KEYAKINAN HATI (KINNPORSCHE)

BAB 51

"Aish kau, ku kira siapa ?"

"kau sudah jarang mengumpul dengan kita kinn" kata time segera duduk di sofa

"bagaimana, apa semua baik- baik saja kinn?" tanya tay

aku mengangguk dan menyuruh pete keluar

cekrekkk....

"oh honey, kau ingin kemana ?" vegas masuk

"mengapa semua orang berkumpul disini ?" kataku menekan

vegas menarik pete dan menyuruhnya duduk disamping vegas

pete enggan karena masih berada pengawasanku

"tidak apa pete" kataku

Pete akhirnya duduk dengan perlahan

"lalu dimana pasanganmu kinn?" kata tay

"apa kau putusnya dengannya ?" kata time mengejek

"tidak mungkin , kau tau karena porsche sekarang kinn sudah berubah" ejek vegas

pete memukul paha vegas

"berubah menjadi ?" ejek tay lagi

"yg dulunya dikenal ketua mafia theerapanyakul yg sangat kejam sekarang menjadi lembut" ejek vegas lagi

dan sontak semuanya tertawa

"bagaimana kita berpesta , ayolah kau mengurusi kerjaanmu terus kinn" ujar time

"iya semua sedang berkumpul dan berpasangan"

"c'mon baby" kata vegas mencium pipi pete

Pov Porsche

Kinn memasuki kamar dan melihatku

"ganti baju mu porsche"

"aku baru mau ke ruanganmu kinn"

"ganti bajumu" kinn menarikku ke ruang ganti

"mengapa kinn? apa ada yg salah ?"

"kita akan party" kinn mencium pipiku

"ke mana kinn ?"

"kau inginnya kemana porsche?"

kinn mendekatiku dan memegang daguku

"apa boleh ke bar phi yok saja, aku rindu dengan tem dan jom"

"jadi kau party dengan nya atau denganku porsche" kesalnya

"ya tentu saja denganmu kinn, awas kau membohongiku lagi atau kau akan melobi lelaki untuk menghisap batangmu"

memang dia saja yg bisa marah akupun bisa

Cuppp...

"aish kau ini" kinn mencium bibirku

"apa boleh kinn?"

"hmm"

aku menyodorkan tanganku

"apa porsche"

"aku minjam ponselmu untuk menelpon jom dan tem"

"apa kau tidak memegang ponselmu porsche"

"auw ponselku hilang dari kau mengumpatiku di hotel"

"iya itu aku yg mengambilnya tetapi semenjak kau sakit kufikir kau merindukan Porchay untuk menelpon , jadi aku taro di laci samping kasur porsche"

"hah sungguh kinn" aku berjalan ke arah laci

"ku kira kau sudah tau porsche"

"sungguh aku tidak tau kinn" aku tersenyum merindukan ponselku yg sudah hampir 2 bulan tidak aku temukan