BAGIAN LIMA BELAS

14 4 5
                                    

HALLO, BACK AGAIN YAAA..
HAPPY READING....


Risa, Baekseol, Ryumi serta Yoobin telah sampai di rumah sakit dan langsung menghampiri Jisung yang berada di luar ruangan, mereka menanyakan keadaan Nayara pada Jisung tetapi Jisung menjelaskan menggunakan bahasanya bahwa Nayara kehilangan banyak darah dan belum sadarkan diri.

Eitss, Jisung masih pakai bahasa isyarat? Apa dia lupa? Ntah lah, kita lanjut ke cerita...

Setelah menunggu lama ponsel Jisung berdering, ada panggilan video masuk dari ayah Nayara, tubuhnya bergetar hebat saat ingin mengangkatnya, keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajahnya, tetapi mereka semua yang ada di situ membantu Jisung untuk mengangkat telponnya.

"halo om, apa kabar"

Risa merebut ponsel Jisung dan langsung mengangkatnya tanpa ragu dan gugup, Tuan Choi justru bingung, kenapa Risa yang mengangkat telponnya.

"saya baik, kenapa Risa yang angkat? Jisung kemana?"

"Jisung lagi keluar om"

"oh iya Nayara mana? Kenapa dia belum pulang, seharusnya jam segini Jisung sudah mengantarkannya"

Pertanyaan Tuan Choi membuat seisi ruangan menjadi hening, Risa terdiam sejenak kemudian menarik napasnya panjang.

"om, maaf sebelumnya, aku agak berat mau ngomongnya" ucap Risa sopan.

Tuan Choi menunjukkan wajah penasarannya dan rasa khawatir yang kini muncul perlahan.

"Nayara om"

Mendengar nama Nayara Tuan Choi langsung memasang wajah khawatir yang tadi ia tanamkan.

"Nayara kenapa?"

"Nayara.... Nayara kecelakaan om"

"APA?!"

BRUKK!

Ponsel Tuan Choi kini jatuh dari genggamannya, ia tak percaya putrinya harus mendapati luka lagi.

"om! Halo! Aku bakal shareloc lokasi rumah sakitnya om, selamat sore"

Risa mematikan ponselnya dan segera mengirimkan lokasi rumah sakit, Jisung segera pergi mencari makanan tanpa meninggalkan sepatah katapun, bahwa memang benar mereka semua sama sekali belum makan sore.

Tak lama Jisung pergi, kini Tuan Choi datang bersama Nyonya Kadipta dengan berjalan terburu-buru menghampiri mereka yang menunggu di luar ruangan, namun setelah itu dokter keluar dari ruang rawat Nayara bersama para susternya.

"dok gimana keadaan anak saya?" tanya nyonya Kadipta.

"ia masih belum sadarkan diri, ia kehilangan banyak darah, untungnya ada yang mendonorkan darah untuknya jadi sekarang hanya butuh waktu untuk bisa siuman, dari koma nya" ujar dokter.

"koma?"

Tubuh Nyonya Kadipta seketika melemas mendengar putri bungsunya di nyatakan koma karena insiden kecelakaan, dengan cepat Tuan Choi menahan tubuh istrinya yang akan tumbang.

"terima kasih, saya akan temui anak saya sekarang" ucap Tuan Choi membopong Nyonya Kadipta bersama yang lain.

Choi dan Kadipta memasuki ruang rawat Nayara yang memperlihatkan banyak alat infus serta perban di tubuh Nayara. Mereka tidak kuat menahan tangisnya melihat putri bungsu kesayangannya terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit.

"ini semua berkat kelalaian Jisung, saya harus menegurnya" pekik Tuan Choi.

Kini Jisung baru saja datang dan masuk ke ruang Nayara, Tuan Choi langsung menghampirinya dengan penuh amarah di wajahnya, Nyonya Kadipta sudah melarangnya untuk tidak sekarang menegurnya tetapi amarah Tuan Choi kini sudah sangat membara.

BUGH!

Satu pukulan keras mengenai wajah tampan Jisung, dirinya tak tau apa penyebab marahnya Tuan Choi, seisi ruangan kaget mereka ingin membantu Jisung tetapi yang akan mereka hadapi adalah orang tua jadi hanya bisa diam.

"kamu yang udah buat anak saya celaka" pekik Tuan Choi.

Tuan Choi terus saja memukuli Jisung sehingga Kadipta mendorong suaminya agar berhenti memukuli sahabat Nayara itu.

"papa udah!"

Jisung berhasil terlepas dari amukan Tuan Choi, teman-temannya segera membantunya untuk berdiri termasuk Nyonya Kadipta, Choi tersadar bahwa Kadipta telah mendorongnya, Choi seperti di rasuki iblis benar-benar, tidak mengenal situasi.

"papa udah! Nayara lagi sakit, gak bagus kayak gitu, udah ayo. Jisung obati lukamu ya sayang" ucap Nyonya Kadipta sopan yang langsung membawa suaminya pergi.

"lo gak papa Jie?" ucap Yoobin

"heh codet, muka dia babak belur kayak gitu lo malah nanya gak papa? Gue colok nanti tu mata" ucap Baekseol kesal.

"elah ya sorry, udah ayo di obatin dulu."





🎓🎓🎓




Setelah pulang dari kampus, Jisung langsung menjenguk Nayara yang belum sadarkan diri sejak tiga hari yang lalu, ia menatap lekat wajah Nayara, dirinya merenung tak percaya bagaimana ia bisa lalai mengawasi Nayara yang tidak bisa menyebrangi jalan.

Jisung mengamit jemari Nayara lembut kemudian menggenggamnya, ia mencium tangan Nayara lalu memejamkan matanya sembari berdoa di dalam lubuk hatinya.

"ya tuhan,,, maafkan saya, saya telah gagal menjaganya hingga menjadi seperti ini, tolong pulihkan dia dengan cepat, saya tidak bisa melihatnya terbaring lemas di atas ranjang yang sempit seperti ini"

Di sela do'a Jisung, kini Yoobin, Baekseol, Risa dan Ryumi memasuki ruangan dengan membawa sepiring nasi dan semangkuk seafood serta segelas air putih dan segelas teh hangat, tetapi Jisung sama sekali tidak menyadari keadatangan mereka.

"Jie" sahut Risa lembut, Jisung menoleh ke arahnya dengan mata sembab.

Mereka menarik napasnya kasar melihat keadaan Jisung yang pucat, Risa menyodorkan makanan untuk Jisung tetapi Jisung tetap saja menggelengkan kepalanya tidak ingin makan dan kembali menatap Nayara.

"jangan gini Jie, lo dari kemarin belum sentuh makanan apapun, nanti lo sakit gimana?" ucap Risa khawatir.

"lo tau kan segalak apa Nayara kalo tau lo belum makan?" timpal Yoobin.

Jisung mengingat sesuatu saat Nayara memarahinya ketika dia belum menyentuh makanan apapun.

FLASHBACK ON>>

"Jie lo kenapa? Sakit perut? Mau BAB?" tanya Nayara khawatir saat melihat Jisung meremas perutnya seperti menahan sakit, tetapi Jisung tetap menggeleng dan menurunkan tangannya setelah tau Nayara menatapnya.

"jujur Jie, lo udah makan apa belum?" lanjut Nayara menekankan Jisung sembari melotot.

Jisung terdiam kemudian menggeleng pelan takut Nayara marah, benar saja, mata sipit Nayara langsung membesar kemudian Jisung di bawa oleh Nayara ke resto terdekat dan segera memesan makanan untuk Jisung.

"kenapa lo belum bilang kalo lo belum makan hah?! Nanti kalo maag lo kambuh gimana? Lo mau di rawat di rumah sakit? Lo mau di suntik? Gue sih gak mau" ucap Nayara sedikit membentak Jisung seperti memarahi anaknya, Jisung hanya tertunduk tak berani melihat Nayara.

"kalo sampe lo gak makan, lo liat lo, ga bakal ketemu gue lagi" ancam Nayara.

Tak lama makanan yang telah Nayara pesan telah datang.

"tuh makan, abisin, gue gak mau lo sakit"

Jisung mengambil sumpitnya lalu menawarkan Nayara tetapi Nayara tidak mau karena sudah makan dan itu ia pesan hanya untuk Jisung.

FLASHBACK OFF>>

Jadi sekarang, Jisung hanya takut dengan ancaman Nayara, setelah beberapa hari tak bersama Nayara, Jisung seperti kehilangan arah, makan tak teratur, tidur juga tak teratur, bahkan waktu dia untuk Gym setiap malam saja tidak berlaku lagi, yang Jisung pikirkan hanya kesembuhan Nayara.





TBC
UHUHU SORRY KITA LANJUT KE SEBELAH

VOTE AND KOMEN JUSEYO!¡

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang