Allooo kembali lagii, sorry ya jarang up karena pekerjaan yang menghambat evaluasi ceritaku, yuk di lanjut biar tau keadaan Nayara selanjutnya...
HAPPY READING!....
Tuan Choi terduduk melamun di kursi kerjanya menatap jalanan kota yang ramai kendaraan lalu lalang dengan melihat dari dinding kaca berukurang raksasa, ia memikirkan harus berkata apa kepada Jisung yang telah mendonorkan darah langkanya kepada putri bungsunya.
CEKREK!
Nyonya Kadipta memasuki ruangan suaminya yang tengah melamun begitu jauh sehingga tidak sadar akan kedatangan istrinya. Kadipta meletakkan tangannya di pundak Choi lalu duduk di hadapannya sembari menggenggam erat tangan suaminya.
"minta maaf sama Jisung,, dia calon menantu kita, dia baru melakukan kesalahan sekali bukan berkali-kali"
"setiap orang wajar memiliki kesalahan, karena mereka bukan robot yang selalu benar melakukan apapun dengan baik, bahkan robot aja bisa salah" lanjut Kadipta.
Tuan Choi menatap mata istrinya lesuh, penuh penyesalan di dalam matanya, ia menatap jemarinya yang biru akibat sehabis menghajar Jisung empat hari yang lalu. Choi menghela napasnya sangat kasar.
"Jisung benar-benar rapuh saat ini" ucap Kadipta yang berada di belakang Choi sembari menatap Jisung yang tertidur di sebelah ranjang Nayara.
Choi menghampiri Jisung kemudian mengusap rambutnya halus, ini belum saatnya berbicara pada Jisung yang kelelahan atas tugasnya di kampus.
"putri kecil kita belum sadarkan diri setelah lima hari lamanya dia terbaring di atas ranjang yang sempit, sedangkan si pendamping selalu mengharapkan Nayara sadarkan diri" ucap Kadipta bicara pada Choi yang terus menatap mereka berdua.
Dokter memasuki ruangan rawat ingin memeriksa keadaan pasien, setelah melihat Jisung ia langsung memberitahu orang tua Nayara bahwa Jisung selalu datang ke sini untuk menjenguk serta menemani Nayara. Sehabis berbicara, sang dokter pergi setelah mendapat isyarat dari Kadipta.
🎓🎓🎓
Jisung menatap wajah Nayara yang sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran, Jisung saat ini sama seperti biasanya, tidak menyentuh makanan apapun sebelum di rayu untuk kesembuhan Nayara, dirinya juga tidak pernah lupa pergi ke gereja setiap harinya untuk mendo'a kan kesembuhan Nayara.
JISUNG POV>>
"Nay lo tau gak sih? Gue sayang banget sama lo, cuma lo satu-satunya cewek yang bikin gue nyaman, ya walaupun lo itu ngeselin."
Itu yang selalu gue ucapin sama Nayara saat dia gak sadar gue liatin diam-diam, dia ini orangnya random banget, gak moodyan, gak baperan, best banget.
Waktu gue tau dan ngeliat pake mata kepala gue sendiri dia kecelakaan, otak gue udah berkecamuk dan langsung teriak dengan gak sengaja akhirnya suara gue kembali normal, gue lemes kayak gak punya tulang kaki, gimana gak lemes coba? Kalo orang yang kita sayang terluka tepat di depan mata, itu rasanya sakit banget.
Keadaan dia waktu itu krisis, kehidupannya di ambang kematian, kalo gue gak donorin darah gue cepet-cepet udah gak tau lagi gimana kedepannya.
Gue duduk di sebelah Nayara sambil mainin jarinya yang putih imut, kukunya patah saat dia kecelakaan ini semacam di pedicure gitu jadi cantik di liatnya, ya walaupun patah. Gue gak sadar kalo gue terus-terusan ciumin tangan dia, karna wangi parfumnya yang tahan lama dan soft juga.
Gue gak bisa kalo lama-lama liat dia di sini, gue gak tega, gue kasihan. Nayara yang selalu gak mau di rawat di rumah sakit, kini sekarang di rawat inap di rumah yang dia gak suka dan menurut dia sangat asing, yang sabar ya Nay, gue bakal bawa lo pulang secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BISU [On Going]
FanfictionMerasa lelah akan kehidupannya yang penuh akan hinaan serta cacian dari orang sekitar yang sama sekali tidak mengerti dirinya, tetapi orang tuanya selalu menyayangi serta mencintanya walaupun Jisung memiliki kekurangan. Saat wanita cantik datang da...