( JIERA MOMENT.2 )

10 3 0
                                    

Happy Reading....

Sinar mentari sang surya kini menembus tirai putih jendela kamar, sinarnya benar-benar menyilaukan mata, sehingga membuat seorang lelaki terbangun dari bunga tidurnya.

"ahh silau banget"

Jisung mencari tempat persembunyian agar terhindar dari sinar tersebut, ia menarik selimutnya hingga menutupi Nayara juga, Jisung sama sekali belum menyadari bahwa Nayara masih dalam pelukkannya.

"eunghh"

Nayara melenguh lesu saat ada yang tak nyaman, ia membuka selimutnya dan kembalilah cahaya itu menyinari wajah Jisung.

Kejadian yang sama mereka ulangi hingga tiga kali, Jisung kesal akhirnya ia membuka selimutnya kemudian terduduk lesu mengumpulkan nyawanya, matanya masih tidak bisa menahan kantuk.

"sayang"

Nayara menggenggam tangan Jisung dengan masih sangat lesu, Jisung mencoba melirik Nayara yang masih ingin tertidur nyenyak.

"bentar sayang" ucap Jisung dengan nada berat.

Jisung bangkit dengan berjalan lunglai ke arah jendela, ia menutup semua jendela dengan tirai agar tidak ada cahaya yang masuk sedikit pun, lalu ia kembali ke ranjang memeluk Nayara dan kembali tertidur hingga siang tiba.

Waktu menunjukkan pukul 11.12 siang, mereka tertidur begitu lama hingga tubuh mereka terasa sakit karena seharian terbaring di ranjang.

Nayara mengumpulkan nyawanya terlebih dulu, sedangkan Jisung ia sudah memasuki kamar mandi sejak tadi karena ia yang lebih awal bangun di banding Nayara.

"udah bangun sayang?"

Jisung keluar dari kamar mandi dengan celana boxer hitamnya serta dengan kaos hitam yang terlihat begitu segar.

Nayara menjawabnya dengan lesu lalu menatap Jisung yang menghampirinya dengan rambut basahnya.

"mandi, bangun, udah siang, katanya kamu mau keliling kan?"

Jisung menciumi wajah Nayara, sedangkan Nayara hanya mengangguk lesu, perlahan menuruni ranjangnya, ia berjalan bergontaian seperti zombie.

Setelah selesai ritual mandi siang, Nayara melihat Jisung tidak ada di dalam kamar, ia keluar dengan kaos biru laut kepanjangan yang hanya menutupi setengah pahanya.

Terdapat Jisung yang tengah bersiap di meja makan dengan hidangan yang tercium sangat harum, Nayara menghampirinya dengan gembira lalu terduduk di kursi yang telah Jisung siapkan.

"masak apa kamu? Heummm, wangi banget, kayaknya enak banget deh ini"

"makanan kesukaan kamu lah sayang"

"kayaknya di mana tempat harus ada makanan favorit aku deh ya" goda Nayara.

Jisung terkekeh mendengar perkataan Nayara, ia membuka celemeknya lalu menarik kursinya berdekatan dengan Nayara.

"kucing kecil aku ini udah laper ya?"

Jisung mencubit hidung Nayara guna menggodanya, ia menyiapkan sarapannya dengan begitu lezat, membuat Nayara lupa akan menjaga pola makannya agar tak berlebihan.

Jisung tersenyum senang melihat kekasihnya menikmati masakkannya, hasil kerja kerasnya di dapur.

Jisung mengusap mulut Nayara yang kotor atas noda makanan, Nayara tersedak setelahnya, Jisung yang terkejut langsung memberikan minum miliknya.

"makanya makan itu pelan-pelan sayang"

Tenggorokkan Nayara terasa lega setelah meneguk segelas air mineral, kemudian ia beranjak ingin pergi tanpa bicara.

"eh mau kemana cantik?"

Jisung menarik Nayara hingga jatuh dalam pangkuannya, lalu mengunci pergerakan Nayara dengan memeluknya erat.

"aku mau ngambil buah sayang"

"abis makan jangan cuci mulut dengan buah, itu gak baik, sini aja"

"sayang..."

"gak ada"

"sayang aku ma-..."

Omongan Nayara terhenti saat Jisung mencium bibirnya agar bungkam, Nayara menatap lekat mata indah Jisung yang sayup menikmati betapa lembut bibirnya sehabis makan.

Nayara terdiam tidak membalas ciuman Jisung, Jisung tetap saja memainkan lidahnya di dalam sana, ia menggagahi rongga mulut Nayara.

Lama kelamaan Nayara jatuh dalam kenikmatannya, ia membalas lumatan Jisung yang begitu intens, semakin jauh semakin jatuh dalam pesonanya.

"mmphh"

Satu desahan keluar dari mulut jahanamnya, Jisung semakin semangat menggagahi jenjang leher Nayara kala Nayara meremas-remas rambutnya lembut.

Di saat tangan Jisung mulai turun meraba kedua payudaranya, Nayara menahan dengan tangannya.

Nayara menggelengkan kepalanya agar tidak di sentuhnya, Jisung mengerti dan mengangguk, ia mulai meraba lalu mengusap-usap paha mulus Nayara yang hanya di baluti celana yang sangat pendek.

Adegan panas itu terjadi di ruang makan dan berlangsung selama satu jam lamanya.

Jisung tidak mengambil keperawanan Nayara, tetapi ia hanya memainkan bibir serta paha Nayara saja, karena Jisung tahu bahwa mereka belum sah di mata hukum dan agama mereka.






SIAPA YANG PENASARAN SAMA NEXT PARTNYA JIERA MOMENT?

VOTE AND KOMEN JUSEYO!¡

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang