BAB 38

1.6K 115 4
                                    

Pov Kinn

Setelah ku keluar dari kamar mandi dan keruangan ganti. Aku melihat ke kamar mandi, teras bahkan aku masuki ruang rahasiaku tidak ada Porsche. Aku sangat mendidih dan frustasi dibuatnya. Aku memanggil big dan menyuruh Pete untuk mencari porsche karenaku yakin Porsche tidak akan keluar walaupun dia marah padaku

Aku menyuruh bibi untuk bawakan makan malam karena aku dan Porsche sedang tidak bicara satu sama lain tapi Pete menghubungiku berkata Porsche ditembak, sungguh aku sangat ingin marah

Aku berjalan ke arah lift dengan beberapa bodyguard dibelakangku

"Sudah kukatakan diam dikamar Porsche" teriakku memegang tangan nya yg erat

"Ai pete tangkap pelakunya, dan kabariku jika sudah tertangkap"teriakku

"Sakit Kinn hiks" Porsche menangis aku lupa tangannya masih sakit walaupun sudah tidak diperban dan aku mencengkram tangan yg satunya menarik ke kamar

"Tanganku sakit hiks"

"Kau tau dampaknya jika kau keluar dari sini"

"Mengapa ? Itu urusanku hiks" teriak Porsche

"Kau masih tidak mengerti dengan keadaan ini Porsche"teriakku

"Bagaimana aku mengerti jika kau saja tidak katakan apapun denganku kinn, aku memang bukan siapa siapamu, bahkan dari ploy si mantan yg sangat kau cintai dan kau perdulikan aku pun tidak tau bahkan orang yg terus menerus menyerangku aku tidak tau. Kau sangat egois Kinn, kau hanya ingin dimengerti tpi kau tidak mengerti aku. Oh ya kau menolongku dan aku berterimakasih atas itu" teriak Porsche menangis dan keluar dari kamar yg memang tidak menutup

Aku sungguh terkejut atas perkataan Porsche, memang salahku belum menceritakan apapun padanya, aku sungguh frustasi dibuatnya. Aku membanting guci kesayanganku yg berada di samping tv walaupun itu pemberian dari ploy. Aku tidak bermaksud untuk menyakiti nya, aku tidak memberitahu nya agar Porsche tidak berfikir yg macam macam

Tok..tok...tok

"Masuk Pete"

"Khun Kinn, orang nya sudah di ruang bawah tanah" Pete terkejut melihat keadaan kamarku

"Aku akan menyusul Pete" aku masih duduk dikasur

Pov Porsche

Aku sangat membencimu Kinn, aku menangis dan masuk kekamar Porchay tpi Porchay tidak ada. Aku menangisi semuanya dan segera cuci muka lalu berganti pakaian yg aku ambil dari rumah karena selama disini aku memakai pakaian yg kinn belikan untukku bahkan Porchay pun dibelikan

Aku sudah puas menangis walaupun masih belum tenng dan aku keluar kamar mandi

"Ai phi Porsche" Porchay memelukku dan melihatku

"Kau tidak apa phi, aku dengar bahwa ada yg menembak ditaman"

"Aku tidak apa nong?" Aku memegang pundaknya untuk menduduki dikasur

"Sungguh phi tpi mengapa mata phi seperti habis menangis"

"Tidak apa nong, kau darimana ?"

"Aku habis menonton dari kamar phi thankun tpi phi Ken menyuruhku balik ke kamar karena ada penyerangan. Aku sungguh takut phi"

"Ooh aku tidak apa nong"

"Lalu mengapa phi disini ?"

"Aku merindukanmu, apa phi tidak boleh tidur disini?"

"Oh tentu boleh phi, aku juga merindukan tidur bareng dengan phi"

Tok..tok..tok....

"Nong Porchay, aku membawakan makan malammu"

"Masuk phi Ken" teriak Porchay karena aku dengannya berpelukan dan tidur dikasur

Ken masuk dan terkejut melihatku

"Oh Khun Porsche, aku tidak tau jika ada Khun Porsche disini, mau ku bawakan makan malam ?"

"Ah tidak usah Ken, terimakasih" lalu Ken berpamitan dan Porchay segera menghampiri makanan nya

"Phi tidak ingin makan?"

"Makanlah nong, aku sangat lelah" aku sungguh masih kesal dan benci dengan keadaan ini lebih baik aku memilih tidur walaupun aku tidak tidur pulas agar Porchay tidak banyak bertanya

Pov Kinn

Aku menyuruh pelayan membersihkan kamarku dan aku bergegas ke ruang bawah tanah untuk mengetahui siapa yg berani menembak Porsche bahkan di rumah mafia Theerapanyakul

"Arm, kau sudah menyelidikinya ?" Arm mendapatkan ponsel nya dan arm sangat pintar akan teknologi

"Sebentar lagi aku mendapatkan datanya Khun Kinn" aku berjalan ke arah yg kutuju

Melihat nya sudah babak belur sungguh membuatku geram teringat Porsche di tembak walaupun tidak kenapa-napa

"Ma-af Khun Kinn,aku di-suruh Khun Kinn, buk-an ke-inginan-ku"

"Siapa tuanmu hah!!" Pete menjambak kepalanya

"No-na ploy , a-ku di-suruh oleh-nya"

"Kau yakin" Pete menendang perutnya

"Iya nona ploy" aku sudah menduga kalau itu peringatan darinya yg ingin bertemu karena dia akhir akhir ini menelponku tidak kuangkat

"Pete, bereskan" aku sungguh frustasi memikirkan Porsche dengan penyerangan yg diinginkan pamanku dan sekarang ploy yg ingin menuruti keinginan nya

Aku akan berbicara dengan baik ke Porsche, Ken memberitahu ku bahwa Porsche dikamar Porchay. Aku kekamar Porchay untuk memastikan. Porsche bisa saja kabur tpi dia tidak melakukannya karena ingin mendengar yg terjadi dari aku. Aku sudah siap memberitahu nya.

"Ken, porsche sungguh didalam ?"

"Iya Khun Kinn" Ken membukakan pintu nya

Aku melihat Porsche tertidur dan Porchay sedang mengerjakan tugas sekolah

"Ooh phi Kinn" Porchay terbangun dari bangkunya

"Lanjutkan nong, aku hanya memastikan Porsche disini"

"Phi Kinn, apa yg terjadi ?"

"Tidak apa nong, nong kau tau bahwa ada penyerangan" Porchay hanya mengangguk

"Diam lah disini jangan kemana mana, phi akan berusaha untuk kembali normal"

"Siap phi Kinn" aku duduk disamping Porsche yg sedang tertidur

"Apa phi mu tidur dari tadi nong?" Aku mengelus rambutnya dengan lembut dan melihat tangan yg tadi ku cengkram memerah sedikit

"Hmm, seperti nya phi lelah karena tdi matanya sangat sembab dan merah" Porsche tidak mungkin bercerita padanya

"Maafkan aku Porsche" batinku didalam hati, yg melihat matanya sungguh sembab dan memerah

"Yasudah aku akan kembali ke kamarku nong, kau lanjutkanlah"

"Ooh phi Kinn tidak membawa phi Porsche?" Katanya heran

"Tidak kurasa biarkan dia sini tidur denganmu, kau merindukannya bukan?" Porchay mengangguk dan aku berjalan ke arah pintu

"Phi Kinn terimakasih" dan aku melambaikan tanganku dan segera ke ruang kerjaku memikirkan yg terjadi , sebenarnya aku ingin tidur tpi mana mungkin aku bisa tidur tanpa Porsche


Mau apdet 3 tapi lagi unmood

KEYAKINAN HATI (KINNPORSCHE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang