimut dan menangis, aku baru kali pertama seperti ini wajar saja seperti wanita yg kehilangan keperawanan nya lalu Kinn memelukku dengan erat

"Jangan menangis, apa kau menyesali perbuatanku" Kinn menarik selimutku, Kembali memelukku dan mencium keningku

"Maafkan aku Porsche, aku sungguh tidak ingin kehilanganmu dan tidak bisa menahannya lagi" aku mendengarkan Kinn dengan suara yg lembut sungguh membuatku lemah dipelukannya

"Sakit Kinn hiks"

"Iya maafkan aku iya" menciumi pipi ku dengan brutal

"Kau ingin apa ? Ayo katakan ke aku ingin apa ? Tapi jangan menangis, aku sungguh tidak ingin melihatmu menangis porsche"

Kinn menghapus air mataku dan mencium mataku karena mataku sudah bengkak akhirnya aku tertidur dipelukannya

Pov Pete

Aku menelpon Vegas tpi berkali kali tidak diangkat membuatku berfikir yg tidak tidak .

"Eeyy Pete, ada keluarga minor datang" kata arm menghampiri kekamarku

"Seriuskah arm"

"Cepat panggil Khun Kinn segera ke ruang meeting"

"Oh iya , thanks bro" kataku menepuk pundak nya

Aku tergesa gesa menuju kamar Khun Kinn. Aku ingin membuka gagang pintu nya dengan cepat tpi aku teringat bahwa Khun Kinn dengan porsche, bagaimana ini

Tokkk.. tok... Tok...

"Khun Kinn" suara ku kecil berkali kali memanggil aku lupa kamar nya redup suara harus berteriak

"KHUN KINN, KHUN KINN" tok...tok...tok...

Pintu terbuka aku langsung terkejut

"Aish Pete , kau mengganggu saja. Kecilkan suaramu Porsche sedang tidur"

"Mmm itu Khun Kinn"

"Apaa Pete"

"Pakai bajumu dulu Khun Kinn, keluarga minor datang" aku hanya melihat Khun Kinn memakai celana panjang piyama nya tidak memakai baju

"Oke tunggu aku Pete" Khun Kinn terburu buru ke ruang ganti pakai sedangkan aku menunggunya di depan pintu

Memasuki ruangan meeting keluarga, masing masing dari tuannya ada bodyguard dibelakang nya, aku melihat Vegas bersama ayahnya. Vegas melihat kearahku tersenyum namun aku balas dengan sinis karena dia susah dihubungi

Pov Kinn

"Ada apa paman datang kesini" kataku sinis

"Aku hanya ingin memastikan, apa benar keluarga utama menuduh keluarga minor mengambil senjata warisan Theerapanyakul"
Katanya memegang dagu

"Lantas tujuan apa paman kesini" kataku menjebak

"Aku hanya ingin tau" katanya menantang tpi Vegas memberiku isyarat

"Apa yg ingin kau tau dari kami? Siapa yg bilang seperti itu" Ayahku langsung menjawab karena takut aku langsung melontarkan kata kata yg tidak seharusnya dikeluarkan

"Aku mendengar jika keluarga utama menuduh keluarga minor" katanya diperjelas

"Yg kau maksut anak buahmu yg berpura pura bekerja disini, dan memberitahumu paman. Bodoh sekali anak buahmu yg seperti itu" kataku teriak

"Hey Kinn, kau tidak perlu berteriak" Vegas memperhatikanku . Sebenarnya apa yg ingin dikatakan Vegas sedaritadi memberi kode tpi aku tidak paham

"Cukup Vegas, aku pun tidak mengerti apa yg kau maksut Kinn" pamanku bingung dengan jawabannya

"Atau mau ku bawa kemari anak buahmu dan langsung kutembak tepat di kepalanya" kataku tegas

"Oh kau berani sekali Kinn, tidak ku sangka kakakku menjadi kan mu ketua keluarga utama" pamanku mengalihkan jawabannya

"Sudah Kinn, sebenarnya apa tujuannya mu kesini Karn" ayahku menegaskan nya

"Aku hanya tidak suka aku dituduh melakukan pencurian senjata keluarga kita" jelas nya pada ayahku

"Senjata sudah aku temukan dan kembali ke tempat nya, jadi apa yg kau inginkan Karn" perkataan ayahku membuat ku terkejut dan pamanpun Sampai tidak bisa lagi berkata kata

Meeting pun selesai aku kembali kekamar karena terakhir kali aku menyelimuti Porsche dengan tubuh yg masih telanjang dan suhu AC yg tinggi

"Porsche, mengapa kau menangis baby" aku melihat nya menangis dikasur menyamping kearah pintu

"Kau tega Kinn meninggalkanku hiks dan mengunci pintu nya hiks"

"Maaf, maaf kan aku Porsche" aku memeluknya dengan erat dan dia membalas

"sebentar aku ambil baju untukmu dulu, pakai ini" kataku mengambil piyama keruang ganti dan memakaikannya ke tubuh seksi nya

"Kinn hiks" Porsche menatapku dengan mata sembab nya

"Hmm, apa kau ingin satu ronde lagi" kataku bersemangat

"Bukan itu, itu darah" Porsche menunjuk kearah seprei

"Jadi kau menangis karena darah Porsche" dia menganggukan kepalanya

"Pantatku sakit Kinn hiks tdi aku ingin ke kamar mandi hiks tpi sudah banyak darah hiks karena aku tidak bisa bangun Kinn jdi aku hanya diam menunggumu hiks kembali"

"Apa sakit sekali, sini aku cek" aku membalikan badannya untuk memastikan nya tpi Porsche tidak ingin menunjukan

"Tidak usah malu Porsche, aku sudah melihatmu telanjang"kataku membayang kan yg tidak tidak setelah aku menyentuh badannya kembali suhu nya sangatlah panas

"Dingin Kinn" lirihnya membuat ku langsung mencari remote AC untuk dikecilkan dan menelpon Pete menyuruh nya memanggil dokter keluarga kepercayaan Theerapanyakul

"Sabar sebentar Porsche" aku segera ke samping nya menutupi nya dengan selimut

"Maafkan aku iya membuatmu seperti ini" aku mencium kening nya dan melihat nya sudah tertidur



Demam dong abis di eww 😭😭😭

KEYAKINAN HATI (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang