BAGIAN DELAPAN

27 6 1
                                    

"apa Jisung sudah menemukan Nayara?" ucap profesor gelisah.

Profesor hanya mondar mandir di ruangan kerjanya menunggu anak-anaknya kembali, pikirannya campur aduk rasa gundah gelisah mulai muncul di benaknya. Ia mengeluarkan ponselnya ingin menelfon Jisung, baru saja mengangkat telponnya ke arah telinga tiba-tiba Jisung datang dengan mendobrak pintu sedikit lebih keras membuat profesor terkejut langsung menatapnya.

Jisung membopong Nayara ala bridal style yg lemas dengan penuh luka perban di area kaki dan tangannya, profesor mulai panik dan langsung membawanya ke sofa memberi ruang kepada mereka untuk istirahat.

"Jisung, Nayara kenapa? Ayo duduk bawa di sini" ucap profesor yang terlihat sangat cemas.

Jisung menepuk-nepuk pipi Nayara yang terdapati pingsan, profesor membawa dua gelas air mineral serta minyak angin kepada mereka lalu menyuruh Jisung menyodorkan minyak angin di hidung Nayara.

Nayara terbangun dengan mata sayupnya mencoba melihat Jisung dan profesor dengan perlahan, kepalanya terasa sangat pusing seperti di tusuk benda tajam. Jisung menahan Nayara yg ingin tumbang kembali lalu mencengkramnya erat untuk terus menatapnya.

Nayara memeluk Jisung dengan lemas sembari berkata "lindungi aku Jie" kalimatnya membuat Jisung tertegun, kemudian segera memeluk erat Nayara di hadapan profesor yg setia mengusap-usap pucuk kepala mereka.

"kalian istirahat dulu, Jisung nanti jelaskan kepada bapak ya, bapak mau keluar sebentar"

Profesor meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan kerjanya, Jisung terus menenangkan Nayara dengan cara mengayunkan tubuhnya perlahan sembari mengusap kepalanya lembut. Kasih sayang Jisung sangat besar untuk Nayara, begitupun Nayara, dirinya merasakan kehangatan saat berada di sebelah Jisung.


🎓🎓🎓


"ARRGHH SIALAN! Sakit beg*, pelan-pelan ngapa sih!" bentak Yoobin kepada temannya yang termasuk anggota PMI.

"maap nge ini kan udah pelan"

"tau nih lebay bener, badan doang gede di obatin malah ngejerit" ucap teman sebelahnya yang sibuk dengan ponselnya.

"d*ck, diem lo!" ucap Yoobin memukul temannya.

"lebih sakit Nayara dari pada apa yang lo dapetin dari Jisung" pekik teman PMI nya yang membuat Yoobin terdiam kaku.

"lo lakuin itu ke Nayara sama aja lo nyakitin hati keluarganya, lo pengen milikin dia tapi lo seakan-akan mau dapetin dia dengan cara hancurin masa depannya, lo salah ego! Lo salah!" lanjut si anggota PMI sembari menekan-nekan luka Yoobin karena merasa geram.

"aw aw sakit asu, halah banyak bacot lo!"

Yoobin tidak terima dengan nasehat temannya melainkan dirinya pergi dari UKS, mereka berdua saling tatap lalu menggelengkan kepalanya bersamaan.

Nayara menggelengkan kepalanya ketika Jisung ingin menyuapinya makan, pandangannya masih lurus ke depan. Jisung perlahan mengamit tangan Nayara lalu menatapnya, Nayara terkejut kemudian menatapnya, mereka saling menatap tetapi tatapan Jisung sangat dalam sehingga Nayara mengerti apa yang Jisung maksud.

Nayara tertunduk dan kembali meneteskan satu butir air dari matanya lagi, Jisung segera mengangkat dagu manis Nayara lalu menyerka air matanya yang akan jatuh berikutnya. Jisung menggelengkan kepalanya mengingatkan Nayara untuk tidak menangis lagi, dia ingin melihat Nayara yang kuat, Nayara yang ceria, Nayara yang bawel, bukan yang cengeng seperti ini.

Nayara mengambil napasnya dalam lalu mengeluarkannya dengan lega, Jisung yang sudah tau situasinya langsung menyuruh Nayara untuk memakan makanan yang telah di buat olehnya.

Nayara tersenyum mengembang setelah memakan suapan dari Jisung, itu adalah makanan favoritnya, bubur ayam dengan perpaduan daging sapi yang sengaja Jisung tambahkan.

"enak Jie"

Senyum Nayara mengembang mengingat bahwa buatan Jisung memang the best, ia tau selera Nayara seperti apa.

Jisung real be like :: gue aslinya ga bisa masak😭

BRAK!

Meja kaca di ruang direktur kini terlihat retak, ia tidak terima anaknya di lecehkan seperti ini, anaknya memang nakal tetapi tidak pernah membuat kesal atau malu keluarganya, dan ini, ada yang berani melecehkan putri bungsunya.

Nyonya Kadipta Zeuvania namanya, ia adalah direktur perusahaan model vogue terbesar di dunia, tahta dan martabat keluarganya adalah nomor satu yang selalu ia utamakan dan pertahankan, mendengar putrinya mendapat perlakuan kasar dari salah satu temannya membuatnya kesal setengah mati. Meskipun ia tak menunjukkan kasih sayangnya yang amat besar bagi ke dua anaknya, tetapi ia selalu melindungi ke duanya dari masalah apapun.

Uang bukan hal yang harus terus di genggam, melainkan kehormatan serta cinta yang selalu terikat di dalam dirinya, ia bukan sembarang orang tetapi ia adalah seorang ibu yang sangat mencintai keluarganya dengan caranya sendiri, sangat sulit mendapatkan seorang ibu sepertinya.

"laporkan ke pihak berwajib!"

Nyonya Kadipta menyuruh asisten kepercayaannya untuk segera melaporkan kasus yang di alami oleh putrinya ke jalur hukum untuk perlindungan hak asasi wanita.

"baik nyonya" ucap asisten itu tertunduk lalu segera pergi meninggalkan ruangan.

Api amarah kini telah membara di matanya, kabar itu sangat cepat menyebar karena profesor yang menemukan rekaman cctv di gudang tersebut, ia sangat kesal saat anak murid kesayangannya di lecehkan, terlebih lagi ia adalah teman dekat ayah Nayara si pebisnis hebat.

"bajingan!" ucap seorang pria berjaz hitam yang duduk di sofa sembari menyipukan kakinya.





VOTE AND KOMEN JUSEYO!¡

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang