BAGIAN LIMA

32 9 0
                                    

"Jie, kemarin lancar semua ya, keren juga kita kan bisa selesain tugas cuma dua hari kerja" ucap Nayara penuh kesenangan di matanya.

Jisung mengajak Nayara pergi berlibur besok, karena besok mereka libur ngampus. Jisung sebenarnya sudah membuat janji kepada Nayara bahwa jika tugas mereka benar pengerjaannya kemudian di terima dan mendapatkan nilai A+, Jisung akan mengajak Nayara pergi keliling kota Gangnam, Seoul.

Semua tugas 80% Nayara yang mengerjakannya itupun kemauannya, jadi 20% Jisung hanya memasuk-masukkan seluruh saldonya di setiap transaksi yang telah di tentukan.

🎓🎓🎓

Hari ini tepat salju pertama di akhir tahun, Nayara menikmati desiran angin yang menyejukkan sembari membuat gundukan salju menjadi mereka salju, sedangkan Jisung duduk di kursinya di depan api unggun dengan seteguk teh hangat di gelasnya. Jisung mengembangkan senyumnya ketika melihat Nayara tersenyum bebas terlepas dari bebannya di kampus.

Nayara melirik Jisung yang memperhatikannya sejak tadi, Jisung yang tersadar langsung memalingkan wajahnya menatap sekelilingnya yang damai di penuhi akan salju dan pemandangan yang indah.

"do you wanna build a snowman?"

Nayara seraya bernyanyi dengan suaranya yang mirip dengan Anna karakter favorit Jisung. Jisung langsung menoleh ke arah Nayara lalu menatapnya yang sedang memainkan ranting kayu sebagai tangan boneka salju.

"icung tau nggak ini namanya siapa?" tanya Nayara yang masih setia berdiri di sebelah boneka buatannya, Jisung menggeleng tak tahu, sebenarnya ia tahu.

"ini olaf, lucu banget gak sih, eh iya gak ada hidungnya lupa aku, bentar ya aku cari dulu hidungmu,,,,,,, nahh kan jadi dah ada tuh idungnya, kayak hidup ya olafnya" ucap Nayara bicara sendiri.

Tingkahnya kini seperti anak kecil di mata Jisung yang terlihat sangat menggemaskan.

Jisung memanggil Nayara dengan menepukkan tangannya untuk segera kemari dan memakan makanan yang telah ia masak untuk makan.

"ini olafnya gimana?" tanya Nayara polos.

Jisung memberitahunya biarkan saja si snowman tetap berada di situ kau kemarilah dan isi dulu perutnya, Nayara menghampirinya dengan berlari kecil yang terlihat semakin menggemaskan.

"wahh icung masak ramen?" tanya Nayara antusias ketika melihat dua mangkuk ramen yang telah di sediakan Jisung, Jisung menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

"ihh cocok banget, kesukaan gue ini, iiiiii enak nih kayaknya pas banget dingin-dingin gini makan yang anget-anget kan?" lanjut Nayara yang tidak berhenti bicara.

Mereka melanjutkan makannya dengan Nayara yang terus berbicara saat makan, hingga Jisung menegurnya bahwa makan tidak baik sambil berbicara, Nayara mengerti lalu suasana jadi hening melanjutkan makannya tanpa sepatah katapun yang Nayara keluarkan.

Jisung terus menatapnya ketika Nayara patuh akan isyaratnya, sebenarnya Nayara adalah anak yang keras kepala, tidak ingin mendengar perkataan siapapun, membantah saat di beri tahu, tetapi ini, dia menjadi penurut ketika Jisung memberitahu isyarat dengan sangat lembut.

Pada dasarnya, Nayara hanya ingin sebuah perhatian yang lembut dari orang terdekatnya, hanya itu tidak lebih, wajar jika Nayara menginginkannya karena sejak kecil orang tuanya kurang memberikan kasih sayangnya.

Tetapi Nayara dan Dika masih tidak tahu hingga sekarang bahwa orang tua mereka sangat-sangat menyayangi dan mencintai mereka, apa yang mereka inginkan selalu terwujud.

Nayara bersandar di bahu kokoh Jisung sembari menatap pemandangan kota Gangnam dari bukit yang terlihat indah karena di tutupi hamparan salju, Jisung sekali lagi memberikan sandaran hangat untuk Nayara sehingga Nayara tertidur kembali.

Jisung menyadari Nayara yang tertidur lelap di bahunya, dirinya menatap lekat wajah Nayara, ia menatap hidung Nayara yang mirip dengannya, kecil nan lancip, sangat cantik.






🎓🎓🎓







Jisung bangun, Jisung!"

Nayara membangunkan Jisung dengan nada khawatir membuat Jisung yang mendengarnya langsung panik lalu menanyakan 'ada apa?'

Nayara menarik Jisung keluar dengan nyawanya yang belum sepenuhnya terkumpul, Jisung samar-samar melihat sekeliling yang di penuhi salju, tidak ada perubahan, hanya bekas api unggun mereka yang menjadi abu yang di tutupi salju.

"udah ancur" ucap Nayara merenung sembari menekuk bibir bawahnya, Jisung yang sedang mengusap matanya langsung menatap Nayara, apa yang hancur?.

"olafnya ancur Jie, huaa" rengek Nayara yang memperlihatkan ekspresi sedih di wajahnya.

Jisung membuang napas kasar menatap Nayara dengan tatapan aneh, ini benar-benar menyebalkan, kenapa hal sekecil ini bisa membuatnya menjadi histeris seperti ini, terlebih lagi Nayara membangunkan Jisung secara paksa seperti ingin memberitahu hal yang besar, but? This menyebalkan sungguh.

Jisung memberitahu Nayara bahwa semalam angin di luar sangat kencang sehingga boneka saljunya pasti akan hancur kapan saja saat terkena terpaan angin.

"gw kira olaf bakalan idup kayak di disney frozen"

Jisung membelalakkan matanya besar-besar, membayangkan betapa mengerikannya jika boneka salju yang di buat bisa hidup dan menatapnya, itu akan sangat mengerikan.

Jisung menepuk pundak Nayara sembari memeluknya memberi kehangatan sembari berjalan di pinggiran jalan dengan salju udara yang sejuk, Jisung mentap wajah Nayara yang sepertinya murung lalu mengajaknya pergi ke resto terdekat.

"gw gak laper Jie"

Jisung hanya menatap Nayara yang duduk di hadapannya, tak lama setelah itu perut Nayara berbunyi keroncongan sontak Nayara membelalakkan matanya besar-besar lalu menatap Jisung kemudian tersenyum menyeringai menunjukkan gigi rapihnya.

Jisung dan Nayara menghabiskan akhir pekan mereka dengan berkeliling kota selama beberapa hari bersama salju akhir tahun kali ini tanpa gangguan Yoobin dan yang lain.

Mulai dari mendaki di bukit terdekat di kota lalu menginap selama semalam, bermain ice skity di danau yang membeku berdua, semua mereka lalui bersama layaknya sepasang kekasih yang baru menikah.

VOTE AND KOMEN JUSEYO!¡
Next ga nih?

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang