BAGIAN TUJUH

27 7 0
                                    

"argh males banget besok kuliah, pengen jalan-jalan lagi deh sama Jisung ehmm"

Nayara berbaring di ranjang king size miliknya, merasa dirinya sangat malas untuk pergi ke kampus besok dan kembali bertemu dengan Yoobin serta yang lainnya. Tetapi besok mereka harus kembali ke kampus karena besok mereka (Nayara dan Jisung) akan membuat tugas ujian bersama dengan sang profesor, karena ujian sekolah menengah sebentar lagi.

Rembulan dengan cepat berganti dengan fajar yang menunjukkan cahaya sang suryanya yang indah, Nayara terbangun dari tidurnya, segera berkemas lalu pergi ke ruang makan berisikan orang tua serta sang kakak yang menunggu dirinya.

Setelah selesai makan, Nayara ingin segera pergi menunggu Jisung yang sedang dalam perjalanan ke rumahnya, tetapi langkahnya di tahan oleh sang kakak yang membuatnya harus berhenti sejenak.

"semangat!"

Dika memberi semangat untuk Nayara sembari menepuk bahunya, orang tuanya tersenyum tipis melihat anaknya tanpa sepengetahuan mereka. Nayara tersenyum hangat kepada kakaknya lalu berpamitan dan pergi.

Nayara membuka pintu besar rumahnya, ia terkejut karena Jisung berdiri tepat di depannya yang ingin membunyikan bel, bukan hanya Nayara, Jisung juga ikut terkejut.

"eh, ya ampun ngagetin aja lo Jie"

Sedangkan si pelaku hanya bisa terkekeh menunjukkan gigi rapihnya.

"udah ayo nanti kita terlamabat" ucap Nayara dengan segera menarik tangan Jisung menuju mobilnya.

🎓🎓🎓

"ni soal kita harus buat jawaban yang beranak Jie, kalo enggak mereka gak mau mikir"

Jisung menganggukkan kepala mengiyakan perkataan Nayara yg sejak tadi ngomel-ngomel sendiri. Tak lama profesor pun datang dengan membawa tumpukkan kertas kemudian di bantu oleh Jisung untuk meletakkannya di meja.

"terima kasih Jisung, eh iya kalian sudah makan?" tanya profesor tersebut kepada Jisung dan Nayara, lalu mereka menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.

"udah ayo makan dulu, ini sudah waktunya makan siang, bapak sudah memesan makanan untuk kalian"

"bapak ini repot-repot ya Jie, tapi sebentar pak nanggung ini satu soal lagi" ucap Nayara kembali mengambil kertas soalnya.

Jisung menggenggam tangan Nayara memberitahunya untuk berhenti dan tidak membantah perintah orang tua, Nayara mengangguk lalu membereskan kertas soalnya di bantu oleh Jisung kemudian pergi bersama profesor untuk makan.

"hai Nayara!"

Nayara menoleh ke arah sumber suara yang berada di sampingnya, Nayara mendapatkan Yoobin berdiri dengan senyum nakal di wajahnya entah apa lagi yang ingin Yoobin perbuat.

"ngapain lo ke sini?!" tanya Nayara ketus, sedangkan Jisung tidak memperdulikan keberadaan Yoobin.

"gue gabung boleh?"

"ga!"

Yoobin menarik napasnya kasar, Nayara benar-benar berubah semenjak bertemu dengan Jisung dan melupakan dirinya dari ingatannya.

Yoobin bukan hanya teman dekat Nayara sejak di London, tetapi Yoobin juga adalah mantan kekasih Nayara yang paling mencintainya, tetapi hubungan mereka putus karena Yoobin ketahuan berselingkuh dan melecehkan perempuan di club malam. Sejak saat itu Nayara membenci Yoobin sampai sekarang, sedangkan Yoobin masih memiliki perasaan pada Nayara.

"Jie mau itu dong" ucap Nayara menunjuk makanan yang ada di piring milik Jisung.

Jisung membelalakkan matanya lalu menjelaskan bahwa itu adalah bekasnya dan menyuruhnya memesan yang baru, tetapi Nayara menolaknya. Jisung lebih baik mengalah dari pada mendengar ocehan panjang Nayara.

Jisung memberikan suapan manis kepada Nayara di hadapan Yoobin yang duduk di sebelah Nayara, api cemburu mulai membara di hati Yoobin sehingga ia menepis tangan Jisung yang ingin menyuapi Nayara untuk ke dua kalinya, seluruh isi kantin terdiam dengan tingkahnya.

"huh! Gapapa kan Jie?" ucap Nayara khawatir akan tangan Jisung yang di perban, Jisung menggelengkan kepalanya lalu mengambil sendoknya yang jatuh.

Nayara ingin membantu Jisung tetapi tangannya segera di tarik Yoobin lalu mencengkram bahu Nayara kuat-kuat membuat Nayara merasa kesakitan akan perilakunya.

"lepasin!"

"lo harus ikut gue!"

"Jisung ikutin!" teriak Nayara memerintahkan Jisung untuk mengikuti Yoobin yang membawa Nayara dari belakang.

Jisung yang mendengar itu buru-buru bangkit dari kursinya kemudian meninggalkan kantin mengejar Yoobin untuk menghajarnya.

KRINGG KRINGG

Tiba-tiba ponsel Nayara yang berada di nakas berbunyi, Yoobin segera mengambilnya, ternyata pak profesor yang menelfonnya. Yoobin bergumam sedikit menyebutkan nama pak profesor lalu Nayara mendengarnya.

"BAWA SINI HP GUE YOOBIN!"

Nayara berteriak membuat Yoobin mematikan daya ponselnya lalu meletakkannya kembali di nakas, Yoobin menghampiri Nayara yang ia ikat di ranjang lalu membuka kancing bajunya perlahan.

"YOOBIN LEPASIN! JISUNMMHMMM"

Belum berhenti bicara tetapi Yoobin langsung melumat bibirnya kasar membuatnya kesusahan bernapas, Nayara terus memberontak dari ikatan di tangan dan kakinya yang di ikat dari ujung ke ujung.

"lo di mana sih Nay kenapa gak angkat telpon gue?!" batin Jisung yang sangat khawatir akan hilangnya Nayara.

KRING KRINGG

Di tengah perjalanan kini ponsel Jisung tiba-tiba berdering, ia berharap itu Nayara tetapi nihil, itu adalah profesor yang menelponnya. Bagaimana menjawabnya? Sedangkan Jisung saja tidak bisa berbicara, ya tentu saja dengan panggilan video.

Jisung menjelaskan mengenai bahasa isyaratnya bahwasannya Nayara tidak bersamaanya melainkan pergi di culik Yoobin, profesor yang mengerti bahasa Jisung langsung mengernyitkan pelipisnya tak percaya lalu suruh Jisung untuk mencari Nayara, jika profesor ikut mencari pasti sudah tidak sanggup berjalan begitu jauh itu di sebabkan oleh faktor umur.

Jisung mengangguk lalu mematikan ponselnya dan kembali mencari Nayara yang hilang entah ke mana. Jisung menyusuri setiap lorong dan gudang, tetapi ia tidak menemukan tanda-tanda Nayara, tiba-tiba ia mengingat sesuatu.

"gudang di atap, gue belum ke sana, oke let's go Jisung temuin calon lo" (oops! calon?)

Jisung bergegas berlari memasuki lift yang menuju lantai teratas kemudian menaiki anak tangga menuju atap, setelah keluar, Jisung mendapati pintu gudang yang tertutup lalu menghampirinya, tetapi pintu itu di gembok yang berarti tidak ada orang yang masuk ke sini, dirinya mulai putus asa.

Setelah berbalik badan, Jisung mendengar suara benda jatuh di dalam gudang, tidak mungkin ada tikus pikirnya. Jisung menggunakan nalurinya untuk menemukan Nayara di dalam sana dengan secepatnya.

Jisung mencari celah di setiap sudut luar gudang, akhirnya ia menemukan pintu belakang yang tidak terkunci, dengan cepat ia berlari memasuki gudang, Jisung melihat pemandangan yang membuat hatinya merasa sangat sakit.

BUGH!

Satu pukulan keras mendarat tepat di wajah seorang pria tampan yang sedang asik bermain di bibir indah seorang wanita sexy yang tak lain adalah Nayara. Jisung memukuli Yoobin hingga babak belur, menyebabkan darah yang terus bercucuran di area lukanya.

Nayara melihat sekelilingnya, ia menemukan pecahan botol lalu mencoba mengambilnya, tetapi tangannya tidak bisa menggapai beling itu karena letaknya jauh, ia menatap Jisung yang setia memukuli Yoobin dengan amarahnya hingga Yoobin tak sadarkan diri.

Jisung menghampiri Nayara lalu melepaskan ikatan di tangan serta kakinya kemudian memeluk Nayara sangat erat. Nayara menangis tersendu di pelukan Jisung, Jisung segera membantu Nayara untuk kembali mengenakan pakaiannya yang telah di buka paksa oleh Yoobin.



VOTE AND KOMEN JUSEYO!¡

BISU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang